Indonesia Timur Sesuaikan Penurunan Harga Semen
A
A
A
MAKASSAR - Kebijakan pemerintah menurunkan harga semen Rp3.000 per sak yang berlaku mulai hari ini disikapi PT Semen Indonesia (SMI) dengan memberlakukan penyesuaian harga.
Perusahaan semen yang masuk dalam grup SMI, yakni PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa, mengikuti keputusan pemerintah.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), manajemen Semen Tonasa, selaku distributor semen terbesar di Kawasan Indonesia Timur (KTI) telah melakukan penyesuaian harga dari sebelumnya ukuran 40 kg Rp43.000 per sak, turun menjadi Rp40.000 per sak. Begitu pula ukuran 50 kg dari harga Rp53.000 per sak menjadi Rp50.000 per sak
Direktur Utama PT Semen Tonasa, Unggul Attas mengatakan, penyesuaian harga sudah dilakukan sejak pekan lalu dan itu serentak di seluruh holding Semen Indonesia (SMI), makanya ketika ada lagi penetapan BBM turun harga yang berlaku tidak terpengaruh karena sudah dilakukan penyesuaian di awal.
“Turunnya harga semen tentunya diharapkan dapat meningkatkan permintaan di kisaran 7% sampai 8%, dari sebelumnya yang hanya di kisaran 3,5%," ujarnya, Minggu (18/1/2015).
Unggul menuturkan, ketika harga turun dipastikan pendapatan perusahaan akan terjun jika tidak diimbangi volume penjualan.
“Kami menjual semen 500 ribu ton per bulan dan diharapkan dengan turunnya harga, permintaan semen bisa meningkat sekitar 7% sampai 8%. Begitupun dengan target produksi dapat meningkat dikisaran 7 juta ton lebih,” terangnya.
Sementara itu, Ketua REI Sulsel Arief Mone mengaku, penurunan harga semen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga rumah, apalagi dalam bisnis perumahan semen memberikan kontribusi hanya dikisaran 1% hingga 2% saja.
“Meski harga semen turun, namun komponen lainnya seperti material dan tanah tidak turun. Jadi, kami tetap tidak dapat mengoreksi harga rumah denga signifikan. Kalaupun, sebelumnya telah ada harga yang dinaikkan dalam penjualannya dipastikan hanya diberikan potongan kecil dalam bentuk diskon atau cashback,” tuturnya.
Disisi lain, Ketua Asosiasi Pekerja Bangunan Sulsel Sumijo mengungkapkan, harga semen turun menjadi kabar baik bagi pekerja bangunan, karena jumlah proyek yang dikerjakan tentu bertambah sebab orang mulai giat membangun.
Perusahaan semen yang masuk dalam grup SMI, yakni PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa, mengikuti keputusan pemerintah.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), manajemen Semen Tonasa, selaku distributor semen terbesar di Kawasan Indonesia Timur (KTI) telah melakukan penyesuaian harga dari sebelumnya ukuran 40 kg Rp43.000 per sak, turun menjadi Rp40.000 per sak. Begitu pula ukuran 50 kg dari harga Rp53.000 per sak menjadi Rp50.000 per sak
Direktur Utama PT Semen Tonasa, Unggul Attas mengatakan, penyesuaian harga sudah dilakukan sejak pekan lalu dan itu serentak di seluruh holding Semen Indonesia (SMI), makanya ketika ada lagi penetapan BBM turun harga yang berlaku tidak terpengaruh karena sudah dilakukan penyesuaian di awal.
“Turunnya harga semen tentunya diharapkan dapat meningkatkan permintaan di kisaran 7% sampai 8%, dari sebelumnya yang hanya di kisaran 3,5%," ujarnya, Minggu (18/1/2015).
Unggul menuturkan, ketika harga turun dipastikan pendapatan perusahaan akan terjun jika tidak diimbangi volume penjualan.
“Kami menjual semen 500 ribu ton per bulan dan diharapkan dengan turunnya harga, permintaan semen bisa meningkat sekitar 7% sampai 8%. Begitupun dengan target produksi dapat meningkat dikisaran 7 juta ton lebih,” terangnya.
Sementara itu, Ketua REI Sulsel Arief Mone mengaku, penurunan harga semen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga rumah, apalagi dalam bisnis perumahan semen memberikan kontribusi hanya dikisaran 1% hingga 2% saja.
“Meski harga semen turun, namun komponen lainnya seperti material dan tanah tidak turun. Jadi, kami tetap tidak dapat mengoreksi harga rumah denga signifikan. Kalaupun, sebelumnya telah ada harga yang dinaikkan dalam penjualannya dipastikan hanya diberikan potongan kecil dalam bentuk diskon atau cashback,” tuturnya.
Disisi lain, Ketua Asosiasi Pekerja Bangunan Sulsel Sumijo mengungkapkan, harga semen turun menjadi kabar baik bagi pekerja bangunan, karena jumlah proyek yang dikerjakan tentu bertambah sebab orang mulai giat membangun.
(dmd)