Pelita Air Berencana Lepas Saham ke Publik
A
A
A
JAKARTA - PT Pelita Air Service (PAS) anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di transporasi penerbangan udara berencana melepaskan saham perdanannya ke publik atau initial public offering (IPO) tahun ini.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan perseroan saat ini masih harus melakukan kajian untuk bisa memantapkan langkah anak usaha tersebut bisa dicatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Untuk tahap awal, Pertamina akan membicarakan rencana aksi korporasi tersebut kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kita sedang mereview, Pertamina memiliki potensi pengembangan anak usaha khususnya yang tidak pada core mengelola energi itu akan segera di IPO," kata Dwi kepada sejumlah media di Jakarta, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia itu menyatakan, alasan perseroan melepaskan saham perdana Pelita Air karena adanya potensi bisnis yang besar di industri penerbangan pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan kebijakan ASEAN Open Sky 2015 dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Ada potensi dimana Pelita Air bisa mengelola keuangan secara independen, karena bergerak di bisnis transportasi dan shipping," tambahnya.
Melalui IPO, kata Dwi, akan menjadikan anak perusahaannya lebih transparan dalam mengelola keuangan. Disisi lain ekuitas perusahaan akan meningkat, dengan demikian Pelita Air dapat segera melebarkan sayap usaha melalui investasi dengan sumber pendanaan yang lebih cepat.
Meskipun optimis dengan potensi bisnis penerbangan kedepan, namun Dwi masih belum mau menyebutkan berapa persentase saham yang akan dilepas Pelita Air ke publik.
Dia juga masih harus melakukan kajian untuk menghitung kebutuhan dana pengembangan Pelita Air dan jumlah ekuitas anak perusaaan Petamina tersebut hingga saat ini.
Dihubungi terpisah, Direktur Mandiri Sekuritas Iman Rachman mengungkapkan pada tahun ini ada beberapa anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berencana mencari pendanaan di pasar modal. Perolehan dana segar dari lantai bursa dinilai saat yang tepat, pasalnya kondisi ekonomi nasional telah kondusif seiring melewati tahun politik 2014.
"Saat ini kami masih membantu dua anak usaha BUMN, salah satunya berencana untuk pre-IPO dan satu lagi masih dalam tahap pitching," ucapnya tanpa memaparkan anak usaha BUMN tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto menyatakan pada tahun ini perseroan berencana menangani delapan mandat yang terkait dengan saham dan 20 terkait obligasi, dengan nilai emisi keseluruhan mencapai Rp11-12 triliun.
"Kalau untuk tahun 2014 kami sudah mendapatkan 43 mandat dari 43 perusahaan, dengan nilai emisinya mencapai Rp11,4 triliun dari target Rp12 triliun," pungkasnya.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan perseroan saat ini masih harus melakukan kajian untuk bisa memantapkan langkah anak usaha tersebut bisa dicatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Untuk tahap awal, Pertamina akan membicarakan rencana aksi korporasi tersebut kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kita sedang mereview, Pertamina memiliki potensi pengembangan anak usaha khususnya yang tidak pada core mengelola energi itu akan segera di IPO," kata Dwi kepada sejumlah media di Jakarta, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia itu menyatakan, alasan perseroan melepaskan saham perdana Pelita Air karena adanya potensi bisnis yang besar di industri penerbangan pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan kebijakan ASEAN Open Sky 2015 dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Ada potensi dimana Pelita Air bisa mengelola keuangan secara independen, karena bergerak di bisnis transportasi dan shipping," tambahnya.
Melalui IPO, kata Dwi, akan menjadikan anak perusahaannya lebih transparan dalam mengelola keuangan. Disisi lain ekuitas perusahaan akan meningkat, dengan demikian Pelita Air dapat segera melebarkan sayap usaha melalui investasi dengan sumber pendanaan yang lebih cepat.
Meskipun optimis dengan potensi bisnis penerbangan kedepan, namun Dwi masih belum mau menyebutkan berapa persentase saham yang akan dilepas Pelita Air ke publik.
Dia juga masih harus melakukan kajian untuk menghitung kebutuhan dana pengembangan Pelita Air dan jumlah ekuitas anak perusaaan Petamina tersebut hingga saat ini.
Dihubungi terpisah, Direktur Mandiri Sekuritas Iman Rachman mengungkapkan pada tahun ini ada beberapa anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berencana mencari pendanaan di pasar modal. Perolehan dana segar dari lantai bursa dinilai saat yang tepat, pasalnya kondisi ekonomi nasional telah kondusif seiring melewati tahun politik 2014.
"Saat ini kami masih membantu dua anak usaha BUMN, salah satunya berencana untuk pre-IPO dan satu lagi masih dalam tahap pitching," ucapnya tanpa memaparkan anak usaha BUMN tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto menyatakan pada tahun ini perseroan berencana menangani delapan mandat yang terkait dengan saham dan 20 terkait obligasi, dengan nilai emisi keseluruhan mencapai Rp11-12 triliun.
"Kalau untuk tahun 2014 kami sudah mendapatkan 43 mandat dari 43 perusahaan, dengan nilai emisinya mencapai Rp11,4 triliun dari target Rp12 triliun," pungkasnya.
(dol)