Indonesia Rei Terima Modal Rp1,5 T di Awal 2105

Kamis, 25 Desember 2014 - 20:54 WIB
Indonesia Rei Terima...
Indonesia Rei Terima Modal Rp1,5 T di Awal 2105
A A A
JAKARTA - Indonesia Reinsurance (Indonesia Rei) ditargetkan sudah memiliki modal Rp1,5 triliun di awal 2015.

Hal ini sejalan dengan proses merger antara Asei Rei dan Reasuransi Umum Indonesia (RUI) untuk anak usahanya, Reasuransi Indonesia (Reindo) telah siap.

Direktur Utama PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) Frans Y. Sahusilawane mengatakan, pihaknya akan menerima Rp900 miliar. Selanjutnya akan bertambah di awal Januari sebesar Rp600 miliar, sehingga total di awal 2015 sebesar Rp1,5 triliun.

"Dana ini diterima Rei Indo untuk modal Indonesia Rei. Dititipin karena masih menunggu PP untuk merger yang menunggu pemerintah. Takutnya salah," ujar Frans saat dihubungi, Kamis (25/12/2014).

Dia menjelaskan, proses merger menjadi Indonesia Rei tidak lama lagi. Bahkan lusa sudah bisa berubah nama menjadi Indonesia Rei.
Sementara pendanaan total Rp1,5 triliun dari Jasa Raharja, Taspen, dan Jamkrindo.

"Kalau sekarang hanya butuh Rp650 miliar sebagai proyeksi premi yang akan kita tutup senilai Rp500 triliun di awal tahun depan. Tapi dikasihnya lebih besar tidak apa. Ini sudah ada proyek senilai Rp19 triliun," ujarnya.

Sebelumnya, dia mengatakan bisnis reasuransi nasional harus ditingkatkan, mengingat praktik impor jasa reasuransi yang berlebihan. Pada 2013 saja, total premi reasuransi yang ditempatkan di luar negeri senilai Rp19,95 triliun.

Dia berpendapat bahwa kapasitas reasuransi di Indonesia belum dioptimalkan, sehingga dibutuhkan kerja sama lebih erat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Menurut Frans konsep joint capacity harus dikembangkan secara nasional dengan melibatkan pelaku industri asuransi lainnya. Dia berharap, Indonesia Rei dapat mulai beroperasi pada awal 2015 dan segera ikut memperkuat konsolidasi kapasitas reasuransi nasional.

Lebih lanjut Frans mengatakan, melalui konsolidasi tersebut, premi reasuransi ke luar negeri dapat dikurangi sekitar 10%-15% pada 2015.

“Dalam tiga tahun ke depan, kami perkirakan terus meningkat hingga 40%-50%,” tambahnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7185 seconds (0.1#10.140)