Pemerintah Permudah Pendirian Pabrik Kakao

Rabu, 10 Desember 2014 - 18:20 WIB
Pemerintah Permudah Pendirian Pabrik Kakao
Pemerintah Permudah Pendirian Pabrik Kakao
A A A
GRESIK - Pemerintah memberikan kemudahan bagi investor kakao yang masuk ke Indonesia, karena keberadaan perusahaan kakao bisa mendongkrak pendapatan daerah dan menciptakan tenaga kerja lebih banyak.

Perlakukan khusus yang diberikan pemerintah yaitu pembebasan bea masuk atas pengimporan mesin, barang dan bahan, bea keluar biji kakao dalam rangka menjamin pasokan bahan baku biji kakao di dalam negeri.

Termasuk, pengurangan pajak penghasilan (PPh) bagi investasi baru maupun perluasan dibidang industri pengolahan kakao dan fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang usaha dan daerah tertentu.

Selain itu, pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan dengan persyaratan industri pioner yang akan menanamkan modal sebesar Rp1 triliun serta berproduksi secara maksimal.

"Kami sudah tetapkan, minimal investasi Rp1 triliun mendapatkan perlakukan khusus. Saya yakin aturan ini mendorong investor untuk masuk ke Indonesia," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat pembukaan PT Cargill Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Rabu (10/12/2014).

Menurutnya, ketentuan yang dibuat diyakini akan memberikan dampak signifikan dalam mendorong perkembangan industri pengolahan kakao di tanah air.

Salah satu bukti imbas aturan ini, masuknya beberapa investor dibidaang industri pengolahan kakao, seperti PT Cargill Indonesia yang memutuskan berinvestasi di Gresik dengan menggunakan 70.000 MT (metrik ton) biji kakao untuk memproduksi cocoa liquor, cocoa butter dan cocoa powder dengan nilai investasi USD100 juta.

Dia mengatakan, dengan adanya investasi ini, maka perusahaan ini membutuhkan ketersediaan bahan baku. Untuk itu, Saleh meminta supaya persiapan pengembangan hilirisasi di daerah dimatangkan.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan bahan baku industri pengolaan kakao tanah air.

"Program Gernas Kakao bisa dilanjutkan kembali. Karena keberadaan investor kakao seperti PT Cargill bisa mendorong diversifikasi produk olahan kakao yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, serta bisa meningkatkan konsumsi cokelat di Indonesia," terang Saleh.

Presiden Cargill Cocoa and Chocolate Business di Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Asia Jos de Loor mengatakan, pihaknya telah meresmikan fasilitas pemrosesan kakao di Gresik.

Pabrik pemrosesan kakao pertama di Asia ini memiliki kapasitas sebesar 70.000 metrik ton yang akan menghasilkan berbagai produk yang disesuaikan dengan pasar Asia.

"Kami juga akan mensuplai pasar Asia, pabrik ini yang pertama di Indonesia," ungkapnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1239 seconds (0.1#10.140)