Ekspansi, Tiket.com Gandeng Jetstar

Selasa, 23 Desember 2014 - 12:24 WIB
Ekspansi, Tiket.com...
Ekspansi, Tiket.com Gandeng Jetstar
A A A
JAKARTA - PT Global Tiket Network (Tiket.com) terus menambah vendor untuk memperluas pasar penjualan tiket secara online. Setelah menggandeng sejumlah maskapai nasional, perusahaan start-up lokal itu ke depan akan bekerja sama dengan maskapai Australia, Jetstar, untuk memasarkan tiket pesawat.

“Januari nanti akan kita resmikan kerja samanya. Ini sebagai pertanda bahwa kita terus ekspansif,” ujar Managing Director PT Global Tiket Network (Tiket.com) Gaery Undarsa di Jakarta kemarin. Dia menambahkan, kerja sama tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menyasar pangsa pasar di Asia-Pasifik.

Gaery berharap, dengan dibukanya kemitraan tersebut, Tiket.com bisa memperluas pasar di Asia Tenggara hingga Jepang. Selain itu, memasuki tahun ketiga operasionalnya, Tiket.com telah masuk jajaran situs penjual tiket pesawat teratas di Indonesia.

Tercatat, saat ini Tiket.com sudah bekerja sama 14 maskapai termasuk Garuda Indonesia, Thai Airlines, Nam Air dan maskapai lokal lainnya. Selain itu, Tiket.com juga sudah bekerja sama dengan 100.000 hotel di seluruh dunia untuk pemesanannya. Gaery menambahkan, terkait kinerja tahun 2014, Tiket. com menargetkan sebanyak 1,9 juta transaksi hingga akhir tahun. Jumlah tersebut meningkat empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Tanpa Dukungan Pemerintah

Di bagian lain, pelaku usaha perdagangan online (e-commerce) lokal berhadap kepada pemerintah agar pemerintah memberikan dukungan berupa insentif guna mengembangkan usahanya. Selama ini, bisnis ecommerce di lokal di tanah air tumbuh dengan sendirinya nyaris tanpa dukungan dari otoritas terkait.

“Kita tidak kalah dengan situs-situs jual beli asing yang marak di sini,” ujar Co-Founder dan Chief Technology Officer PT Global Tiket Network (Tiket.com) NataliArdianto diJakartakemarin. Dia menambahkan, industri kreatif yang berbasis internet memiliki peluang pasar yang sangat besar di tengah tren penggunaan telepon pintar dan bertambahnya jumlah pengguna internet di dalam negeri.

Untuk itu, diperlukan stimulus bagi para pengembang aplikasi dari dalam negeri agar bisa bersaing dengan situs internet asing. “Sebagai industri baru ini harus didukung. Memang masih ada (kebijakan) yang memberatkan terutama soal pajak, kita hitung-hitung hampir 20% pajaknya.

Coba bandingkan apakah situs asing itu bayar pajak ke negara,” tambah Natali. Satu lagi masalah dalam pengembangan industri internet tanah air adalah soal infrastruktur. MenurutNatali, saat iniinfrastruktur internet di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara tetanggasepertiSingapura.

Yanto kusdiantono
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0562 seconds (0.1#10.140)