Persediaan Minyak AS Diproyeksi Turun, Minyak Global Naik
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak global naik untuk kali kedua dalam tiga hari perdagangan karena investor mengkaji proyeksi menurunnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) di tengah tanda-tanda bahwa Irak bergabung dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) lainnya untuk mempertahankan pangsa pasar.
West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 1% di New York. Survei Bloomberg menjelang rilis data pemerintah menunjukkan bahwa stok minyak di AS sebagai konsumen minyak terbesar di dunia diperkirakan turun untuk pekan kedua.
Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan, Irak berencana meningkatkan produksi hingga 4 juta barel per hari (bph) pada tahun depan karena OPEC menolak menyerahkan posisi pasar.
Minyak mentah mengalami kerugian tahunan terbesar sejak 2008 karena AS memproduksi minyak pada laju tertinggi, di tengah komitmen Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mempertahankan produksi.
"Tren penurunan tajam harga minyak telah terhenti saat ini, tapi kami tidak melihat dukungan untuk harga minyak," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (23/12/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 57 sen menjadi USD55,83 per barel dan berada di USD55,76 pada pukul 13.10 waktu Sydney, naik dibanding kemarin di USD55,26.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 49% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah turun 43% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 32 sen atau 0,5% ke USD60,43 per barel, naik dibanding hari sebelumnya di USD60,11. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD4,66.
West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 1% di New York. Survei Bloomberg menjelang rilis data pemerintah menunjukkan bahwa stok minyak di AS sebagai konsumen minyak terbesar di dunia diperkirakan turun untuk pekan kedua.
Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan, Irak berencana meningkatkan produksi hingga 4 juta barel per hari (bph) pada tahun depan karena OPEC menolak menyerahkan posisi pasar.
Minyak mentah mengalami kerugian tahunan terbesar sejak 2008 karena AS memproduksi minyak pada laju tertinggi, di tengah komitmen Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mempertahankan produksi.
"Tren penurunan tajam harga minyak telah terhenti saat ini, tapi kami tidak melihat dukungan untuk harga minyak," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (23/12/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 57 sen menjadi USD55,83 per barel dan berada di USD55,76 pada pukul 13.10 waktu Sydney, naik dibanding kemarin di USD55,26.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 49% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah turun 43% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 32 sen atau 0,5% ke USD60,43 per barel, naik dibanding hari sebelumnya di USD60,11. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD4,66.
(rna)