Pengangguran Prancis Capai Rekor Tertinggi

Jum'at, 26 Desember 2014 - 11:22 WIB
Pengangguran Prancis...
Pengangguran Prancis Capai Rekor Tertinggi
A A A
PARIS - Jumlah pengangguran di Prancis mencapai rekor tertinggi, sebanyak 3.488.300 orang pada November. Jumlah tersebut merupakan level tertinggi yang pernah tercatat.

“Pengangguran pada bulan itu bertambah sebanyak 27.400 orang. Artinya, jumlah pencari kerja meningkat 5,8%,” ungkap data resmi Pemerintah Prancis, dikutip BBC. Peningkatan jumlah pengangguran ini terjadi dalam tiga bulan berturut-turut hingga November. Data resmi pemerintah menunjukkan, ekonomi akan tumbuh hanya 0,4% pada tahun ini.

Para pengangguran itu dapat memperoleh sejumlah tunjangan dan mencari lowongan pekerjaan di Badan Nasional untuk Pengangguran. Data internasional mengenai pengangguran dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan berdasarkan survei rutin menunjukkan pengangguran di Prancis meningkat menjadi 2,84 juta jiwa pada kuartal III/2014, sehingga tingkat pengangguran mencapai 9,9%.

Presiden Prancis Francois Hollande yang terpilih pada 2012 menjadikan penciptaan lapangan kerja sebagai salah satu janji kampanyenya. Dia baru-baru ini menegaskan, jika dia gagal memenuhi janji itu, dia tidak akan lagi mencalonkan diri pada pemilu presiden 2017. Langkah terbaru pemerintah untuk mendorong perekonomian dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja telah diumumkan awal Desember ini.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls dan Menteri Ekonomi Emmanuel Macron telah menjabarkan berbagai rencana, termasuk meningkatkan jumlah operasional bisnis pada hari Minggu dan membuka sejumlah sektor seperti profesi-profesi tertentu untuk meningkatkan kompetisi. Meski demikian, strategi ini tampaknya sulit berhasil dalam memulihkan perekonomian, bahkan jika diterapkan sepenuhnya.

Rencana deregulasi itu menyulut unjuk rasa ribuan orang di Paris dan mendapat penolakan dari dalam Partai Sosialis yang kini berkuasa. Awal bulan ini Italia dan Prancis merasa terganggu dengan seruan dari Kanselir Jerman Angela Merkel agar kedua negara menyesuaikan anggaran sesuai aturan Uni Eropa (UE).

Menurut Italia dan Prancis, Merkel harus fokus pada masalah ekonominya sendiri daripada memberi kuliah bagi negara lain. Melalui wawancara dengan harian Jerman, Die Welt, Merkel menyeru Italia dan Prancis menerapkan langkah-langkah tambahan menjelang keputusan Komisi Eropa pada Maret mendatang.

Komisi Eropa akan memutuskan apakah anggaran kedua negara sudah sesuai dengan aturan defisit dan utang UE. Jika Italia dan Prancis belum juga menyesuaikan anggarannya, maka Komisi Eropa dapat menerapkan sanksi pada Prancis karena tidak memangkas defisit dan menempatkan Italia pada proses pendisiplinan karena level utangnya.

“Komisi telah menjelaskan bahwa apa yang ada di meja sejauh ini tidak cukup. Saya sepakat dengan ini,” tegas Merkel, dikutip kantor berita Reuters. Pejabat senior Italia bereaksi keras atas komentar Merkel tersebut.

Menurut dia, sangat disesalkan bahwa Merkel melihat kebijakan reformasi yang diterapkan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi masih kurang. “Pemerintah Italia tidak pernah mengizinkan dirinya mencampuri anggota UE dan kami minta Jerman juga melakukan hal yang sama,” tegas Wakil Italia untuk UE, Sandro Gozi.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0812 seconds (0.1#10.140)