Apel Granny Smith dan Gala Tak Beredar di Blitar
A
A
A
BLITAR - Jauh sebelum tersebar isu adanya apel impor jenis Granny Smith dan Gala Royal mengandung bakteri listeria monocytogenes, warga Kota Blitar sudah menolak dua jenis apel tersebut.
Sebagian besar warga Blitar menilai rasa apel asal Amerika Serikat (AS) tersebut terlalu masam. Cita rasanya berbeda dengan apel merah Washington dan apel Fuji asal China yang cenderung lebih manis.
"Dua tahun silam memang pernah ada apel Granny dan Gala. Waktu itu kami juga sempat ambil 20 kg dari sales buah asal Surabaya. Tapi tidak laku karena terlalu masam," tutur Muhari, pemilik grosir buah di Jalan Anggrek, Kota Blitar, Kamis (29/1/2015).
Secara fisik, dua apel bermasalah tersebut diakui menarik. Permukaan kulitnya segar, ranum dipadu semburat warna kemerahan. "Namun dagingnya masam. Itu yang tidak disukai konsumen," terangnya.
Warga Blitar lebih menyukai apel Washington, apel Fuji dan apel lokal asal Kota Batu. Dalam sebulan grosir buah milik Muhari mampu menjual apel minimal lima kwintal.
Sebab, selain melayani pembeli pedagang eceran, Muhari juga menjadi pelanggan instansi pemerintahan dan kepolisian.
Karena itu, tanpa ada isu bakteri yang hasil analisisnya bisa mengakibatkan kejang otot dan diare. Muhari menilai, apel Granny dan Gala tidak akan laku di Blitar.
Bahkan, dia berani memastikan dua jenis apel tersebut tidak akan pernah dijumpai di seluruh kios pedagang buah Kota Blitar.
Di luar alasan masam dan harga yang lebih mahal, sales buah keliling tidak pernah membawa stok barang lagi.
"Harga dua apel bermasalah itu sekilonya Rp45 ribu. Sementara harga apel impor lainya dibawahnya. Sales Surabaya yang datang di Blitar itu sama juga dengan yang mengirim buah di daerah eks Kersidenan Kediri. Sebab saya juga kios buah di Kediri," papar dia.
Gilang, salah seorang warga Kelurahan Sentul Kota Blitar mengaku tidak pernah melihat dua apel tersebut beredar di Kota Blitar. Sebab selama ini apel Fuji dan lokal yang menjadi buah favorit warga.
"Setahu saya kalau ingin makan apel, belinya apel Batu. Kalau ingin yang lebih enak lagi, apel Fuji dari China," tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kota Blitar Jatmiko mengatakan, apel impor Granny dan Gala tidak beredar di Kota Blitar. Kendati demikian, bersama Disperindag pihaknya berencana melakukan sidak ke lapangan.
"Saat ini kita masih berkoordinasi. Meski tidak ada di pasar, sebagai antisipasi, kita secepatnya melakukan sidak dengan dinas terkait lainya," ujar dia.
Sebagian besar warga Blitar menilai rasa apel asal Amerika Serikat (AS) tersebut terlalu masam. Cita rasanya berbeda dengan apel merah Washington dan apel Fuji asal China yang cenderung lebih manis.
"Dua tahun silam memang pernah ada apel Granny dan Gala. Waktu itu kami juga sempat ambil 20 kg dari sales buah asal Surabaya. Tapi tidak laku karena terlalu masam," tutur Muhari, pemilik grosir buah di Jalan Anggrek, Kota Blitar, Kamis (29/1/2015).
Secara fisik, dua apel bermasalah tersebut diakui menarik. Permukaan kulitnya segar, ranum dipadu semburat warna kemerahan. "Namun dagingnya masam. Itu yang tidak disukai konsumen," terangnya.
Warga Blitar lebih menyukai apel Washington, apel Fuji dan apel lokal asal Kota Batu. Dalam sebulan grosir buah milik Muhari mampu menjual apel minimal lima kwintal.
Sebab, selain melayani pembeli pedagang eceran, Muhari juga menjadi pelanggan instansi pemerintahan dan kepolisian.
Karena itu, tanpa ada isu bakteri yang hasil analisisnya bisa mengakibatkan kejang otot dan diare. Muhari menilai, apel Granny dan Gala tidak akan laku di Blitar.
Bahkan, dia berani memastikan dua jenis apel tersebut tidak akan pernah dijumpai di seluruh kios pedagang buah Kota Blitar.
Di luar alasan masam dan harga yang lebih mahal, sales buah keliling tidak pernah membawa stok barang lagi.
"Harga dua apel bermasalah itu sekilonya Rp45 ribu. Sementara harga apel impor lainya dibawahnya. Sales Surabaya yang datang di Blitar itu sama juga dengan yang mengirim buah di daerah eks Kersidenan Kediri. Sebab saya juga kios buah di Kediri," papar dia.
Gilang, salah seorang warga Kelurahan Sentul Kota Blitar mengaku tidak pernah melihat dua apel tersebut beredar di Kota Blitar. Sebab selama ini apel Fuji dan lokal yang menjadi buah favorit warga.
"Setahu saya kalau ingin makan apel, belinya apel Batu. Kalau ingin yang lebih enak lagi, apel Fuji dari China," tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kota Blitar Jatmiko mengatakan, apel impor Granny dan Gala tidak beredar di Kota Blitar. Kendati demikian, bersama Disperindag pihaknya berencana melakukan sidak ke lapangan.
"Saat ini kita masih berkoordinasi. Meski tidak ada di pasar, sebagai antisipasi, kita secepatnya melakukan sidak dengan dinas terkait lainya," ujar dia.
(izz)