Mal di Daerah Semakin Menggeliat
A
A
A
Pembangunan kawasan ritel atau mal di luar wilayah Jabodetabek agaknya semakin diperhitungkan oleh para developer. Sejak tiga sampai lima tahun terakhir, mal menjadi tren yang menarik dan bahkan semakin ramai didirikan.
Menurut pengamat properti dari Savills PCI, Anton Sitorus, saat ini bukan hanya hunian yang menjadi kebutuhan para penduduk. Populasi penduduk yang semakin padat, kesejahteraan meningkat, ditambah gaya hidup yang kian tinggi serta adanya peralihan aktivitas belanja dari tradistional market ke modern market, menjadi alasan mengapa ritel atau mall sangat dibutuhkan di daerah, utamanya di kota-kota besar di Indonesia.
Apalagi, belakangan memang banyak developer yang juga memainkan investasi mereka di ranah properti ritel atau mall. Anton berpendapat, bukan tidak mungkin bila mal yang ada di daerah pertumbuhannya akan seperti yang ada di Jakarta. Misalnya, letak dua mal yang bersebelahan atau berseberangan.
“Di wilayah yang cukup padat penduduk, tingkat ekonominya cukup baik, peluangnya bagus hingga menumbuhkan kebutuhan yang sangat besar. Tentulah akan sangat berpotensi bila nanti semakin menggeliat dan mewabah,” kata Anton. Apalagi, lanjut Anton, pembangunan ritel atau mal biasanya memiliki pangsa pasar yang berbeda. “Dan, ini yang menjadikan mal terus bertumbuh,” imbuhnya.
Pertumbuhan itu antara lain diperlihatkan oleh pengembang PT Borneo Inti Graha dengan membangun Big Mall Samarinda, Kalimantan Timur. Mal ini berada di dalam area pengembangan Samarinda Global City yang memiliki luas 6,7 hektare di kawasan Untung Suropati, Sungai Kujang, Samarinda.
Dibangun dengan luasan yang mencapai 200.000 meter persegi, mal tersebut telah dipenuhi oleh 33 peritel. Dan, nanti juga akan dipenuhi oleh 19 peritel lain yang sedang dalam proses fitting out dan buka pada kuartal I 2015. Menurut General Manager Big Mall Samarinda Purhandoko, mal ini juga akan dipadati oleh peritel lain yang merupakan peritel lokal kelas UKM (usaha kecil menengah).
Serta, akan masuk pula beberapa peritel berskala besar dengan merek internasional populer lain dari bidang fashion, food and beverage, hingga gym. Big Mall memang bukan mal pertama yang ada di Samarinda, tetapi diyakini mal ini akan menjadi mal yang paling besar di Ibukota Kalimantan Timur tersebut.
Bukan hanya Samarinda, Pangkal Pinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, juga akan dimasuki mal. Provident Development Indonesia berencana membangun Papinka Mall di wilayah tersebut. Tiang pancangnya pun sudah mulai ditancapkan pada Jumat pekan lalu.
Mal yang merupakan pusat perbelanjaan modern pertama di Pangkal Pinang ini diharapkan oleh Chief Executive Officer Provident Development Indonesia Felix S Hasamin akan menjadi pusat belanja yang bertumbuh besar dan mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya mencapai 330.000 jiwa. Dengan begitu, mereka tidak perlu lagi menyeberang ke Palembang, Sumatera Selatan, untuk berbelanja kebutuhan pakaian, sepatu, hingga aksesori.
Papinka Mall yang merupakan pusat perbelanjaan kelas menengah seluas 80.000 meter persegi merupakan bagian dari pengembangan superblok yang dibangun di atas lahan seluas 25 hektare. Pembangunan mal yang mengalokasikan dana investasi senilai Rp300 miliar ini direncanakan bakal dipercepat dan dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
Rehdian Khartika
Menurut pengamat properti dari Savills PCI, Anton Sitorus, saat ini bukan hanya hunian yang menjadi kebutuhan para penduduk. Populasi penduduk yang semakin padat, kesejahteraan meningkat, ditambah gaya hidup yang kian tinggi serta adanya peralihan aktivitas belanja dari tradistional market ke modern market, menjadi alasan mengapa ritel atau mall sangat dibutuhkan di daerah, utamanya di kota-kota besar di Indonesia.
Apalagi, belakangan memang banyak developer yang juga memainkan investasi mereka di ranah properti ritel atau mall. Anton berpendapat, bukan tidak mungkin bila mal yang ada di daerah pertumbuhannya akan seperti yang ada di Jakarta. Misalnya, letak dua mal yang bersebelahan atau berseberangan.
“Di wilayah yang cukup padat penduduk, tingkat ekonominya cukup baik, peluangnya bagus hingga menumbuhkan kebutuhan yang sangat besar. Tentulah akan sangat berpotensi bila nanti semakin menggeliat dan mewabah,” kata Anton. Apalagi, lanjut Anton, pembangunan ritel atau mal biasanya memiliki pangsa pasar yang berbeda. “Dan, ini yang menjadikan mal terus bertumbuh,” imbuhnya.
Pertumbuhan itu antara lain diperlihatkan oleh pengembang PT Borneo Inti Graha dengan membangun Big Mall Samarinda, Kalimantan Timur. Mal ini berada di dalam area pengembangan Samarinda Global City yang memiliki luas 6,7 hektare di kawasan Untung Suropati, Sungai Kujang, Samarinda.
Dibangun dengan luasan yang mencapai 200.000 meter persegi, mal tersebut telah dipenuhi oleh 33 peritel. Dan, nanti juga akan dipenuhi oleh 19 peritel lain yang sedang dalam proses fitting out dan buka pada kuartal I 2015. Menurut General Manager Big Mall Samarinda Purhandoko, mal ini juga akan dipadati oleh peritel lain yang merupakan peritel lokal kelas UKM (usaha kecil menengah).
Serta, akan masuk pula beberapa peritel berskala besar dengan merek internasional populer lain dari bidang fashion, food and beverage, hingga gym. Big Mall memang bukan mal pertama yang ada di Samarinda, tetapi diyakini mal ini akan menjadi mal yang paling besar di Ibukota Kalimantan Timur tersebut.
Bukan hanya Samarinda, Pangkal Pinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, juga akan dimasuki mal. Provident Development Indonesia berencana membangun Papinka Mall di wilayah tersebut. Tiang pancangnya pun sudah mulai ditancapkan pada Jumat pekan lalu.
Mal yang merupakan pusat perbelanjaan modern pertama di Pangkal Pinang ini diharapkan oleh Chief Executive Officer Provident Development Indonesia Felix S Hasamin akan menjadi pusat belanja yang bertumbuh besar dan mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya mencapai 330.000 jiwa. Dengan begitu, mereka tidak perlu lagi menyeberang ke Palembang, Sumatera Selatan, untuk berbelanja kebutuhan pakaian, sepatu, hingga aksesori.
Papinka Mall yang merupakan pusat perbelanjaan kelas menengah seluas 80.000 meter persegi merupakan bagian dari pengembangan superblok yang dibangun di atas lahan seluas 25 hektare. Pembangunan mal yang mengalokasikan dana investasi senilai Rp300 miliar ini direncanakan bakal dipercepat dan dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
Rehdian Khartika
(ftr)