Stabilitas Sistem Keuangan 2015 Tetap Terkendali
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan stabilitas sistem keuangan pada 2015 tetap terkendali, ditopang ketahanan perbankan yang terjaga dan kinerja pasar keuangan yang membaik tahun lalu.
"Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (15/1/2015).
Pada November 2014, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) masih tinggi, sebesar 19,6%, jauh di atas ketentuan minimum 8%, sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran 2,0%.
Titra menuturkan, Pertumbuhan kredit diperkirakan sebesar 11,9% (yoy) pada November 2014, lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,2%(yoy). Bank Indonesia menilai perlambatan kredit tersebut sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, pertumbuhan DPK pada November 2014 tercatat sebesar 13,8% (yoy) relatif tidak berubah dari tahun lalu. Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan membaik seiring dengan operasi keuangan pemerintah yang lebih ekspansif.
Ke depan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan DPK dan kredit diperkirakan akan meningkat masing-masing, sebesar 14-16% dan 15-17%.
"Sementara itu, kinerja pasar modal juga membaik, tercermin pada IHSG yang meningkat 22,3% dibandingkan tahun lalu. Begitu pun yield SBN yang menunjukkan penurunan," paparnya.
"Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (15/1/2015).
Pada November 2014, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) masih tinggi, sebesar 19,6%, jauh di atas ketentuan minimum 8%, sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran 2,0%.
Titra menuturkan, Pertumbuhan kredit diperkirakan sebesar 11,9% (yoy) pada November 2014, lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,2%(yoy). Bank Indonesia menilai perlambatan kredit tersebut sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, pertumbuhan DPK pada November 2014 tercatat sebesar 13,8% (yoy) relatif tidak berubah dari tahun lalu. Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan membaik seiring dengan operasi keuangan pemerintah yang lebih ekspansif.
Ke depan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan DPK dan kredit diperkirakan akan meningkat masing-masing, sebesar 14-16% dan 15-17%.
"Sementara itu, kinerja pasar modal juga membaik, tercermin pada IHSG yang meningkat 22,3% dibandingkan tahun lalu. Begitu pun yield SBN yang menunjukkan penurunan," paparnya.
(dmd)