Ekspor Ikan Nasional Tak Capai Target

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:18 WIB
Ekspor Ikan Nasional...
Ekspor Ikan Nasional Tak Capai Target
A A A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan realisasi ekspor ikan nasional sepanjang 2014 mencapai 1,26 juta ton.

Jumlah ini masih di bawah target 1,54 juta ton. Jika dari sisi volume ekspor tak mencapai target, dari sisi nilai ekspor pun juga masih di bawah angka yang ditargetkan. Pada 2014, KKP menargetkan nilai ekspor ikan mencapai USD5,1 miliar, namun realisasinya hanya USD4,6 miliar atau hanya sekitar 90,2% dari target.

“Secara volume hanya 1,26 juta ton, jauh dari target yang mencapai 1,54 juta ton,” kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut Hutagalung di Gedung Minabahari 3 KKP, Jakarta, kemarin. Meskipun belum mencapai target, Saut menuturkan, secara volume ada beberapa komoditas hasil perikanan yang telah melampaui target yang sudah ditetapkan di 2014.

Saut memaparkan, komoditas yang berhasil mencapai target adalah ekspor udang dengan capaian 109,7% atau sebanyak 192.000 ton dengan nilai USD2,13 miliar. Sementara komoditas yang belum berhasil sesuai dengan target adalah komoditas tuna, tongkol, dan cakalang (TTC).

Sepanjang 2014, realisasi TTC ini masih jauh dari target yang dipatok oleh pemerintah. Realisasinya adalah 196.000 ton atau hanya 80,33% dan hanya senilai USD659 juta dari target USD895 juta. Sementara untuk komoditas seperti kepiting, juga sama halnya seperti TTC, volumenya hanya sebesar 28.000 ton atau sebesar 62,22% dan senilai USD410 juta dari target yang sebesar 45.000 ton atau senilai USD483 juta.

“Untuk rumput laut cukup menggembirakan realisasinya, sebesar USD282 juta dari target USD250 juta,” katanya. Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Slamet Soebjakto mengatakan, produksi perikanan budi daya tahun 2014 mencapai 14,5 juta ton atau 107,97% dari target yang telah ditetapkan sebesar 13,4 juta ton.

Adapun target produksi perikanan budi daya tahun 2015 adalah 16,9 juta ton. Kebutuhan pakan ikan/ udang secara nasional pada 2015 mencapai 9,27 juta ton di mana 49%-nya merupakan kebutuhan pakan ikan air tawar seperti ikan mas, nila, gurame, patin, dan lele. “Kebutuhan pakan merupakan hal yang harus diperhatikan.

Gerakan Kemandirian Pakan Ikan akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan para pembudi daya ikan,” ungkap Slamet.

Lebih lanjut, Slamet mengatakan bahwa penggunaan bahan baku lokal dalam produksi pakan ikan oleh Kelompok Produksi Pakan Ikan Mandiri, diharapkan tidak mengganggu produksi pakan ikan nasional. Bahkan, perusahaan pakan ikan didorong untuk menggunakan bahan baku pakan lokal untuk menggantikan bahan baku pakan impor.

“Ketergantungan akan bahan baku pakan impor akan mempengaruhi harga pakan, dan karena pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha budi daya ikan maka kondisi ini tidak akan menguntungkan pembudi daya sehingga diperlukan adanya Gerakan Kemandirian Pakan Ikan Nasional, yang akan mendorong perekonomian masyarakat, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraannya,” ujar Slamet.

Sudarsono/okezone
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0571 seconds (0.1#10.140)