IHSG Lebih Baik Dibanding Bursa Negara Lain
A
A
A
JAKARTA - Kepala Riset Mandiri Sekuritas John Rachmat mengatakan, performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih relatif lebih baik dibanding bursa negara lain.
Menurutnya, hingga pekan kedua bulan ini pasar global marak terkena sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Namun, IHSG dinilai lebih baik, bahkan dibanding indeks Dow Jones yang melemah 5%.
"IHSG hanya melemah 3% ke 5.026 dari 5.188, dibanding indeks SET Thailand (-8,5 persen), indeks Nikkei Jepang (-6,5 persen), indeks FTSE Inggris (-6,1 persen), indeks Hang Seng Tiongkok (-5,5 persen)," kata da di Bursa Efek Indonsia (BEI), Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Sementara, indeks S&P 500 melemah 4,9%, indeks KLCI Malaysia turun 4,3%, serta indeks Kospi Korea Selatan turun 4,2%.
Dia menjelaskan, IHSG diprediksi akan terimbas sementara waktu selama dua bulan jika bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga dari 0,25% menjadi 1,125% tahun depan.
"Akan sangat buruk pengaruhnya terhadap pasar, tapi hanya sementara waktu paling lama dua bulan, karena sebenarnya kenaikan suku bunga The Fed ini tidak berpengaruh apa-apa terhadap kinerja fundamental pasar, murni sentimen saja," jelas John.
Untuk diketahui, pada kamis malam (18/12/2014) waktu AS atau Jumat dini hari waktu Indonesia, The Fed akan mengadakan pertemuan terkait rencana kebijakan suku bunga ke depan, sebelum pertemuan selanjutnya yang dijadwalkan pada awal Maret 2015.
(Baca: Asia Mayoritas Positif, IHSG Menguat ke 5.035,65)
Menurutnya, hingga pekan kedua bulan ini pasar global marak terkena sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Namun, IHSG dinilai lebih baik, bahkan dibanding indeks Dow Jones yang melemah 5%.
"IHSG hanya melemah 3% ke 5.026 dari 5.188, dibanding indeks SET Thailand (-8,5 persen), indeks Nikkei Jepang (-6,5 persen), indeks FTSE Inggris (-6,1 persen), indeks Hang Seng Tiongkok (-5,5 persen)," kata da di Bursa Efek Indonsia (BEI), Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Sementara, indeks S&P 500 melemah 4,9%, indeks KLCI Malaysia turun 4,3%, serta indeks Kospi Korea Selatan turun 4,2%.
Dia menjelaskan, IHSG diprediksi akan terimbas sementara waktu selama dua bulan jika bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga dari 0,25% menjadi 1,125% tahun depan.
"Akan sangat buruk pengaruhnya terhadap pasar, tapi hanya sementara waktu paling lama dua bulan, karena sebenarnya kenaikan suku bunga The Fed ini tidak berpengaruh apa-apa terhadap kinerja fundamental pasar, murni sentimen saja," jelas John.
Untuk diketahui, pada kamis malam (18/12/2014) waktu AS atau Jumat dini hari waktu Indonesia, The Fed akan mengadakan pertemuan terkait rencana kebijakan suku bunga ke depan, sebelum pertemuan selanjutnya yang dijadwalkan pada awal Maret 2015.
(Baca: Asia Mayoritas Positif, IHSG Menguat ke 5.035,65)
(izz)