Minamas Remajakan Ribuan Hektare Tanaman Sawit

Selasa, 23 Desember 2014 - 12:25 WIB
Minamas Remajakan Ribuan Hektare Tanaman Sawit
Minamas Remajakan Ribuan Hektare Tanaman Sawit
A A A
KOTA BARU - Perusahaan kelapa sawit, Minamas Plantation, menargetkan dapat melakukan replanting atau peremajaan tanaman rata-rata 1.000 hektare per tahun di wilayah perkebunan Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Luas tersebut hampir 10% dari total luas area perkebunan yang ada di bawah naungan PT Bersama Sejahtera Sakti (BSS) sekitar 13.000 ha. PT BSS adalah salah satu perusahaan di bawah Minamas Plantation yang mengelola empat kebun sawit di Kalimantan Selatan.

Menurut General Manager Estate Minamas Plantation untuk Sebamban Area, Tatang Yulianto, replanting tanaman sawit akan dilakukan secara bertahap karena mempertimbangkan pasokan tandan buah segar (TBS) ke pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan.

“Kira-kira kami menargetkan dalam 10 tahun bisa tuntas peremajaannya. Kami sudah mulai melakukan ini (replanting) sejak 2009, jadi pada 2018 semua sudah diremajakan,” ujar Tatang kepada sejumlah media saat berkunjung ke kebun sawit di Gunung Aru Estate, Kotabaru, Kalimantan Selatan, belum lama ini.

Program replanting di perusahaan asal Malaysia itu dilakukan karena sudah memenuhi syarat seperti umur teknis tanaman yang sudah tua untuk menjaga produktivitas. Menurut Tatang, replanting sebenarnya bukan barang baru di sektor pertanian, terutama kelapa sawit.

Di Malaysia, kata dia, saat ini sudah ada perkebunan yang peremajaan tanamannya memasuki generasi keempat, di Indonesia baru generasi pertama. “Replanting juga baik untuk keberlangsungan industri sawit karena sekaligus akan memperbaiki pola budi daya agar lebih efisien,” ujarnya.

Tatang menambahkan, saat ini Minamas menitikberatkan pada konsep pertanian berkelanjutan atau sustainability. Hal ini sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah maupun lembaga sertifikasi agar produk yang dihasilkan ramah lingkungan. Sebagai pelaku usaha perkebunan, ujar Tatang, pihaknya terus melakukan upaya-upaya perbaikan dalam berbudi daya tanaman sawit.

Dia mencontohkan, untuk mengatasi hama tikus saat ini digunakan hewan pemangsa yakni burung hantu untuk menggantikan cara lama yakni racun. “Satu hal lagi yang penting, kami sepakat untuk menganut prinsip zero burning saat replanting,” ujarnya.

Zero burning atau nol pembakaran diimplementasikan dengan tidak adanya pembakaran saat melakukan peremajaan. Salah satunya saat tahapan menumbangkan dan merapikan bekas pohon lama di mana tanaman akan dibiarkan lapuk dengan sendirinya.

Terkait produktivitas tanaman, Tatang menambahkan, setelah replanting diharapkan bisa mencapai 36 ton TBS /ha/tahun atau meningkat dibanding tanaman lama yang hanya sekitar 24-27 ton TBS/ha/tahun. Peningkatan produktivitas tersebut karena saat peremajaan tanaman, bukan hanya pohon sawitnya saja yang diperhatikan tetapi juga menyangkut perbaikan tata kelola kebun agar lebih efisien.

Kendati demikian, dia mengakui, peremajaan tanaman sawit memerlukan investasi yang tidak sedikit. Hal ini karena ada sejumlah teknologi baru yang diterapkan terkait intensifikasi perkebunan. “Kalau ekstensifikasi( perluasanarealperkebunan) kan sudah tidak memungkinkan, makanya kita intensifkan lahan yang ada untuk peningkatan produksi,” ujar Tatang.

Sementara itu, Manager Gunung Aru Estate Agung Kristiyono, yang merupakan salah satu area yang dikelola Minamas, proses replanting akan dilakukan dengan memperhatikan lingkungan dan efisiensi. Pada tahapan ini perusahaan sawit yang sudah beroperasi sejak 1980-an itu mempertimbangkan sejumlah faktor seperti efisiensi dan produktivitas pekerja.

“Misalnya saja jika ada lahan yang berbukit, kita akan setting menjadi sistem teras agar saat panen nantinya lebih mudah,” ujar Agung. Contoh lain, untuk memaksimalkan air hujan, pada lahan yang berbukit juga akan diatur sedemikian rupa kemiringan lahannya agar bisa menampung air hujan. Cara ini juga efektif untuk mencegah tanah longsor.

Yanto kusdiantono
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1024 seconds (0.1#10.140)