Jelang Pertemuan Fed, Harga Minyak Turun

Kamis, 29 Januari 2015 - 10:47 WIB
Jelang Pertemuan Fed, Harga Minyak Turun
Jelang Pertemuan Fed, Harga Minyak Turun
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah kembali turun di pasar Asia menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (the Fed). Para pelaku pasar juga menunggu dirilisnya laporan mengenai cadangan minyak mentah yang dimiliki Negara Adi Daya tersebut yang jumlahnya diperkirakan melonjak.

Kemarin harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan AS untuk pengiriman bulan Maret turun USD75 sen menjadi USD45,48 per barel. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman di bulan yang sama melemah USD60 sen menjadi USD49 per barel. United Overseas Bank (UOB) Singapura menyebutkan, pernyataan the Fed akan dicermati para investor yang mencari petunjuk mengenai kapan kira-kira bank sentral AS tersebut akan menaikkan tingkat bunganya tahun ini.

Kenaikan tingkat bunga AS akan menjadi yang pertama kalinya sejak tahun 2006. “Kami masih memperkirakan normalisasi tingkat bunga oleh the Fed akan terjadi pada kuartal kedua tahun ini,” ungkap UOB dalam pernyataannya yang dikutip AFP kemarin. The Fed telah mempertahankan tingkat bunga acuannya antara 0% hingga 0,25% sejak akhir 2008 untuk mendukung pemulihan ekonomi AS dari resesi pada 2008-2009.

Bulan Oktober tahun lalu the Fed telah mengakhiri program stimulusnya, quantitative easing , dan memberikan sinyal bahwa kenaikan tingkat bunga akan dilakukan tahun ini. Kebanyakan analis memperkirakan, kenaikan tingkat bunga itu akan direalisasikan di bulan Juni 2015. Penyesuaian tingkat bunga diperhatikan secara seksama oleh investor di sektor minyak. Sebab, kenaikan tingkat bunga itu selalu berujung pada menguatnya nilai tukar dolar AS.

Penguatan dolar akan menyebabkan minyak mentah yang transaksinya secara luas dihargai dalam mata uang itu menjadi semakin mahal bagi pembeli yang mata uang lokalnya lebih lemah, sehingga akan menurunkan permintaan. Sejumlah analis juga menyebutkan bahwa harga minyak kembali melemah akibat American Petroleum Institute memperkirakan cadangan minyak mentah AS meningkat hingga 12,7 juta barel.

Departemen Energi AS dijadwalkan merilis angka resmi cadangan milik negara itu pada hari Rabu (289/1) sore waktu setempat. Sementara di dalam negeri, pemerintah mengusulkan asumsi harga minyak Indonesia (Indonesia crude price /ICP) dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) Perubahan 2015 sebesar USD70 per barel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR kemarin mengatakan, usulan tersebut dinilai lebih sesuai kecenderungan pergerakan harga minyak dunia tahun ini. Besaran harga tersebut masih di bawah realisasi ICP pada 2014 yang mencapai USD100,48 per barel.

Sebelumnya Sekjen Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Abdulla al- Badri mengatakan, harga minyak saat ini mungkin telah mencapai dasarnya dan bisa kembali rebound dalam waktu dekat. Lebih lanjut al-Badri juga memperingatkan bahwa harga minyak di masa depan bisa meroket hingga USD200 per barel karena pelemahan harga saat ini telah menyebabkan kegiatan eksplorasi turun.

M faizal
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6768 seconds (0.1#10.140)