BI: Ekonomi RI Tahun Depan Dipengaruhi China
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D. W. Martowardojo menyatakan bahwa ekonomi Indonesia masih akan dipengaruhi pertumbuhan ekonomi China pada tahun depan.
Menurut dia, jika pertumbuhan ekonomi China mengalami perlambatan, maka akan sangat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang, seperti Indonesia.
"Kalau China turun 1% Indonesia juga turun 0,6% pertumbuhannya. Sekarang pertumbuhan ekonomi China hanya 7%-7,5%," kata dia dalam acara Rapimnas Kadin di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (9/12/2014).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun depan diperkirakan masih di batas bawah. Pada tahun ini diperkirakan pada kisaran 3,3%, dan 3,6% untuk tahun depan.
"Tentunya hal tersebut memberi kecemasan tersendiri bagi Indonesia yang secara tidak langsung juga akan terkena dampaknya," ujarnya.
Menurut mantan menteri keuangan (menkeu) tersebut, perekonomian global hingga kini masih belum menunjukkan kepastian. Hal ini tidak terlepas masih terus terkoreksinya pertumbuhan ekonomi negara maju maupun negara berkembang.
"Tadinya kita pikir pertumbuhan ekonomi dunia bisa sampai 4%. Tapi di 2013 hanya 3,3%, lalu 2014 juga diperkirakan segitu, untuk di 2015 di angka 3,6%. Kalau pertumbuhan ekonomi dunia masih di bawah 4%, itu artinya masih lesu," jelasnya.
Dia menuturkan, perbaikan ekonomi di negara-negara maju dan Eropa masih terbilang lambat.
"Perbaikan yang konkret di Amerika Serikat dan Inggris. Yang lainnya lesu, Eropa juga ikut lesu, Jepang bahkan masuk resesi, China pertumbuhan ekonominya juga masih lemah," tutur dia.
Menurut dia, jika pertumbuhan ekonomi China mengalami perlambatan, maka akan sangat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang, seperti Indonesia.
"Kalau China turun 1% Indonesia juga turun 0,6% pertumbuhannya. Sekarang pertumbuhan ekonomi China hanya 7%-7,5%," kata dia dalam acara Rapimnas Kadin di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (9/12/2014).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun depan diperkirakan masih di batas bawah. Pada tahun ini diperkirakan pada kisaran 3,3%, dan 3,6% untuk tahun depan.
"Tentunya hal tersebut memberi kecemasan tersendiri bagi Indonesia yang secara tidak langsung juga akan terkena dampaknya," ujarnya.
Menurut mantan menteri keuangan (menkeu) tersebut, perekonomian global hingga kini masih belum menunjukkan kepastian. Hal ini tidak terlepas masih terus terkoreksinya pertumbuhan ekonomi negara maju maupun negara berkembang.
"Tadinya kita pikir pertumbuhan ekonomi dunia bisa sampai 4%. Tapi di 2013 hanya 3,3%, lalu 2014 juga diperkirakan segitu, untuk di 2015 di angka 3,6%. Kalau pertumbuhan ekonomi dunia masih di bawah 4%, itu artinya masih lesu," jelasnya.
Dia menuturkan, perbaikan ekonomi di negara-negara maju dan Eropa masih terbilang lambat.
"Perbaikan yang konkret di Amerika Serikat dan Inggris. Yang lainnya lesu, Eropa juga ikut lesu, Jepang bahkan masuk resesi, China pertumbuhan ekonominya juga masih lemah," tutur dia.
(rna)