Populasi Online China Meningkat Jadi Hampir 650 Juta

Selasa, 27 Januari 2015 - 10:56 WIB
Populasi Online China...
Populasi Online China Meningkat Jadi Hampir 650 Juta
A A A
BEIJING - Jumlah pengguna internet di China meningkat menjadi hampir 650 juta jiwa. Data yang dirilis pemerintah itu menunjukkan populasi online terbesar di dunia itu terus meningkat.

“Ada 648 juta jiwa pengguna internet di China pada akhir 2014,” ungkap data China Internet Network Information Center (CNNIC), dikutip kantor berita Xinhua. Data itu menunjukkan peningkatan 30 juta jiwa dari 2013. China mendefinisikan populasi online sebagai mereka yang menggunakan internet paling sedikit sekali dalam enam bulan terakhir.

China telah memiliki pengguna internet terbanyak dibandingkan negara mana pun di dunia. Negeri Panda itu juga menjadi pasar e-commerce yang besar dan internet digunakan warganya untuk menyoroti pemerintah, menciptakan kekhawatiran bagi Partai Komunis yang berkuasa. Pemerintah China memperketat kontrol atas internet dengan memblokir sejumlah website yang mengupas isu politik sensitif. Kontrol terhadap internet itu disebut “Great Firewall of China”.

Sementara Sony kemarin meminta izin pada regulator Jepang untuk menunda rilis pendapatan bulan depan setelah serangan cyber di unit film Hollywood yang mengganggu data di sistemnya. Perusahaan Jepang itu menyatakan, anak perusahaan Sony Pictures Entertainment (SPE) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tidak memiliki waktu untuk membuat pernyataan kondisi keuangan setelah serangan itu.

Sony awalnya akan memublikasikan pendapatannya pada kuartal ketiga pada 4 Februari, namun saat ini meminta perpanjangan batas waktu untuk merilis pengumuman pendapatan hingga akhir Maret. Sony menyatakan masih berencana mengeluarkan pernyataan pers dan menggelar konferensi pers pada jadwal semula.

“Dengan demikian, kami dapat menyediakan proyeksi terbaru tentang Sony pada para investor, pemegang saham, analis, media, dan pihak lainnya,” papar pernyataan Sony. Film The Interview dijadwalkan dirilis pada Hari Natal sebelum Sony menjadi target serangan cyber terbesar dalam sejarah perusahaan AS. Ancaman oleh para hacker memaksa Sony membatalkan peluncuran film tersebut.

Film itu pun hanya ditayangkan di bioskopbioskop tertentu dan dirilis di internet serta melalui provider televisi kabel. The Interview menghabiskan anggaran USD44 juta dan menghasilkan lebih dari USD40 juta melalui penjualan di internet dan format layar kecil lainnya.

“Serangan cyber itu mengakibatkan kerusakan serius sistem jaringan SPE, termasuk merusak hardware jaringan dan mengganggu data dalam jumlah besar,” papar Sony yang menutup seluruh jaringannya setelah serangan tersebut. Serangan itu memengaruhi sebagian besar aplikasi keuangan dan akuntansi serta aplikasi teknologi informasi yang penting lainnya. Fungsi sistem baru kembali normal pada awal Februari mendatang. Perusahaan itu berupaya memperbaiki sistem tersebut.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0646 seconds (0.1#10.140)