Produk Bank Syariah Dituntut Inovatif

Senin, 15 Desember 2014 - 10:44 WIB
Produk Bank Syariah...
Produk Bank Syariah Dituntut Inovatif
A A A
JAKARTA - Perbankan syariah dituntut menciptakan produk yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga perbankan syariah dapat merespons prospek industri yang semakin berkembang.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengakui pertumbuhan bank syariah pada 2014 cenderung menghadapi kendala.

Seperti tahun pemilihan umum (pemilu), dampak kebijakan lanjutan Federal Reserve untuk memulihkan pereko-nomian Amerika termasuk pergerakan harga minyak dan sejumlah komoditas internasional. Namun, dia berkeyakinan industri perbankan syariah di tahun depan akan lebih baik daripada tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari berbagai langkah dan strategi yang banyak dilakukan pada 2014 sehingga diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi industri perbankan syariah.

”Pertumbuhannya tentu saja terjadi karena banyak penyehatan-penyehatan yang sekarang banyak dilakukan bank syariah,” ucap dia seusai acara Natal Pasar Modal di Jakarta akhir pekan lalu. Dia menjelaskan, agar perbankan syariah bisa lebih cepat tumbuh dan berkembang di Tanah Air, sosialisasi terhadap produk-produknya harus lebih digencarkan ke masyarakat luas.

Dengan begitu, akan semakin banyak masyarakat yang mengakses bank syariah sehingga industri keuangan syariah bisa tumbuh. ”Untuk mengoptimalkan pertumbuhan bank syariah. Salah satu kuncinya adalah mendekatkan masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah yang lebih kreatif dan inovatif,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, OJK akan meminta bank syariah meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) untuk memperkuat kesehatan permodalan, di mana batas minimum permodalan bank syariah akan menjadi sebesar 10% dari saat ini 8%. Hal ini akan dituangkan dalam revisi ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPPM) bank syariah pada PBI Nomor 7/13 Tahun 2005.

Dengan begitu, KPMM bank syariah akan mengikuti standar perhitungan permodalan dari Islamic Financial Service Board (IFSB). Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Agustianto Mingka optimistis perkembangan bank syariah tahun depan akan lebih baik lagi, karena ada usaha-usaha dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan atmosfer yang lebih baik guna menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.

Sejumlah bank syariah juga telah meningkatkan modal kerjanya. Misalkan saja BNI Syariah yang induknya meningkatkan modal sebesar Rp500 miliar, serta membenahi kualitas sumber daya manusia dan perangkat teknologi yang dipergunakan. ”Saya optimistis pertumbuhan bank syariah di tahun depan bisa lebih dari 20%,” ucap dia.

Kepala Unit Usaha Syariah OCBC NISP Koko T Rachmadi mengatakan, perseroan optimistis dapat mencapai pertumbuhan sebesar 30% di tahun depan. Target ini disebutnya merata untuk pembiayaan maupun laba bersih.

Untuk mencapai target ini, pihaknya akan fokuskan diri bermain di segmen konsumer dan ritel. Untuk itu, target perluasan cabang dan konsolidasi dengan induk akan menjadi strategi utama. Setidaknya penambahan dua cabang lagi akan diwujudkan di tahun depan.

”Tahun ini sudah tambah dua cabang baru dan di tahun depan tambah dua lagi, sehingga totalnya ada akan menjadi 10 cabang. Kami akan kembangkan di Pontianak dan Batam. Kami perkirakan prospeknya bagus di sana,” ujar Koko saat dihubungi kemarin.

Hermansah/ Hafid fuad
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7959 seconds (0.1#10.140)