Pemerintah Akan Sinergikan Riset dan Bisnis
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan mulai aktif mensinergikan riset dengan bisnis. Sebab, dunia industri masih belum memakai penelitian yang hingga kini sudah ada 11.000 riset.
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mengatakan, ada satu media yang bisa mempertemukan riset dan bisnis dengan pemerintah sebagai fasilitator. Publikasi riset-riset selama ini sudah bagus namun yang menjadi masalah adalah pemanfaatannya.
"Riset yang dilakukan diharapkan dapat memperbaiki sektor yang sudah ada, misalnya riset di bidang kesehatan," ujarnya usai Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa, Jumat (19/12/2014).
Dia menjelaskan, ada dua macam riset dalam bentuk teknologi dan inovasi. Jika dalam tahap inovasi maka bisa dihilirkan.
Nasir mencontohkan adanya penelitian mengenai bahan pokok pengganti makanan. Beras diganti dengan dengan paduan wortel dicampur ubi yang komposisinya setara dengan beras.
Berdasarkan data, jumlah riset yang dilakukan Kemenristek sepanjang 2008-2014 sebanyak 671 macam. Namun, yang sudah diterapkan baru 106 riset. Sementara di Dikti mencapai 11.000, namun belum ada laporan mengenai riset yang sudah diterapkan.
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mengatakan, ada satu media yang bisa mempertemukan riset dan bisnis dengan pemerintah sebagai fasilitator. Publikasi riset-riset selama ini sudah bagus namun yang menjadi masalah adalah pemanfaatannya.
"Riset yang dilakukan diharapkan dapat memperbaiki sektor yang sudah ada, misalnya riset di bidang kesehatan," ujarnya usai Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa, Jumat (19/12/2014).
Dia menjelaskan, ada dua macam riset dalam bentuk teknologi dan inovasi. Jika dalam tahap inovasi maka bisa dihilirkan.
Nasir mencontohkan adanya penelitian mengenai bahan pokok pengganti makanan. Beras diganti dengan dengan paduan wortel dicampur ubi yang komposisinya setara dengan beras.
Berdasarkan data, jumlah riset yang dilakukan Kemenristek sepanjang 2008-2014 sebanyak 671 macam. Namun, yang sudah diterapkan baru 106 riset. Sementara di Dikti mencapai 11.000, namun belum ada laporan mengenai riset yang sudah diterapkan.
(dmd)