Harga BBM Turun, Beras Malah Naik
A
A
A
BANGKALAN - Meski harga bahan bakar minyak (BBM) turun, namun tidak membuat harga beras ikut turun. Melainkan justru mengalami kenaikan di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Bila sebelumnya harga beras lokal dipatok Rp7.000 per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp8.500 per kg. Belum diketahui secara pasti penyebab naiknya harga beras, tapi disinyalir lantaran saat ini belum memasuki musim panen bagi para petani.
"Harga beras Madura (lokal) naik menjadi Rp8.500 per kg di pasar baru Burneh. Padahal, sebelumnya hanya Rp7.000 per kg," kata salah seorang warga Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Dewi Fatima, Senin (19/1/2015).
Menurut Dewi, naiknya harga beras berdasarkan pengakuan pedagang karena sekarang belum memasuki panen, melainkan baru menanam. Akibatnya, stok beras yang ada sedikit karena beras yang dijual merupakan sisa hasil panen sebelumnya.
"Ya meskipun harga BBM turun, namun harga beras justru naik. Seharusnya kalau BBM turun, harga beras juga turun sebab ketika harga BBM naik, harga sembako termasuk beras juga ikut naik," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangkalan Puguh Santoso menyatakan, untuk harga sejumlah komoditas memang ada yang tidak terlalu berpengaruh dengan kenaikan atau turunnya BBM.
"Seperti harga cabai itu tidak dipengaruhi BBM naik atau turun, tapi jika gagal panen pasti harganya mahal. Begitu juga halnya dengan beras, itu juga dipengaruhi dari hasil panen," terang Puguh.
Menurut Puguh, pihaknya mengimbau kepada pedagang supaya mmenurunkan harga sembako. Pasalnya, ketika BBM naik mereka menaikkan dagangannya dengan alasan biaya transportasi membengkak.
"Nah sekarang BBM turun, maka harus diturunkan harga sembako oleh pedagang. Nanti kami akan turun ke lapangan untuk memantau harga pasca BBM turun," tandasnya.
Bila sebelumnya harga beras lokal dipatok Rp7.000 per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp8.500 per kg. Belum diketahui secara pasti penyebab naiknya harga beras, tapi disinyalir lantaran saat ini belum memasuki musim panen bagi para petani.
"Harga beras Madura (lokal) naik menjadi Rp8.500 per kg di pasar baru Burneh. Padahal, sebelumnya hanya Rp7.000 per kg," kata salah seorang warga Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Dewi Fatima, Senin (19/1/2015).
Menurut Dewi, naiknya harga beras berdasarkan pengakuan pedagang karena sekarang belum memasuki panen, melainkan baru menanam. Akibatnya, stok beras yang ada sedikit karena beras yang dijual merupakan sisa hasil panen sebelumnya.
"Ya meskipun harga BBM turun, namun harga beras justru naik. Seharusnya kalau BBM turun, harga beras juga turun sebab ketika harga BBM naik, harga sembako termasuk beras juga ikut naik," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangkalan Puguh Santoso menyatakan, untuk harga sejumlah komoditas memang ada yang tidak terlalu berpengaruh dengan kenaikan atau turunnya BBM.
"Seperti harga cabai itu tidak dipengaruhi BBM naik atau turun, tapi jika gagal panen pasti harganya mahal. Begitu juga halnya dengan beras, itu juga dipengaruhi dari hasil panen," terang Puguh.
Menurut Puguh, pihaknya mengimbau kepada pedagang supaya mmenurunkan harga sembako. Pasalnya, ketika BBM naik mereka menaikkan dagangannya dengan alasan biaya transportasi membengkak.
"Nah sekarang BBM turun, maka harus diturunkan harga sembako oleh pedagang. Nanti kami akan turun ke lapangan untuk memantau harga pasca BBM turun," tandasnya.
(rna)