Permintaan Meningkat, Minyak Global Rebound
A
A
A
SEOUL - Minyak global memperpanjang rebound dari level terendah sejak April 2009 karena investor mengkaji bahwa aksi jual minyak mentah berlebihan di tengah tanda-tanda naiknya permintaan di Amerika Serikat (AS).
Data pemerintah menunjukkan, kilang di AS sebagai konsumen minyak terbesar dunia telah beroperasi lebih dari 90% dari kapasitas selama dua bulan terakhir, sementara pasokan minyak mentah turun pekan lalu.
Administrasi Informasi Energi melaporkan, kilang AS beroperasi mencapai 93,9% dari kapasitas, turun 0,5% dari pekan sebelumnya. Stok minyak mentah AS turun 3,06 juta menjadi 382,4 juta barel.
"Orang-orang akhirnya menyadari bahwa harga minyak telah jenuh jual. Ini akan menjadi technical rebound, tapi saya tidak berpikir akan membawa harga minyak ke atas USD60," kata Kepala Riset minyak dan gas kawasan regional di Nomura Holdings Inc Gordon Kwan seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (8/1/2015).
Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 76 sen menjadi USD51,91 per barel sebelum turun menjadi USD51,37 pada pukul 12.11 siang waktu Seoul.
Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan sebesar USD2,28, dibandingkan sebelumnya sebesar USD2,50.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik 53 sen atau 1,1% menjadi USD49,18 per barel. Futures naik 72 sen menjadi USD48,65, kemarin. Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah 19% di atas rata-rata 100 hari.
Data pemerintah menunjukkan, kilang di AS sebagai konsumen minyak terbesar dunia telah beroperasi lebih dari 90% dari kapasitas selama dua bulan terakhir, sementara pasokan minyak mentah turun pekan lalu.
Administrasi Informasi Energi melaporkan, kilang AS beroperasi mencapai 93,9% dari kapasitas, turun 0,5% dari pekan sebelumnya. Stok minyak mentah AS turun 3,06 juta menjadi 382,4 juta barel.
"Orang-orang akhirnya menyadari bahwa harga minyak telah jenuh jual. Ini akan menjadi technical rebound, tapi saya tidak berpikir akan membawa harga minyak ke atas USD60," kata Kepala Riset minyak dan gas kawasan regional di Nomura Holdings Inc Gordon Kwan seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (8/1/2015).
Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 76 sen menjadi USD51,91 per barel sebelum turun menjadi USD51,37 pada pukul 12.11 siang waktu Seoul.
Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan sebesar USD2,28, dibandingkan sebelumnya sebesar USD2,50.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik 53 sen atau 1,1% menjadi USD49,18 per barel. Futures naik 72 sen menjadi USD48,65, kemarin. Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah 19% di atas rata-rata 100 hari.
(rna)