BTN Diminta Bangun Rumah untuk Buruh
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) diminta pemerintah untuk menyediakan perumahan bagi buruh di kawasan industri. Diharapkan, langkah tersebut menjadi penggerak bagi BTN menyediakan rumah bagi masyarakat secara nasional.
Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat bertemu dirinya di Istana Wapres pekan lalu.
”Konsepnya akan dibicarakan lebih lanjut dengan tim wapres. Jadi, pemerintah akan lebih fokus bagaimana membiayai rumah-rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini lebih besar lagi,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, pemerintah akan memberikan BTN peran sentral dalam pelaksanaan program perumahan nasional yang bagi rakyat di Indonesia. Bank BTN pun akan menyusun strategi bagaimana program rumah bagi masyarakat menengah ke bawah dapat terealisasi dengan cepat. ”Kami siap untuk menjadi motor dalam menggerakkan program rumah bagi masyarakat. Ini adalah program pemerintah dan menjadi tugas mulia bagi kami untuk merealisasikannya,” tegasnya.
Maryono menegaskan, BTN siap mendukung program perumahan pemerintah berapa pun jumlahnya dan dimana pun tempatnya. Dukungan pembiayaan pembangunan perumahan itu melalui skip KPR yang disiapkan khusus bagi MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Seperti diketahui, Indonesia masih menghadapi problematika besar dalam mengatasi masalah backlog perumahan dalam negeri.
Hingga saat ini diperkirakan, sebanyak 15 juta lebih unit rumah yang masih harus diadakan oleh pemerintah. Maka, diperlukan peran serta banyak pihak untuk mengatasi problematika masalah perumahan ini. Pemerintah, pengembang, maupun perbankan perlu menyatukan visi dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat.
”Backlog masalah penyediaan perumahan di Indonesia akan terus bertambah jika tidak ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut, tegasnya. BTN, lanjut dia, akan tetap fokus pada bisnis pembiayaan perumahan. Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 24%.
Sedangkan untuk segmen KPR subsidi, peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95% dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013. Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan, untuk menjadikan BTN sebagai motor penggerak perumahan nasional, pemerintah harus menjadikan BTN sebagai bank fokus perumahan.
Sehingga, ada dukungan nyata dari pemerintah untuk membuat BTN lebih besar lagi menjadi bank perumahan. ”Harus ada keputusan Presiden yang membuat BTN menjadi bank fokus perumahan,” jelasnya.
Menurut Ali, dengan komitmen BTN selama ini, diyakini perseroan mampu menyediakan rumah bagi rakyat khususnya menengah ke bawah. Namun, BTN juga bisa harus memberikan bunga kredit yang murah kepada masyarakat. Selama ini, BTN masih kesulitan menyediakan danadana jangka panjang untuk memenuhi ekspansi kredit rumahnya.
Sehingga, dana yang mereka dapatkan banyak dana mahal atau deposito. ”Ini yang menjadi PR bagi BTN agar mencari dana jangka panjang yang murah agar bunga kredit juga murah,” katanya.
Rakhmat baihaqi
Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat bertemu dirinya di Istana Wapres pekan lalu.
”Konsepnya akan dibicarakan lebih lanjut dengan tim wapres. Jadi, pemerintah akan lebih fokus bagaimana membiayai rumah-rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini lebih besar lagi,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, pemerintah akan memberikan BTN peran sentral dalam pelaksanaan program perumahan nasional yang bagi rakyat di Indonesia. Bank BTN pun akan menyusun strategi bagaimana program rumah bagi masyarakat menengah ke bawah dapat terealisasi dengan cepat. ”Kami siap untuk menjadi motor dalam menggerakkan program rumah bagi masyarakat. Ini adalah program pemerintah dan menjadi tugas mulia bagi kami untuk merealisasikannya,” tegasnya.
Maryono menegaskan, BTN siap mendukung program perumahan pemerintah berapa pun jumlahnya dan dimana pun tempatnya. Dukungan pembiayaan pembangunan perumahan itu melalui skip KPR yang disiapkan khusus bagi MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Seperti diketahui, Indonesia masih menghadapi problematika besar dalam mengatasi masalah backlog perumahan dalam negeri.
Hingga saat ini diperkirakan, sebanyak 15 juta lebih unit rumah yang masih harus diadakan oleh pemerintah. Maka, diperlukan peran serta banyak pihak untuk mengatasi problematika masalah perumahan ini. Pemerintah, pengembang, maupun perbankan perlu menyatukan visi dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat.
”Backlog masalah penyediaan perumahan di Indonesia akan terus bertambah jika tidak ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut, tegasnya. BTN, lanjut dia, akan tetap fokus pada bisnis pembiayaan perumahan. Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 24%.
Sedangkan untuk segmen KPR subsidi, peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95% dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013. Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan, untuk menjadikan BTN sebagai motor penggerak perumahan nasional, pemerintah harus menjadikan BTN sebagai bank fokus perumahan.
Sehingga, ada dukungan nyata dari pemerintah untuk membuat BTN lebih besar lagi menjadi bank perumahan. ”Harus ada keputusan Presiden yang membuat BTN menjadi bank fokus perumahan,” jelasnya.
Menurut Ali, dengan komitmen BTN selama ini, diyakini perseroan mampu menyediakan rumah bagi rakyat khususnya menengah ke bawah. Namun, BTN juga bisa harus memberikan bunga kredit yang murah kepada masyarakat. Selama ini, BTN masih kesulitan menyediakan danadana jangka panjang untuk memenuhi ekspansi kredit rumahnya.
Sehingga, dana yang mereka dapatkan banyak dana mahal atau deposito. ”Ini yang menjadi PR bagi BTN agar mencari dana jangka panjang yang murah agar bunga kredit juga murah,” katanya.
Rakhmat baihaqi
(ars)