Suparni Pimpin Semen Indonesia

Sabtu, 24 Januari 2015 - 12:38 WIB
Suparni Pimpin Semen Indonesia
Suparni Pimpin Semen Indonesia
A A A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi menetapkan Suparni sebagai Direktur Utama, menggantikan Dwi Soetjipto yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero).

”Sehubungan dengan usulan, RUPS mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Dwi Soetjipto pada 28 November dan mengalihkan jabatan Suparni sebagai dirut melanjutkan sisa jabatan,” ujar Direktur Utama Suparni seusai RUPSLB Semen Indonesia di Jakarta, kemarin. Menurut dia, RUPS kali ini memang hanya mengagendakan pergantian pimpinan baru di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) infrastruktur tersebut.

Tidak ada perubahan berarti dalam susunan dewan komisaris maupun dewan direksi Semen Indonesia. Menurut penuturan Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto, pada jajarandewankomisarishanyaada perubahan satu nama yakni masuknya Sony Subrata. ”Pak Sony Subrata menggantikan Pak Farid Prawiranegara yang telah wafat,” kata Agung kemarin.

Di jajaran direksi juga ada satu wajah baru, yakni masuknya Rizkan Chandra. Sebelumnya Rizkan Chandra adalah Direktur Network and Solution PT Telkom Tbk. Suparni lahir pada 13 Desember, 1958. Sebelum menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama, insinyur listrik dari ITS Surabaya ini menjabat Direktur Produksi dan Litbang Semen Indonesia.

Pria yang bergabung dengan Semen Indonesia pada 1986 ini sebelumnya menjadi Kepala Kompartemen Produksi Pabrik Tuban pada 2007 dan Kepala Departemen Pengembangan Perusahaan pada 2006-2007. PT Semen Indonesia merupakan holding company dari PT Semen Padang, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Vietnam dengan kapasitas terpasang pada tahun 2014 sekitar 31,8 juta ton semen per tahun, serta penguasaan pasar domestik sekitar 43%.

Perseroan memiliki fasilitas pendukung yang memadai untuk mendukung distribusi semen. Di antaranya, 23 unit packing plant, gudang penyangga yang tersebar di seluruh wilayah pemasaran, serta 12 pelabuhan khusus, termasuk pelabuhan di Vietnam. Pada 2014 konsumsi semen dalam negeri meningkat 3,3% atau sekitar 59,9 juta ton.

Sementara, penjualan dalam negeri perseroan meningkat 2,8% atau 26,2 juta ton. Total volume penjualan perseroan, termasuk dari Thang Long Cement Vietnam, meningkat sekitar 3%, atau sekitar 28,5 juta ton. Saat ini Semen Indonesia sedang membangun pabrik baru di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung di Sumatera Barat, dengan kapasitas terpasang masing- masing sebesar 3 juta ton per tahun.

Menurut Agung, hingga Desember 2014 progres kedua proyek tersebut mencapai sekitar 17%. Diperkirakan, pembangunan kedua pabrik selesai pada akhir 2016. Terkait dengan pembangunan pabrik semen di Rembang, Agung menyatakan bahwa tidak ada penggusuran warga untuk keperluan pembangunan pabrik tersebut.

”Saya pastikan tidak ada penggusuran penduduk. Sebab, lokasi pabrik kami jauh dari permukiman penduduk. Kampung yang paling dekat dengan pabrik sekitar 6 kilometer,” tegas Agung. Di sisi lain, Direktur Utama Semen Indonesia Suparni menyatakan, penurunan harga semen yang baru-baru ini dicanangkan pemerintah tidak berpengaruh banyak dalam perolehan laba perseroan.

Pasalnya, laba Semen Indonesia lebih banyak dikontribusi oleh penjualan semen curah. Lalu menurutnya, penurunan harga semen didukung oleh banyaknya penurunan bahanbaku, sepertipenurunanharga bahan bakar minyak (BBM) hingga 15-20%, penurunan tarif tenaga listik (TTL) sebesar 15%, penurunan elpiji, dan lain-lain.

Dia mengatakan, perseroan akan melakukan efisiensi dari sisi operasional dan distribusi. Biaya distribusi Semen Indonesia memang cukup besar, yakni sekitar sebesar 17% dari total cost. ”Tidak sepenuhnya bahwa penurunan harga semen akan menggerus laba. Kalau kita bisa mengefisiensikan sektor tersebut, dan didukung dengan harga BBM yang turun, rasanya itu akan baik untuk pertumbuhan laba perseroan,” ujarnya.

Direktur Keuangan Semen Indonesia Ahyanizz aman mengatakan, perseroan akan lakukan efisiensi untuk berbagai biaya yang selama ini menjadi beban perusahaan. ”Di cost BBM sudah diturunkan sebesar 5% dari komposisi 50%,” katanya. Dia menargetkan, hingga akhir tahun pendapatan perseroan tumbuh 7-9% dengan memaksimalkan penjualan.

”Kita akan optimalkan pasar primer yang kontribusinya besar,” katanya. Lalu, Semen Indonesia juga akan menambah belanja modal (capital expenditure /capex) pada tahun ini menjadi Rp7 triliun dari target sebelumnya Rp5 triliun. Penambahan belanja modal tersebut dilakukan karena mengikuti kebutuhan investasi pada tahun ini yang juga naik.

Ahyanizzaman menegaskan, demi menghadapi tantangan ke depan dan menjaga pangsa pasar, Semen Indonesia akan mempertahankan capex cukup besar untuk lima tahun ke depan ”Pengeluaran untuk belanja modal itu kira-kira Rp5-7 triliun per tahun,” tambahnya.

Arsy ani s/Sudarsono
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3837 seconds (0.1#10.140)