Alasan Menkeu Ajukan APBNP 2015 Awal Tahun
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan alasan diajukannya Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 pada awal tahun.
Dia menjelaskan, banyak program kenegaraan khususnya dalam bidang pembangunan dan infrastruktur yang menunggu putusan dan penggunaan APBNP 2015, sehingga jika sampai pertengahan tahun masih dibahas, akan banyak anggaran yang tidak terserap.
"Ini akan menimbulkan penumpukan anggaran di akhir tahun pastinya," ujar Bambang di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (5/1/2015).
Menurutnya, selama ini kementerian dan lembaga (K/L) terbiasa menunggu APBNP untuk pengadaan dan lelang barang proyek negara pada Juli hingga Desember. Jika hal ini terus dibiarkan, anggaran tidak akan terserap dengan maksimal.
"Lelang dan pengadaan dari APBNP yang mendadak dilakukan, itu akan mengakibatkan dana tidak terserap secara maksimal," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bambang memaparkan, kebijakan subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukannya, semata-mata untuk mengurangi risiko fiskal dan dampak dari APBNP 2015.
"Subsidi tetap ini, kami tetapkan untuk mengurangi risiko fiskal dan dampak dari APBNP," tegasnya.
Saat ini, realisasi APBNP 2014 baru mencapai 94%. Angka penyerapan anggaran masih bisa terus bertambah sampai tahun ini dari sisi belanja negara.
"Realisasi masih ada pergerakan di sana-sini, dari sisi penerimaan belanja, ini menjadi tren yang lebih baik," tandasnya.
Dia menjelaskan, banyak program kenegaraan khususnya dalam bidang pembangunan dan infrastruktur yang menunggu putusan dan penggunaan APBNP 2015, sehingga jika sampai pertengahan tahun masih dibahas, akan banyak anggaran yang tidak terserap.
"Ini akan menimbulkan penumpukan anggaran di akhir tahun pastinya," ujar Bambang di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (5/1/2015).
Menurutnya, selama ini kementerian dan lembaga (K/L) terbiasa menunggu APBNP untuk pengadaan dan lelang barang proyek negara pada Juli hingga Desember. Jika hal ini terus dibiarkan, anggaran tidak akan terserap dengan maksimal.
"Lelang dan pengadaan dari APBNP yang mendadak dilakukan, itu akan mengakibatkan dana tidak terserap secara maksimal," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bambang memaparkan, kebijakan subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukannya, semata-mata untuk mengurangi risiko fiskal dan dampak dari APBNP 2015.
"Subsidi tetap ini, kami tetapkan untuk mengurangi risiko fiskal dan dampak dari APBNP," tegasnya.
Saat ini, realisasi APBNP 2014 baru mencapai 94%. Angka penyerapan anggaran masih bisa terus bertambah sampai tahun ini dari sisi belanja negara.
"Realisasi masih ada pergerakan di sana-sini, dari sisi penerimaan belanja, ini menjadi tren yang lebih baik," tandasnya.
(dmd)