Kepri Masuk Proyek Pembangunan Listrik 35.000 MW
A
A
A
BATAM - Pemerintah dan PT PLN (persero) membangun sejumlah proyek pembangkit listrik di Kepulauan Riau (Kepri) dalam program 35.000 MW yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dengan alokasi sekitar 150 MW.
Sekretaris Dinas Pertambangan dan ESDM Pemprov Kepri, M Darwin mengatakan, proyek-proyek tersebut direncanakan dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun.
Pemerintah dan PLN juga menyiapkan pembangkit listrik untuk pulau-pulau kecil, pulau-pulau terdepan wilayah terpencil, dan wilayah perbatasan.
"Di Kepri ada beberapa tempat yang masuk dalam program menerangi pulau perbatasan," ujarnya, Senin (19/1/2015).
Adapun proyek tambahan pembangkit listrik yang tercantum dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN di Kepri, yakni Natuna, Anambas, Bintan, Tanjungbatu, Tanjungbalai Karimun dan Dabosingkep.
Proyek listrik berkapasitas sekitar 7 megawatt akan dibangun di dua pulau, yakni Natuna dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 2x300 kilowatt dan Anambas PLTD 6 MW.
Sementara empat tempat lain ditandai untuk pengadaan pembangkit melalui independent power producer (IPP). Secara rinci, yakni pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Natuna kapasitas 25 MW, PLTMG kapasitas 30 MW di Bintan, PLTMG 15 MW di Tanjungbatu, PLTG/PLTMG 40 MW di Tanjungbalai Karimun, dan PLTMG 15 MW di Dabosingkep.
Sementara Batam, kata Darwin tidak masuk dalam daftar proyek tersebut mengingat saat ini kelistrikan di kota itu relatif handal. "Listrik Batam sudah besar, kecuali pesisirnya," katanya.
Selain daftar proyek tersebut, pemerintah juga menyiapkan pengadaan pembangkit berkapasitas kecil untuk pulau-pulau kecil di Kepri yang tidak tercatat dalam RUPTL.
Darwin belum merinci pembangkit tersebut. Namun, pengadaan dipsatikan akan dilakukan bertahap meski tidak serentak dan sesuai dengan pencanangan presiden.
"Yang di daftar itu belum semua, masih ada lagi yang kecil-kecil. Kami masih menghimpun data," ujarnya.
Sekretaris Dinas Pertambangan dan ESDM Pemprov Kepri, M Darwin mengatakan, proyek-proyek tersebut direncanakan dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun.
Pemerintah dan PLN juga menyiapkan pembangkit listrik untuk pulau-pulau kecil, pulau-pulau terdepan wilayah terpencil, dan wilayah perbatasan.
"Di Kepri ada beberapa tempat yang masuk dalam program menerangi pulau perbatasan," ujarnya, Senin (19/1/2015).
Adapun proyek tambahan pembangkit listrik yang tercantum dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN di Kepri, yakni Natuna, Anambas, Bintan, Tanjungbatu, Tanjungbalai Karimun dan Dabosingkep.
Proyek listrik berkapasitas sekitar 7 megawatt akan dibangun di dua pulau, yakni Natuna dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 2x300 kilowatt dan Anambas PLTD 6 MW.
Sementara empat tempat lain ditandai untuk pengadaan pembangkit melalui independent power producer (IPP). Secara rinci, yakni pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Natuna kapasitas 25 MW, PLTMG kapasitas 30 MW di Bintan, PLTMG 15 MW di Tanjungbatu, PLTG/PLTMG 40 MW di Tanjungbalai Karimun, dan PLTMG 15 MW di Dabosingkep.
Sementara Batam, kata Darwin tidak masuk dalam daftar proyek tersebut mengingat saat ini kelistrikan di kota itu relatif handal. "Listrik Batam sudah besar, kecuali pesisirnya," katanya.
Selain daftar proyek tersebut, pemerintah juga menyiapkan pengadaan pembangkit berkapasitas kecil untuk pulau-pulau kecil di Kepri yang tidak tercatat dalam RUPTL.
Darwin belum merinci pembangkit tersebut. Namun, pengadaan dipsatikan akan dilakukan bertahap meski tidak serentak dan sesuai dengan pencanangan presiden.
"Yang di daftar itu belum semua, masih ada lagi yang kecil-kecil. Kami masih menghimpun data," ujarnya.
(dmd)