Resi Gudang Instrumen Stabilisasi Harga
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menyatakan sistem resi gudang (SRG) merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga komoditas, terutama bahan pokok dan barang penting.
“Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengelola berbagai instrumen untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok dan barang penting. Satu instrumen yang berperan penting mewujudkan stabilisasi hargaadalahSRG,” kataRachmat dalam siaran pers yang diterima di Jakarta kemarin.
Rachmat menjelaskan SRG dapat menjadi salah satu instrumen pengukuran ketersediaan stok nasional seperti beras, gabah dan jagung. Hal tersebut dimungkinkan karena data ketersediaan stok di setiap gudang SRG terintegrasi melalui suatu Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang dikelola oleh Pusat Registrasi.
Melalui IS-WARE, lanjut Rachmat, pihaknya dapat mengetahui ketersediaan komoditas di setiap wilayah lokasi gudang SRG. Sehingga dapat menjadi alat bantu bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dengan penyebaran (distribusi) dan penyediaan bahan pangan (impor) di daerah-daerah dalam menciptakan ketahanan pangan nasional.
“Dengan adanya keterpantauan stok nasional oleh pemerintah, serta mekanisme tunda jual dan pembiayaan yang dilakukan atau diperoleh oleh petani, maka SRG dapat berperan dalam mewujudkan stabilitas harga komoditas,” ujar Rachmat.
Rachmat mengatakan intervensi pemerintah dalam pengendalian harga komoditas strategis, khususnya pangan seperti beras dan jagung, dapat mulai dikurangi. Hal itu dimungkinkan karena petani yang selama ini tidak memiliki posisi tawar akan mampu menentukan jumlah pasokan komoditas di pasar, sehingga harga komoditas juga dapat mereka kendalikan sendiri.
Selain itu, ketidakakuratan informasi ketersediaan pasokan dalam negeri juga dapat dihindari sehingga kebijakan impor yang akan dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat sasaran.
“SRG juga berperan penting sebagai sarana penyimpanan logistik dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi. Gudang-gudang SRG tersebut dapat menjadi infrastruktur penting dalam pengoperasian mata rantai pasok untuk penciptaan program pengadaan dan penyaluran logistik secara nasional,” kata Rachmat.
Beberapainstrumenlainyang dipergunakan Kemendag untuk menciptakan stabilitas harga komoditas antara lain menciptakan pasar lelang, membuat SRG, mengambil kebijakan distribusi bahan pokok dan pengelolaan stok dan ekspor-impor.
Selain itu juga pengaturan perdagangan antarpulau dalam rangka mengintegrasikan pasar dalam negeri dengan tujuan menjaga keseimbangan antara daerah surplus dan defisit.
Inda susanti/ant
“Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengelola berbagai instrumen untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok dan barang penting. Satu instrumen yang berperan penting mewujudkan stabilisasi hargaadalahSRG,” kataRachmat dalam siaran pers yang diterima di Jakarta kemarin.
Rachmat menjelaskan SRG dapat menjadi salah satu instrumen pengukuran ketersediaan stok nasional seperti beras, gabah dan jagung. Hal tersebut dimungkinkan karena data ketersediaan stok di setiap gudang SRG terintegrasi melalui suatu Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang dikelola oleh Pusat Registrasi.
Melalui IS-WARE, lanjut Rachmat, pihaknya dapat mengetahui ketersediaan komoditas di setiap wilayah lokasi gudang SRG. Sehingga dapat menjadi alat bantu bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dengan penyebaran (distribusi) dan penyediaan bahan pangan (impor) di daerah-daerah dalam menciptakan ketahanan pangan nasional.
“Dengan adanya keterpantauan stok nasional oleh pemerintah, serta mekanisme tunda jual dan pembiayaan yang dilakukan atau diperoleh oleh petani, maka SRG dapat berperan dalam mewujudkan stabilitas harga komoditas,” ujar Rachmat.
Rachmat mengatakan intervensi pemerintah dalam pengendalian harga komoditas strategis, khususnya pangan seperti beras dan jagung, dapat mulai dikurangi. Hal itu dimungkinkan karena petani yang selama ini tidak memiliki posisi tawar akan mampu menentukan jumlah pasokan komoditas di pasar, sehingga harga komoditas juga dapat mereka kendalikan sendiri.
Selain itu, ketidakakuratan informasi ketersediaan pasokan dalam negeri juga dapat dihindari sehingga kebijakan impor yang akan dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat sasaran.
“SRG juga berperan penting sebagai sarana penyimpanan logistik dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi. Gudang-gudang SRG tersebut dapat menjadi infrastruktur penting dalam pengoperasian mata rantai pasok untuk penciptaan program pengadaan dan penyaluran logistik secara nasional,” kata Rachmat.
Beberapainstrumenlainyang dipergunakan Kemendag untuk menciptakan stabilitas harga komoditas antara lain menciptakan pasar lelang, membuat SRG, mengambil kebijakan distribusi bahan pokok dan pengelolaan stok dan ekspor-impor.
Selain itu juga pengaturan perdagangan antarpulau dalam rangka mengintegrasikan pasar dalam negeri dengan tujuan menjaga keseimbangan antara daerah surplus dan defisit.
Inda susanti/ant
(ars)