Harga Premium Turun, Inflasi Sulsel Terkoreksi

Kamis, 01 Januari 2015 - 12:58 WIB
Harga Premium Turun, Inflasi Sulsel Terkoreksi
Harga Premium Turun, Inflasi Sulsel Terkoreksi
A A A
MAKASSAR - Turunnya harga BBM jenis premium tidak dipungkiri akan mengoreksi inflasi di Sulawesi Selatan (Sulsel), meski dampak penurunannya tidak terlalu signifikan.

Kepala Deputy Bank Indonesia (BI) Sulsel Causa Imam Karana memaparkan, pengumuman baru dikeluarkan pemerintah kemarin, saat ini BI masih melakukan penghitungan berapa persen inflasi terkoreksi dari yang sebelumnya.

"Inflasi belum bisa dipastikan berapa persen terkoreksi, hanya saja dipastikan dari segi ekonomi menjadi lebih baik lagi. Khususnya bagi usaha yang menggunakan premium dan solar, sebab yang terpengaruh langsung komponen biaya produksi," paparnya, Rabu (31/12/2014).

Sebelumnya, Causa menyampaikan, tingkat inflasi Sulsel kurun waktu lima tahun sejak 2007 terjaga dengan baik. Rata-rata tingkat inflasi di Sulsel selalu lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.

Dalam lima tahun terakhir rata-rata inflasi Sulsel mencapai 4,93% lebih rendah dari rata-rata inflasi nasional yang mencapai 5,24%.

Namun, tekanan inflasi tercatat meningkat pada November 2014, yaitu 6,54% (yoy) terutama diakibatkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi.

Inflasi pada 2014 diperkirakan berada pada kisaran 7,2%-7,5%. Sementara inflasi 2015 diperkirakan lebih rendah yaitu pada kisaran 4%±1%.

Berkaitan hal itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), akan berupaya meningkatkan koordinasi dan komunikasi dalam mengendalikan inflasi di Sulsel.

"Hal ini didukung oleh TPID yang telah terbentuk di Sulsel sebanyak 25 TPID yang terdiri dari satu TPID Provinsi dan 24 TPID Kabupaten/Kota," terangnya.

Causa mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, laju inflasi Sulsel setelah terbentuk TPID sejak 2009 terpantau lebih stabil dibanding sebelum terbentuk TPID.

Pengalaman TPID, dalam mengatasi tekanan harga, misalnya menjelang hari raya Idul Fitri, TPID terus memantau kecukupan pasokan, setidaknya sejak tiga bulan sebelum Lebaran.

Hal itu disertai koordinasi yang optimal, antara pemerintah provinsi, dengan pemerintah kabupaten/kota, melalui kelembagaan TPID Kabupaten/kota, serta program ketahanan pangan antara BI dengan Pemda.

Pada Juli 2014, inflasi tercatat1 17% (mtm), lebih rendah dibanding inflasi bulanan saat Ramadhan/ldul Fitri dalam tiga tahun terakhir (1,22%-1,58%).
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6419 seconds (0.1#10.140)