Stop Rute Brisbane-Bali, Garuda Fokus ke China

Selasa, 13 Januari 2015 - 14:00 WIB
Stop Rute Brisbane-Bali,...
Stop Rute Brisbane-Bali, Garuda Fokus ke China
A A A
BEIJING - Maskapai nasional Garuda Indonesia akan menutup rute penerbangan dari Denpasar ke Brisbane, Australia, mulai bulan depan.

Selanjutnya, Garuda memfokuskan rute penerbangan dari dan ke China sejalan dengan meningkatnya jumlah pelancong dari Negeri Panda. ”Secara ekonomi, rute Denpasar- Brisbane tidak lagi menguntungkan,” kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Arif Wibowo di sela-sela kunjungannya ke Beijing, China, kemarin.

Dia menuturkan, rata-rata penerbangan Denpasar-Brisbane dalam sehari hanya mengangkut 200 orang per hari. Padahal, meski pesawat yang melayani rute ini jenisnya kecil, tingkat keterisiannya tetap harus memenuhi jumlah tertentu. ”Ini yang tidak terjadi dalam beberapa waktu ini,” katanya.

Penghentian penerbangan dengan pesawat berkapasitas 164 penumpang akan mulai efektif pada 1 Februari nanti. Garuda sudah mulai memberitahukan kepada agen perjalanan dan calon penumpang. Mereka yang sudah memesan tiket dapat memperoleh pengembalian uang secara utuh, atau memperoleh tiket alternatif ke Sydney atau Melbourne, lalu menuju Denpasar.

Kebijakan tersebut merupakan bagian dari program restrukturisasi jaringan dan rute yang saat ini sedang dilakukan dalam upaya memaksimalkan sumber daya bagi peningkatan pendapatan perusahaan.

Sebagai bagian dari restrukturisasi tersebut, selain rute ke Brisbane, Garuda memutuskan untuk mengurangi jumlah penerbangan ke Jepang, termasuk mengurangi penerbangan dari Jakarta-Haneda (Tokyo) dan Denpasar-Haneda, dan menunda pembukaan rute baru termasuk Jakarta-Nagoya.

Arif mengatakan, dalam rangka itu juga, Garuda akan memfokuskan pada pasarpasar potensial dan menguntungkan, antara lain China. Sejak menerbangi Indonesia-China selama sepuluh tahun ini, perkembangannya cukup positif. Hal ini menurutnya didukung peningkatan jumlah pelancong dari China ke mancanegara yang tahun lalu mencapai sekitar 100 juta orang.

Karena itu, selain melayani penerbangan reguler dari Jakarta ke tiga kota di China daratan, yakni Beijing, Shanghai, dan Guangzhou, Garuda Indonesia mulai melayani penerbangan charter ke enam kota lainnya di China daratan langsung ke Bali pada awal 2015.

Dipilihnya Bali karena hampir 80% turis China ke Indonesia mengambil tujuan Bali. Ia menambahkan, selama ini jumlah penumpang yang diangkut untuk rute Indonesia dan China rata-rata 200.000- 300.000 orang. ”Dengan besarnya pasar yang ada, maka pada tahun ini jumlah penumpang yang dapat diangkut dalam rute tersebut 500.000 hingga 600.000 orang pada 2015,” kata Arif.

Pada kesempatan yang sama Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, selama periode Januari-November 2014 jumlah turis China ke Indonesia tercatat mencapai 883.725 orang. Jumlah itu berada di urutan keempat setelah Singapura (1,32 juta), Malaysia (1,12 juta), dan Australia 996.032 orang.

”Dari 19 negara yang menjadi fokus pasar pariwisata Indonesia, Tiongkok menjadi salah satu fokus pasar utama selain Australia, Jepang, Korea, dan Rusia,” katanya. Ke depan, harap dia, jumlah turis China akan berada di posisi pertama atau kedua terbesar bagi Indonesia.

Ant
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0776 seconds (0.1#10.140)