Asumsi Harga Minyak dan Kurs di RAPBN-P 2015 Bisa Berubah

Jum'at, 23 Januari 2015 - 11:10 WIB
Asumsi Harga Minyak dan Kurs di RAPBN-P 2015 Bisa Berubah
Asumsi Harga Minyak dan Kurs di RAPBN-P 2015 Bisa Berubah
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan mengubah asumsi makro kurs rupiah dan harga minyak dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2015.

Sementara, asumsi pertumbuhan ekonomi 5,8% tetap dipertahankan. Dalam Sidang Kabinet paripurna akhir Desember lalu pemerintah mematok asumsi nilai tukar rupiah Rp12.200 per dolar AS dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD70 per barel. “Bocorannya nilai tukar akan lebih lemah dari Rp12.200. Kalau harga minyak, terserah menteri ESDM tapi di bawah USD70,” ujar Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro diJakartakemarin.

Sebelumnya Bambang mengatakan, arahkursdanhargaminyak harus realistis sesuai perkembangan karena fluktuasinya dipengaruhi variabel yang tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. Namun untuk pertumbuhan ekonomi, Pemerintah masih cukup optimistis mencapai target 5,8%. Pemerintah bisa mencapai pertumbuhan tersebut dengan kerja keras dan upaya ekstra.

“Menurut saya, lebih bagus kita punya ada ambisi sedikit supaya semua orang berupaya kerja, misalnya penyerapan anggaran lebih bagus, pemakaian anggaran lebih tepat,” kata dia. Chief Market Analyst Forex Time Jameel Ahmad dalam keterangan tertulis yang diterima KORAN SINDO mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satunegara yangdiprediksimendapatkan keuntungan dari turunnya harga minyak dunia.

Menurut dia, perekonomian Indonesia mendapatkan keuntungan dari turunnya biaya impor. Dalam Nota Keuangan RAPBNP 2015 pemerintah menyebut, kondisi ekonomi global masih belum menunjukkan perbaikan yang cukup berarti memberikan risiko terhadap perekonomian nasional. Meski kinerja ekonomi AS mengalami perbaikan, masih ada risiko kebijakan uang ketat yang akan dilakukan The Fed.

Di sisi lain, penerapan kebijakan likuiditas longgar di Eropa dan Jepang diperkirakan memberikan sumbangan positif terhadap pasar keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang pada akhirnya akan memengaruhi aktivitas investasi. Sementara di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi akan disumbangkan oleh bauran kebijakan ekspansif yang akan diterapkan pemerintah baru.

Realokasi dana subsidi BBM dan program penghematan belanja pemerintah yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan belanja produktif diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tahun ini kinerja konsumsi rumah tangga dalam RAPBNP 2015 diperkirakan mencapai 5,2%. Dampak inflasi dari penyesuaian harga BBM November tahun lalu diperkirakan sudah tidak terlalu berpengaruh pada konsumsi rumah tangga .

Tahun ini pemerintah memperkirakan, konsumsi pemerintah tumbuh 4,2% atau jauh lebih tinggi dibanding perkiraan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada 2014 yang hanya 2,4%. Sementara, pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tahun ini di-perkirakan tumbuh 8,1%, jauh lebih tinggi dibanding tahun 2014 yang hanya tumbuh 4,9%.

Pertumbuhan tersebut berasal dari berbagai upaya pemerintah yaitu realokasi belanja ke sektor infrastruktur dan pemangkasan jalur izin usaha serta investasi melalui pelayanan terpadu satu pintu di bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Ria martati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9594 seconds (0.1#10.140)