CMNP Siap Terbitkan Surat Utang Rp3 Triliun Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) berencana menerbitkan suat utang sebesar Rp3 triliun. Dana dari penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk penyelesaian tiga proyek jalan unggulan perseroan yakni pelebaran ruas Jakarta Intra Urban Tollroad (JIUT), pembangunan ruas tol Depok-Antasari, serta tol Bojong Gede-Yasmin-Ciawi.
Direktur Keuangan CMNP Indrawan Sumantri mengatakan, penerbitan surat utang tersebut akan direalisasikan akhir semester I/2015. Jika tidak, akan mengganggu rencana kerja perseroan pada masa mendatang. “Sekarang masih dikaji apakah yang akan diterbitkan global bond atau obligasi,” kata dia saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Indrawan menjelaskan, perseroan masih menimbang keuntungan dan kerugian jika menerbitkan salah satu di antaranya sebab sangat terkait nilai yang harus dibayar perseroan mendatang.
Jika sudah ditetapkan, barulah perseroan akan memilih beberapa perusahaan efek sebagai penjamin emisi. Tahun depan pelebaran ruas tol JIUT diperkirakan menelan biaya Rp3,6 triliun. Pengerjaan konstruksi tol Depok-Antasari butuh Rp3,2 triliun dan untuk ruas tol Bojong Gede-Yasmin-Ciawi masih dalam proses pembebasan lahan. Sebagian dari kekurangan kebutuhan dana akan dipenuhi dari internal perusahaan.
Pilihan penerbitan surat utang baru dianggap paling realistis bagi perseroan dibandingkan menerbitkan saham baru. Posisi rasio ekuitas dan utang perusahaan (debt to equity ratio) masih di bawah 50%. Padahal, batas maksimal DER perseroan adalah dua kali lebih besar dari ekuitas. “Jadi kami lebih memprioritaskan menerbitkan surat utang baru daripada rights issue,” ungkapnya.
Indrawan menjelaskan, dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi akan dijadikan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2015. Tahun depan perseroan menganggarkan capex sebesar Rp4,98 triliun. Selain untuk tiga proyek unggulan tersebut, dana itu juga akan digunakan untuk menyuntikkan modal ke sejumlah anak usaha seperti PT Girder Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, pada tahun-tahun terakhir penambahan ruas jalan telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Pemerintah pun berkeinginan mempercepat pembangunan jalan tol untuk mewujudkan sistem transportasi yang efisien dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Melihat peluang tersebut, Kiswoyo menilai prospek usaha perusahaan pengelola jalan tol di Indonesia akan sangat cerah dan menjanjikan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Namun, percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol juga perlu dukungan regulasi yang kondusif dari pemerintah, terutama yang terkait pembebasan lahan.
Hermansah
Direktur Keuangan CMNP Indrawan Sumantri mengatakan, penerbitan surat utang tersebut akan direalisasikan akhir semester I/2015. Jika tidak, akan mengganggu rencana kerja perseroan pada masa mendatang. “Sekarang masih dikaji apakah yang akan diterbitkan global bond atau obligasi,” kata dia saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Indrawan menjelaskan, perseroan masih menimbang keuntungan dan kerugian jika menerbitkan salah satu di antaranya sebab sangat terkait nilai yang harus dibayar perseroan mendatang.
Jika sudah ditetapkan, barulah perseroan akan memilih beberapa perusahaan efek sebagai penjamin emisi. Tahun depan pelebaran ruas tol JIUT diperkirakan menelan biaya Rp3,6 triliun. Pengerjaan konstruksi tol Depok-Antasari butuh Rp3,2 triliun dan untuk ruas tol Bojong Gede-Yasmin-Ciawi masih dalam proses pembebasan lahan. Sebagian dari kekurangan kebutuhan dana akan dipenuhi dari internal perusahaan.
Pilihan penerbitan surat utang baru dianggap paling realistis bagi perseroan dibandingkan menerbitkan saham baru. Posisi rasio ekuitas dan utang perusahaan (debt to equity ratio) masih di bawah 50%. Padahal, batas maksimal DER perseroan adalah dua kali lebih besar dari ekuitas. “Jadi kami lebih memprioritaskan menerbitkan surat utang baru daripada rights issue,” ungkapnya.
Indrawan menjelaskan, dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi akan dijadikan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2015. Tahun depan perseroan menganggarkan capex sebesar Rp4,98 triliun. Selain untuk tiga proyek unggulan tersebut, dana itu juga akan digunakan untuk menyuntikkan modal ke sejumlah anak usaha seperti PT Girder Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, pada tahun-tahun terakhir penambahan ruas jalan telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Pemerintah pun berkeinginan mempercepat pembangunan jalan tol untuk mewujudkan sistem transportasi yang efisien dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Melihat peluang tersebut, Kiswoyo menilai prospek usaha perusahaan pengelola jalan tol di Indonesia akan sangat cerah dan menjanjikan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Namun, percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol juga perlu dukungan regulasi yang kondusif dari pemerintah, terutama yang terkait pembebasan lahan.
Hermansah
(bbg)