Semen Turun, Ongkos Tukang di Yogya Ogah Turun
A
A
A
YOGYAKARTA - Penurunan harga bahan bangunan seperti semen sebanyak Rp3 ribu, tidak berpengaruh pada ongkos untuk tukang batu, kayu maupun laden atau pembantu tukang di Yogyakarta.
Bayaran bagi tukang batu dan kayu berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp75 ribu perhari di sekitar wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah ongkos itu naik antara Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan sendiri kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada pertengahan bulan November 2014 lalu.
"Dulu sebelum Bensin (Premium) naik Rp2.000, ongkos tukang berkisar Rp60 ribu hingga Rp65 ribu. BBM naik, semuanya ikut naik, bayaran tukang juga naik," kata Ruji, tukang batu warga Trukan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman pada Sindonews, Sabtu (17/1/2015).
Begitu juga dengan bayaran bagi laden atau pembantu tukang batu yang juga naik. Dia menyebut untuk ongkos laden saat ini berkisar antara Rp50 hingga Rp55 ribu perhari. Ruji menyebut kenaikan biaya hidup ini karena pemerintah yang terlanjur menaikan harga BBM pada pertengahan November 2014 lalu yang cukup tinggi.
"Sebenarnya kan pemerintah yang menyebabkan semua ini. Salah sedikit saja, akibatnya luar biasa. Ya mungkin seperti itu lah kira-kira, saya kan hanya tukang batu, engak tau urusan pemerintah," katanya sambil menghisab sebatang rokok kretek dimulutnya.
Dia juga menyebut pembelian material bangunan juga naik pasca kenaikan BBM lalu. Meski harga semen bakal diturunkan, namun tak sebanding dengan harga-harga bahan bangunan yang lain.
"Material bangunan kan tidak hanya Semen saja, misal besi, pasir, batako, blabak, dan lain-lainnya kan juga naik. Kalau ngomong harga sekarang ini semua serba mahal, masak ongkos tukan turun, tambah susah kalau begitu," jelasnya.
Senada disampaikan Kardiono, laden tukang batu warga Klurak, Prambanan, Sleman. Dia menyebut kenaikan harga dikarenan pemerintah terlanjur menaikan harga pada pertengahan November 2014 lalu.
"Gara-gara pemerintah naikan harga BBM tinggi, ya semua kena dampaknya. Sekarang diturunkan, tapi harga-harga sudah tinggi dan perlu waktu jika nanti turun," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah sudah menurunkan harga BBM dari Rp 8.500 menjadi Rp7.600 untuk jenis premium dan jenis Solar dari 7.500 menjadi Rp7.250 pada 1 Januari 2015 lalu.
Belum berjalan tiga pekan, Pemerintah kembali menurunkan harga premium dari 7.600 menjadi 6.600 dan jenis solar dari 7.250 menjadi 6.400 pada Senin, 19 Januari nanti.
"Ya semoga nanti lama-lama harga kebutuhan ikut turun," ujar Kardi, sapaan akrab Kardiono.
Bayaran bagi tukang batu dan kayu berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp75 ribu perhari di sekitar wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah ongkos itu naik antara Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan sendiri kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada pertengahan bulan November 2014 lalu.
"Dulu sebelum Bensin (Premium) naik Rp2.000, ongkos tukang berkisar Rp60 ribu hingga Rp65 ribu. BBM naik, semuanya ikut naik, bayaran tukang juga naik," kata Ruji, tukang batu warga Trukan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman pada Sindonews, Sabtu (17/1/2015).
Begitu juga dengan bayaran bagi laden atau pembantu tukang batu yang juga naik. Dia menyebut untuk ongkos laden saat ini berkisar antara Rp50 hingga Rp55 ribu perhari. Ruji menyebut kenaikan biaya hidup ini karena pemerintah yang terlanjur menaikan harga BBM pada pertengahan November 2014 lalu yang cukup tinggi.
"Sebenarnya kan pemerintah yang menyebabkan semua ini. Salah sedikit saja, akibatnya luar biasa. Ya mungkin seperti itu lah kira-kira, saya kan hanya tukang batu, engak tau urusan pemerintah," katanya sambil menghisab sebatang rokok kretek dimulutnya.
Dia juga menyebut pembelian material bangunan juga naik pasca kenaikan BBM lalu. Meski harga semen bakal diturunkan, namun tak sebanding dengan harga-harga bahan bangunan yang lain.
"Material bangunan kan tidak hanya Semen saja, misal besi, pasir, batako, blabak, dan lain-lainnya kan juga naik. Kalau ngomong harga sekarang ini semua serba mahal, masak ongkos tukan turun, tambah susah kalau begitu," jelasnya.
Senada disampaikan Kardiono, laden tukang batu warga Klurak, Prambanan, Sleman. Dia menyebut kenaikan harga dikarenan pemerintah terlanjur menaikan harga pada pertengahan November 2014 lalu.
"Gara-gara pemerintah naikan harga BBM tinggi, ya semua kena dampaknya. Sekarang diturunkan, tapi harga-harga sudah tinggi dan perlu waktu jika nanti turun," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah sudah menurunkan harga BBM dari Rp 8.500 menjadi Rp7.600 untuk jenis premium dan jenis Solar dari 7.500 menjadi Rp7.250 pada 1 Januari 2015 lalu.
Belum berjalan tiga pekan, Pemerintah kembali menurunkan harga premium dari 7.600 menjadi 6.600 dan jenis solar dari 7.250 menjadi 6.400 pada Senin, 19 Januari nanti.
"Ya semoga nanti lama-lama harga kebutuhan ikut turun," ujar Kardi, sapaan akrab Kardiono.
(dol)