Aktivitas Manufaktur China Susut
A
A
A
BEIJING - Aktivitas manufaktur China menyusut Desember, sesuai data terbaru indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index /PMI) yang dirilis HSBC kemarin. Penyusutan aktivitas manufaktur itu terjadi saat China menghadapi masalah domestik.
“PMI akhir pada Desember sebesar 49,6,” ungkap pernyataan HSBC, dikutip kantor berita AFP . Jumlah tersebut naik dari data awal 49,5, tapi masih berada pada level terendah dalam tujuh bulan. Ini merupakan penyusutan pertama yang terjadi sejak Mei sebesar 49,4. Nilai di atas 50 menunjukkan pertumbuhan dan di bawah 50 berarti penyusutan.
PMI yang dikompilasikan oleh penyedia jasa informasi Markit itu melacak aktivitas di pabrik dan workshop China. PMI menjadi indikator kunci kesehatan raksasa ekonomi Asia yang menjadi penggerak utama pertumbuhan global tersebut. “Data hari ini mengonfirmasi penurunan selanjutnya di sektor manufaktur hingga akhir tahun,” kata Qu Hongbin, ekonom HSBC di Hong Kong.
“Penurunan diakibatkan lemahnya permintaan domestik saat pesanan baru berkurang untuk pertama kali sejak April 2014.” Sebaliknya, ekspor baru meningkat selama delapan bulan berturut-turut dan pada level yang lebih cepat dibandingkan November, sesuai pernyataan HSBC. Kondisi ini menunjukkan meningkatnya permintaan asing saat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kembali pulih.
Ekonomi China menghadapi berbagai tantangan, termasuk penurunan harga properti, level utang yang tinggi dan peringatan beberapa ekonom akan ancaman deflasi. Ekonomi tumbuh 7,3% pada kuartal III/2014, lebih rendah dibandingkan kuartal II/2014 sebesar 7,5% dan level terendah sejak 2009 saat puncak krisis keuangan global. Kondisi ekonomi tampak terus melemah pada kuartal IV/2014.
Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) bulan lalu memangkas suku bunga untuk pertama kali dalam lebih dari dua tahun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, para analis menganggap pemerintah masih perlu menerapkan berbagai kebijakan baru. Para pemimpin China berkomitmen menyeimbangkan kembali perekonomian dengan meningkatkan permintaan domestik sebagai penggerak ekonomi.
Pemerintah China menargetkan pertumbuhan sekitar 7,5% tahun ini. Sejumlah pengamat memperkirakan pemerintah akan menurunkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 7,0% pada 2015 saat rapat kebijakan ekonomi. Sementara itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China diperkirakan melemah menjadi 7% pada 2015, dari proyeksi 7,3% tahun ini. Turunnya proyeksi pertumbuhan itu antara lain karena melemahnya perekonomian global.
Syarifudin
“PMI akhir pada Desember sebesar 49,6,” ungkap pernyataan HSBC, dikutip kantor berita AFP . Jumlah tersebut naik dari data awal 49,5, tapi masih berada pada level terendah dalam tujuh bulan. Ini merupakan penyusutan pertama yang terjadi sejak Mei sebesar 49,4. Nilai di atas 50 menunjukkan pertumbuhan dan di bawah 50 berarti penyusutan.
PMI yang dikompilasikan oleh penyedia jasa informasi Markit itu melacak aktivitas di pabrik dan workshop China. PMI menjadi indikator kunci kesehatan raksasa ekonomi Asia yang menjadi penggerak utama pertumbuhan global tersebut. “Data hari ini mengonfirmasi penurunan selanjutnya di sektor manufaktur hingga akhir tahun,” kata Qu Hongbin, ekonom HSBC di Hong Kong.
“Penurunan diakibatkan lemahnya permintaan domestik saat pesanan baru berkurang untuk pertama kali sejak April 2014.” Sebaliknya, ekspor baru meningkat selama delapan bulan berturut-turut dan pada level yang lebih cepat dibandingkan November, sesuai pernyataan HSBC. Kondisi ini menunjukkan meningkatnya permintaan asing saat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kembali pulih.
Ekonomi China menghadapi berbagai tantangan, termasuk penurunan harga properti, level utang yang tinggi dan peringatan beberapa ekonom akan ancaman deflasi. Ekonomi tumbuh 7,3% pada kuartal III/2014, lebih rendah dibandingkan kuartal II/2014 sebesar 7,5% dan level terendah sejak 2009 saat puncak krisis keuangan global. Kondisi ekonomi tampak terus melemah pada kuartal IV/2014.
Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) bulan lalu memangkas suku bunga untuk pertama kali dalam lebih dari dua tahun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, para analis menganggap pemerintah masih perlu menerapkan berbagai kebijakan baru. Para pemimpin China berkomitmen menyeimbangkan kembali perekonomian dengan meningkatkan permintaan domestik sebagai penggerak ekonomi.
Pemerintah China menargetkan pertumbuhan sekitar 7,5% tahun ini. Sejumlah pengamat memperkirakan pemerintah akan menurunkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 7,0% pada 2015 saat rapat kebijakan ekonomi. Sementara itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China diperkirakan melemah menjadi 7% pada 2015, dari proyeksi 7,3% tahun ini. Turunnya proyeksi pertumbuhan itu antara lain karena melemahnya perekonomian global.
Syarifudin
(bbg)