Indo Kordsa Operasikan Pabrik Baru
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin meresmikan pabrik kedua PT Indo Kordsa Tbk senilai hampir USD100 juta yang berlokasi di Citeureup, Bogor. Pabrik tersebut memproduksi 18 kiloton kain dan 14 kiloton benang poliester.
“Kami sangat mengapresiasi PT Indo Kordsa Tbk yang telah menerapkan advanced textile sejak 1985 untuk keperluan automotif dan terus melakukan pengembangan,” kata Menperin Saleh Husin dalam keterangan tertulisnya kemarin. Menperin mengatakan, peningkatan investasi tersebut memberi tambahan dua line produksi, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi tyre cord fabric (TCF) dari 24 kiloton menjadi 42 kiloton per tahun.
“Hal ini patut diberikan dukungan karena sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pengembangan advanced textiledi dalam negeri,” ujar Menperin. Pemerintah berharap, semakin banyak produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri yang dapat melakukan diversifikasi pada produknya. Sehingga, industri TPT berbasis teknologi tinggi dapat berkembang dengan baik, mengingat semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur di dalam negeri serta semakin meningkatnya kebutuhan produk advanced textile.
President Director PT Indo Kordsa Tbk untuk Indonesia Nuri Refik Duzgoren mengatakan, luas pabrik baru ini mencapai 24.000 ha. PT Indo Kordsa Tbk merupakan pabrik terbesar kedua dalam grup perusahaan Kordsa Global dari Turki. Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyedia bahan baku serat ban, serat nilon, poliester, rayon, serta benang nilon untuk ban. CEO Kordsa Global Cenk Alper mengatakan, Kordsa Global pertama kali berinvestasi di kawasan Asia Pasifik pada 2007.
Menurut dia, Indonesia merupakan lokasi terbesar kedua setelah Turki, menempati po-sisi sangat penting dalam pembangunan strategi bisnis Kordsa Global. Hal tersebut terlihat dengan dibangunnya dua pabrik secara bersamaan mulai tahun 2012 hingga pembangunan pabrik kedua pada akhir 2014, sehingga total investasi PT Indo Kordsa di Indonesia mencapai USD200 juta.
Saat ini ekspor PT Indo Kordsa mencapai USD90,67 juta atau 48% dari total penjualan senilai USD191 juta, dengan penambahan kapasitas produksi diperkirakan akan meningkatkan nilai ekspor dari USD90,67 juta menjadi USD130 juta.
Oktiani endarwati
“Kami sangat mengapresiasi PT Indo Kordsa Tbk yang telah menerapkan advanced textile sejak 1985 untuk keperluan automotif dan terus melakukan pengembangan,” kata Menperin Saleh Husin dalam keterangan tertulisnya kemarin. Menperin mengatakan, peningkatan investasi tersebut memberi tambahan dua line produksi, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi tyre cord fabric (TCF) dari 24 kiloton menjadi 42 kiloton per tahun.
“Hal ini patut diberikan dukungan karena sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pengembangan advanced textiledi dalam negeri,” ujar Menperin. Pemerintah berharap, semakin banyak produsen tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri yang dapat melakukan diversifikasi pada produknya. Sehingga, industri TPT berbasis teknologi tinggi dapat berkembang dengan baik, mengingat semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur di dalam negeri serta semakin meningkatnya kebutuhan produk advanced textile.
President Director PT Indo Kordsa Tbk untuk Indonesia Nuri Refik Duzgoren mengatakan, luas pabrik baru ini mencapai 24.000 ha. PT Indo Kordsa Tbk merupakan pabrik terbesar kedua dalam grup perusahaan Kordsa Global dari Turki. Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyedia bahan baku serat ban, serat nilon, poliester, rayon, serta benang nilon untuk ban. CEO Kordsa Global Cenk Alper mengatakan, Kordsa Global pertama kali berinvestasi di kawasan Asia Pasifik pada 2007.
Menurut dia, Indonesia merupakan lokasi terbesar kedua setelah Turki, menempati po-sisi sangat penting dalam pembangunan strategi bisnis Kordsa Global. Hal tersebut terlihat dengan dibangunnya dua pabrik secara bersamaan mulai tahun 2012 hingga pembangunan pabrik kedua pada akhir 2014, sehingga total investasi PT Indo Kordsa di Indonesia mencapai USD200 juta.
Saat ini ekspor PT Indo Kordsa mencapai USD90,67 juta atau 48% dari total penjualan senilai USD191 juta, dengan penambahan kapasitas produksi diperkirakan akan meningkatkan nilai ekspor dari USD90,67 juta menjadi USD130 juta.
Oktiani endarwati
(ars)