Pelindo I Siap Terbitkan Obligasi Rp300 M
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) berencana menerbitkan surat utang (obligasi) sebesar Rp300 miliar pada semester II/2015.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, dana yang diperoleh perseroan melalui aksi korporasi tersebut akan digunakan sebagai modal pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera utara.
“Kami menargetkan bisa menerbitkan obligasi pada semester II/2015, rencananya sebagai kebutuhan modal yang harus disiapkan untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung,” kata Bambang di Jakarta, kemarin. Perseroan memang tengah berencana mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp17 triliun hingga tahun 2019.
Sedangkan pada tahap awal, Pelindo I pada tahun ini mengalokasikan dana sekitar USD400 juta atau Rp5 triliun (dengan kurs Rp12.500 per dolar AS). Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk fase pertama meliputi terminal pelabuhan multiguna seperti terminal peti kemas, teminal curah cair untuk melayani pengiriman hasil perkebunan berupa minyak sawit (crude palm oil/CPO).
“Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan selama 16–18 bulan, termasuk pembangunan dermaga sepanjang 400 meter, utilitas, peralatan, instalasi teknologi informasi,” paparnya. Menurut Bambang, alasan perseroan lebih memilih mencari pendanaan melalui obligasi dibandingkan opsi lainnya adalah jangka waktu pengembaliannya yang lebih lama.
Hal ini seiring dengan rencana kerja perseroan yang akan mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjungselamalimatahunkedepan. “Kenapa kita lebih memilih bond, karena kita bisa mendapatkan jangka waktu hingga 10 tahun, dan tidak perlu installment dengan bunga tinggi seperti halnya melakukan pinjaman bank,” jelas Bambang.
Pembangunan tahap II rencananya dilakukan pada tahun depan yang meliputi pengembangan lapangan penumpukan seluas 10 hektare, termasuk pembangunan kawasan industrial seluas 1.000 hektare. Adapun pembangunan tahap III adalah pembenahan untuk peningkatan transhipment seluruh kegiatan bongkar muat dari Kuala Tanjung ke berbagai pelabuhan di dunia. Sedangkan, pembangunan tahap IV untuk mewujudkan Kuala Tanjung sebagai city port.
Dengan selesainya seluruh tahapan tersebut, maka Pelabuhan Kuala Tanjung pada tahun 2019 akan memiliki terminal curah cair berkapasitas 3,5 juta ton per tahun, curah kering 1 juta ton per tahun, peti kemas 400.000 TEUs per tahun, dan dermaga baru sepanjang 400 meter. Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan melalui anak usaha yaitu PT Prima Multi Terminal, yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pelindo I, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Pembentukan perusahaan patungan sudah disepakati dengan komposisi saham mayoritas sebesar 55% dimiliki Pelindo I, PTPP sebesar 35% dan sisanya 15% dipegang Waskita Karya. Pada tahun 2015 Pelindo I menargetkan pendapatan sekitar Rp2,3 triliun, tumbuh sekitar 12% dari realisasi tahun 2014.
Sedangkan, laba bersih perusahaan yang mengelola lima pelabuhan tersebut pada 2015 diproyeksikan mencapai Rp605 miliar, tumbuh dari laba 2014 sebesar Rp550 miliar. Pelindo I saat ini mengelola sebanyak 19 pelabuhan yang berada Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Sementara, Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas Iman Rachman mengatakan, penerbitan saham perdana dan surat utang oleh badan usaha milik negara (BUMN) dan anak usahanya tahun ini akan lebih ramai di bandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Target kami, dari 20 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi atau penawaran umum berkelanjutan (PUB), sekitar tujuh PUB baru merupakan BUMN atau anak usahanya, hal ini seiring kondisi pasar yang cenderung membaik,” kata Imam.
Heru febrianto
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, dana yang diperoleh perseroan melalui aksi korporasi tersebut akan digunakan sebagai modal pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera utara.
“Kami menargetkan bisa menerbitkan obligasi pada semester II/2015, rencananya sebagai kebutuhan modal yang harus disiapkan untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung,” kata Bambang di Jakarta, kemarin. Perseroan memang tengah berencana mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp17 triliun hingga tahun 2019.
Sedangkan pada tahap awal, Pelindo I pada tahun ini mengalokasikan dana sekitar USD400 juta atau Rp5 triliun (dengan kurs Rp12.500 per dolar AS). Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk fase pertama meliputi terminal pelabuhan multiguna seperti terminal peti kemas, teminal curah cair untuk melayani pengiriman hasil perkebunan berupa minyak sawit (crude palm oil/CPO).
“Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan selama 16–18 bulan, termasuk pembangunan dermaga sepanjang 400 meter, utilitas, peralatan, instalasi teknologi informasi,” paparnya. Menurut Bambang, alasan perseroan lebih memilih mencari pendanaan melalui obligasi dibandingkan opsi lainnya adalah jangka waktu pengembaliannya yang lebih lama.
Hal ini seiring dengan rencana kerja perseroan yang akan mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjungselamalimatahunkedepan. “Kenapa kita lebih memilih bond, karena kita bisa mendapatkan jangka waktu hingga 10 tahun, dan tidak perlu installment dengan bunga tinggi seperti halnya melakukan pinjaman bank,” jelas Bambang.
Pembangunan tahap II rencananya dilakukan pada tahun depan yang meliputi pengembangan lapangan penumpukan seluas 10 hektare, termasuk pembangunan kawasan industrial seluas 1.000 hektare. Adapun pembangunan tahap III adalah pembenahan untuk peningkatan transhipment seluruh kegiatan bongkar muat dari Kuala Tanjung ke berbagai pelabuhan di dunia. Sedangkan, pembangunan tahap IV untuk mewujudkan Kuala Tanjung sebagai city port.
Dengan selesainya seluruh tahapan tersebut, maka Pelabuhan Kuala Tanjung pada tahun 2019 akan memiliki terminal curah cair berkapasitas 3,5 juta ton per tahun, curah kering 1 juta ton per tahun, peti kemas 400.000 TEUs per tahun, dan dermaga baru sepanjang 400 meter. Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan melalui anak usaha yaitu PT Prima Multi Terminal, yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pelindo I, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Pembentukan perusahaan patungan sudah disepakati dengan komposisi saham mayoritas sebesar 55% dimiliki Pelindo I, PTPP sebesar 35% dan sisanya 15% dipegang Waskita Karya. Pada tahun 2015 Pelindo I menargetkan pendapatan sekitar Rp2,3 triliun, tumbuh sekitar 12% dari realisasi tahun 2014.
Sedangkan, laba bersih perusahaan yang mengelola lima pelabuhan tersebut pada 2015 diproyeksikan mencapai Rp605 miliar, tumbuh dari laba 2014 sebesar Rp550 miliar. Pelindo I saat ini mengelola sebanyak 19 pelabuhan yang berada Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Sementara, Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas Iman Rachman mengatakan, penerbitan saham perdana dan surat utang oleh badan usaha milik negara (BUMN) dan anak usahanya tahun ini akan lebih ramai di bandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Target kami, dari 20 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi atau penawaran umum berkelanjutan (PUB), sekitar tujuh PUB baru merupakan BUMN atau anak usahanya, hal ini seiring kondisi pasar yang cenderung membaik,” kata Imam.
Heru febrianto
(ars)