Saudi Salahkan Produsen Non-OPEC

Selasa, 23 Desember 2014 - 12:25 WIB
Saudi Salahkan Produsen Non-OPEC
Saudi Salahkan Produsen Non-OPEC
A A A
ABU DHABI - Negara-negara Teluk Arab menyalahkan para produsen minyak non-OPEC atas penurunan harga minyak dunia. Meski demikian, mereka yakin pasar akan kembali normal.

Harga minyak dunia turun hampir 50% sejak Juni, terutama akibat melimpahnya suplai minyak, lemahnya ekonomi global, dan kuatnya dolar Amerika Serikat (AS). Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA) Suhail al-Mazrouei secara tegas menyindir output minyak pasir dan shale oil dari Amerika Utara dan negara-negara berkembang lain sebagai penyebab penurunan harga terkait para pendatang baru.

“Salah satu penyebab utamanya ialah produksi yang tidak bertanggung jawab oleh beberapa produsen dari luar Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC),” katanya dalam forum energi di Abu Dhabi, dikutip kantor berita AFP. Pasar minyak dunia menjadi semakin kompetitif dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatnya produksi shale oil dan minyak pasir dari negara- negara di luar OPEC.

Menteri Minyak Arab Saudi Ali al-Naimi juga menyudutkan para produsen minyak non-OPEC. “Penurunan harga minyak global akibat rendahnya kerja sama oleh para negara produsen utama di luar OPEC, informasi yang tidak benar dan keserakahan para spekulator,” ujarnya.

Terkait shale oil, Naimi memprediksi bahwa para produsen dengan biaya tinggi tidak akan terus menambah produksinya. Bulan lalu OPEC memutuskan mempertahankan level produksi 30 juta barel per hari (bph), meskipun ada sejumlah anggota yang ingin memangkas output demi menaikkan harga minyak global.

Mazrouei mempertahankan langkah OPEC tersebut dengan alasan akan menstabilkan pasar minyak dunia. “Keputusan OPEC yang bertujuan menyediakan waktu bagi pasar untuk menyeimbangkan kembali, sudah tepat, strategis dan berguna bagi ekonomi global,” ujarnya.

Naimi menyangkal tuduhan bahwa rencana Saudi menurunkan harga minyak dunia itu demi tujuan politik. “Kebijakan negara kami berdasarkan prinsip ekonomi murni,” katanya. Tidak seperti negara-negara Teluk, anggota OPEC non-Arab kekurangan kemampuan menghadapi penurunan harga minyak dan telah mengambil sejumlah langkah pengetatan anggaran untuk menghadapi semua risiko yang terjadi akibat penurunan harga minyak.

Rusia dan Iran, yang merupakan anggota OPEC, sangat tergantung pada pendapatan minyak. Kedua negara ini menyebut konspirasi pasar untuk membuat harga minyak turun setelah keputusan OPEC mempertahankan output produksi. Para analis mengatakan, Arab Saudi ingin melihat para produsen shale oil dan beberapa anggota OPEC menderita akibat penurunan harga daripada harus mengurangi output produksi untuk menaikkan harga.

Negara-negara seperti Nigeria dan Venezuela juga mendapat pukulan keras akibat penurunan harga minyak dunia. “Baru-baru ini beberapa analisis dan artikel menyebut motif politik dari rencana Arab Saudi, menggunakan minyak dan harga minyak terhadap negara ini atau itu. Ini tidak memiliki dasar,” ujar Naimi, “saya yakin pasar minyak akan pulih kembali dan harga minyak akan naik.”

Menteri Energi Qatar Mohammed al-Sada juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, penurunan harga minyak menunjukkan koreksi sementara. Dia memperingatkan, harga pada level saat ini dapat melemahnya investasi pada kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan di masa depan.

“Pertumbuhan permintaan energi membutuhkan investasi besar,” katanya. Meskipun harga kembali menguat pada Jumat (19/12) lalu, dari sebelumnya di level terendah dalam lima tahun, harga acuan berada di atas USD60 per barel. Analis menjelaskan, negaranegara Teluk menghadapi penurunan tajam atas pendapatan minyak.

Negara-negara Teluk yang memompa sekitar 17,5 juta barel per hari diproyeksikan kehilangan sedikitnya setengah dari pendapatan mereka dari minyak, atau sekitar USD350 miliar per tahun, pada level harga sekarang. Arab Saudi dan Kuwait juga menegaskan negaranya tidak akan memangkas produksi minyak, bahkan jika negara-negara produsen minyak non-OPEC mengurangi output mereka untuk mengatasi penurunan harga minyak.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6408 seconds (0.1#10.140)