Minyak Global Tergelincir Akibat Spekulasi Harga
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah global kembali tergelincir setelah naik terbesar sejak Juni 2012 karena produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) memperkuat spekulasi banjir pasokan global akan menyebabkan jatuhnya harga.
Kontrak berjangka (futures) turun 0,8% di New York. Administrasi Informasi Energi melaporkan, produksi minyak AS meningkat menjadi 9,190 juta barel per hari (bph) pekan lalu, laju tercepat dari proyeksi mingguan sejak Januari 1983.
Goldman Sachs Group Inc memperkirakan, harga minyak mentah bisa jatuh di bawah perkiraan enam bulan sebesar USD39 per barel dan kenaikan harga minyak bisa tertahan oleh kecepatan pulihnya produksi minyak AS.
Minyak merosot hampir 50% sepanjang tahun lalu, terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008 karena AS mengalami produksi tercepat dalam lebih dari tiga dekade dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas produksi.
Hal tersebut diperburuk Kuwait yang diperkirakan akan mengalami surplus minyak sebanyak 1,8 juta bph. Kemarin, minyak mentah naik setelah indeks kekuatan relatif rebound setelah lebih dari dua pekan di bawah 30, dan investor biasanya melihatnya sebagai sinyal bahwa pasar sudah jenuh jual (oversold).
"Anda cenderung sampai pada tujuan dan pada tren seperti saat ini, Anda hanya melihat sedikit short covering dan profit taking, tapi pasoan masih menjadi tema umum," kata analis utama di CMC Markets di SydneyRic Spooner seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (15/1/2015).
Minyak memimpin kenaikan minggu ini di tengah jatuhnya harga komoditas. Indeks komoditas Bloomberg menunjukkan, sektor pertanian dan produk logam menurun ke level terendah sejak November 2002 pada 13 Januari 2015, menambah kerugian 17% sepanjang tahun lalu.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari turun 40 sen menjadi USD48,08 per barel dan berada di USD48,21 pada pukul 12.57 siang waktu Sydney.
Kontrak naik USD2,59 atau 5,6% ke USD48,48, kemarin. Semua volume berjangka yang diperdagangkan lebih dari tiga kali rata-rata 100-hari.
Minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari turun 42 sen atau 0,9% ke USD48,27 per barel. Premi minyak Brent terhadap WTI diperdagangkan sebesar 6 sen.
Kontrak berjangka (futures) turun 0,8% di New York. Administrasi Informasi Energi melaporkan, produksi minyak AS meningkat menjadi 9,190 juta barel per hari (bph) pekan lalu, laju tercepat dari proyeksi mingguan sejak Januari 1983.
Goldman Sachs Group Inc memperkirakan, harga minyak mentah bisa jatuh di bawah perkiraan enam bulan sebesar USD39 per barel dan kenaikan harga minyak bisa tertahan oleh kecepatan pulihnya produksi minyak AS.
Minyak merosot hampir 50% sepanjang tahun lalu, terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008 karena AS mengalami produksi tercepat dalam lebih dari tiga dekade dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas produksi.
Hal tersebut diperburuk Kuwait yang diperkirakan akan mengalami surplus minyak sebanyak 1,8 juta bph. Kemarin, minyak mentah naik setelah indeks kekuatan relatif rebound setelah lebih dari dua pekan di bawah 30, dan investor biasanya melihatnya sebagai sinyal bahwa pasar sudah jenuh jual (oversold).
"Anda cenderung sampai pada tujuan dan pada tren seperti saat ini, Anda hanya melihat sedikit short covering dan profit taking, tapi pasoan masih menjadi tema umum," kata analis utama di CMC Markets di SydneyRic Spooner seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (15/1/2015).
Minyak memimpin kenaikan minggu ini di tengah jatuhnya harga komoditas. Indeks komoditas Bloomberg menunjukkan, sektor pertanian dan produk logam menurun ke level terendah sejak November 2002 pada 13 Januari 2015, menambah kerugian 17% sepanjang tahun lalu.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari turun 40 sen menjadi USD48,08 per barel dan berada di USD48,21 pada pukul 12.57 siang waktu Sydney.
Kontrak naik USD2,59 atau 5,6% ke USD48,48, kemarin. Semua volume berjangka yang diperdagangkan lebih dari tiga kali rata-rata 100-hari.
Minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari turun 42 sen atau 0,9% ke USD48,27 per barel. Premi minyak Brent terhadap WTI diperdagangkan sebesar 6 sen.
(rna)