Banggar Pertanyakan Kebijakan Suku Bunga Acuan BI
A
A
A
JAKARTA - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mempertanyakan kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate.
Anggota Banggar, Evi Zainal Abidin mengatakan, kenaikan suku bunga acuan sejak akhir 2013 yang dilakukan BI kala itu harga minyak dunia mencapai USD115 per barel. Namun, sekarang sudah turun.
"Harusnya gini Pak, dengan harga minyak yang sekarang di bawah USD50 per barel, suku bunga juga turun. Pak Gubernur, harga minyak dunia sudah turun. Kapan BI Rate akan turun?" tanyanya kepada Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung DPR, Rabu (20/1/2015).
Menanggapi hal tersebut, usai rapat Agus menjelaskan, BI Rate yang kini sebesar 7,75% dipengaruhi oleh proyeksi inflasi ke depan.
"Secara umum, kalau BI Rate ada di 7,75% itu adalah dalam banyak hal untuk meyakinkan inflasi di Indonesia bisa terjangkar. Jadi, kita bisa mengatakan BI Rate saat ini adalah untuk menjaga agar inflasi kembali ke target 2015, yaitu 4 plus minus 1 %," terangnya.
Selain itu, lanjut Agus, kebijakan suku bunga saat ini dinilai mampu mendorong defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih baik.
"Kita yakin bahwa BI Rate ini untuk membawa transaksi berjalan kita ke besaran yang lebih sehat. Kita pahami 2013 itu current account deficit mencapai 3,3% PDB," tandasnya
Anggota Banggar, Evi Zainal Abidin mengatakan, kenaikan suku bunga acuan sejak akhir 2013 yang dilakukan BI kala itu harga minyak dunia mencapai USD115 per barel. Namun, sekarang sudah turun.
"Harusnya gini Pak, dengan harga minyak yang sekarang di bawah USD50 per barel, suku bunga juga turun. Pak Gubernur, harga minyak dunia sudah turun. Kapan BI Rate akan turun?" tanyanya kepada Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung DPR, Rabu (20/1/2015).
Menanggapi hal tersebut, usai rapat Agus menjelaskan, BI Rate yang kini sebesar 7,75% dipengaruhi oleh proyeksi inflasi ke depan.
"Secara umum, kalau BI Rate ada di 7,75% itu adalah dalam banyak hal untuk meyakinkan inflasi di Indonesia bisa terjangkar. Jadi, kita bisa mengatakan BI Rate saat ini adalah untuk menjaga agar inflasi kembali ke target 2015, yaitu 4 plus minus 1 %," terangnya.
Selain itu, lanjut Agus, kebijakan suku bunga saat ini dinilai mampu mendorong defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih baik.
"Kita yakin bahwa BI Rate ini untuk membawa transaksi berjalan kita ke besaran yang lebih sehat. Kita pahami 2013 itu current account deficit mencapai 3,3% PDB," tandasnya
(dmd)