Pengamat: Sulit Cari Dalang Pengemplang Pajak
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan bahwa untuk mencari dalang pengemplang pajak yang menyebabkan kerugian pajak selama hampir satu dekade mencapai Rp77 triliun, itu akan sulit.
Pasalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga kesulitan dalam memburu pengemplang-pengemplang pajak yang merajalela. Menurut dia, akan sulit mencari pengemplang pajak hingga ke akarnya.
"Itu yang menjadi kesulitan kita sebetulnya untuk mencari dalangnya. Tapi menurut saya, jika ingin diperiksa satu persatu, sebaiknya mereka periksa dari sektor kementerian. Di sana banyak yang melanggar SPT (Surat Pajak Tahunan) kalau saya bicara kementeriannya bisa bombastis itu nanti," ujar Yustinus di Jakarta, Minggu (28/12/2014).
Menurut dia, ini harus menjadi pembelajaraan untuk Presiden Joko Widodo bahwa untuk membangun kepercayaan publik, jangan hanya pemerintah atau KPK yang melakukan pengejaran terhadap pengemplang pajak.
"Kita eksekusi saja dulu menteri-menterinya, laporkan pajak dengan benar. Betulkan SPT-nya supaya baik," tandasnya.
Pasalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga kesulitan dalam memburu pengemplang-pengemplang pajak yang merajalela. Menurut dia, akan sulit mencari pengemplang pajak hingga ke akarnya.
"Itu yang menjadi kesulitan kita sebetulnya untuk mencari dalangnya. Tapi menurut saya, jika ingin diperiksa satu persatu, sebaiknya mereka periksa dari sektor kementerian. Di sana banyak yang melanggar SPT (Surat Pajak Tahunan) kalau saya bicara kementeriannya bisa bombastis itu nanti," ujar Yustinus di Jakarta, Minggu (28/12/2014).
Menurut dia, ini harus menjadi pembelajaraan untuk Presiden Joko Widodo bahwa untuk membangun kepercayaan publik, jangan hanya pemerintah atau KPK yang melakukan pengejaran terhadap pengemplang pajak.
"Kita eksekusi saja dulu menteri-menterinya, laporkan pajak dengan benar. Betulkan SPT-nya supaya baik," tandasnya.
(rna)