Setoran Dividen Pertamina Akan Dikurangi

Selasa, 09 Desember 2014 - 10:57 WIB
Setoran Dividen Pertamina Akan Dikurangi
Setoran Dividen Pertamina Akan Dikurangi
A A A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengkaji pengurangan setoran dividen PT Pertamina (Persero) kepada negara pada tahun depan. Hal ini agar perseroan dapat mengembangkan bisnis hingga menjadi perusahaan minyak dan gas (migas) berskala global.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, untuk menjadi pemain global, Pertamina membutuhkan investasi atau modal yang besar agar bisa mengembangkan usahanya. Pertamina diinstruksikan untuk melakukan pengembangan bisnis energi di sektor hulu maupun hilir.

Menurut Rini, pengembangan bisnis yang dimaksud di antaranya adalah pembangunan kilang dan mengelola ladangladang minyak yang kontrak karya segera habis. Rini menilai, pengembangan bisnis tersebut membutuhkan modal besar. “Kalau dividennya diambil terus, maka modalnya tidak bertambah. Jadi kalau dividen lebih sedikit, otomatis keuntungannya masuk dan menjadi bagian modal,” kata Rini kepada sejumlah media di Jakarta kemarin.

Sementara, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, perusahaan migas pelat merah itu diarahkan untuk menjadi perusahaan yang bisa menjaga kedaulatan energi nasional. Untuk itu, Pertamina memiliki berbagai macam strategi, salah satunya mengembangkan sektor hulu. Pasalnya, selama ini Pertamina hanya fokus untuk mengembangkan sektor hilir. Dwi menjelaskan, langkahlangkah untuk mengembangkan sektor hulu adalah mengambil alih ladang-ladang minyak yang masa kontraknya akan habis seperti Blok Mahakam dan Blok Cepu.

Kemudian, meningkatkan kapasitas kilang yang sudah ada dan meningkatkan infrastruktur di sektor ritel. “Investasi yang kita butuhkan memang sangat besar. Untuk kilang saja, kita butuh investasi sekitar USD25 miliar. Kalau kas cukup, ya kita manfaatkan. Kalau tidak, kita cari kemitraan,” ungkap Dwi.

Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman menyebutkan, Pertamina merupakan perusahaan yang memberikan kontribusi paling besar dalam memberikan dividen kepada pemerintah, yaknisekitar30% dari laba bersih. Dengan adanya kebijakan tersebut, memberikan sedikit ruang gerak bagi Pertamina untuk melakukan investasi.

“Setiap tahun kita menyetor dividen sebanyak USD3 miliar. Kita kontributor utama kepada negara. Kami mengkaji belanja modal tahun depan sekitar USD5 miliar,” papar Arif. Sementara, demi merealisasikan program-program Pertamina menjadi pemain global di industri energi, Dwi Soetjipto selaku Dirut Pertamina mengajukan tiga direksi lagi kepada Kementerian BUMN.

Dengan penambahan ini, jumlah direksi Pertamina saat ini sebanyak tujuh direksi termasuk Dwi sebagai dirut. Ketiga direksi tersebut adalah Rachmad Hardadi, selaku Direktur Pengolahan; Dwi Wahyu Daryoto (Direktur Sumber Daya Manusia); dan Syamsu Alam (Direktur Hulu). Dwi menuturkan, nama-nama tersebut merupakan usulan dari dirinya yang kemudian diserahkan Kementerian BUMN untuk dilakukan penilaian.

“Jumlah direksi yang sekarang ini sudah ideal untuk menjalankan program-program Pertamina. Saya rasa Pertamina tidak berencana untuk menambah jumlah direksi lagi,” tutur Dwi. Penyegaran kepemimpinan korporasi merupakan hal yang wajar dan perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan tantangan ke depan.

Sebelumnya direksi Pertamina berjumlah sembilan orang, termasuk dirut. Pengurangan jumlah direksi ini merupakan bagian dari upaya efisiensi dan perbaikan tata kelola di tubuh Pertamina.

Heru febrianto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7387 seconds (0.1#10.140)