BNI Tawarkan Hedging terhadap PLN Rp2,5 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI mengungkapkan pihaknya telah menawarkan fasilitas lindung nilai (hedging) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar USD200 juta atau senilai Rp2,5 triliun (kurs Rp12.615/USD).
Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo mengungkapkan, kebutuhan PLN terhadap USD kian besar, sehingga berisiko missmatch nilai tukar sehingga pihaknya menawarkan fasilitas ini.
"Pertemuan tadi pagi (kemarin) dengan Pak Sofyan Basir (Dirut PLN) belum sampai membicarakan pada tingkat berapa hedging yang dilakukan. Ini kan baru ditawarkan," ujarnya di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Gatot menuturkan kebutuhan PT PLN terhadap valuta asing cukup tinggi karena pendapatan perusahaan listrik negara itu dalam bentuk rupiah. Sementara untuk membayar kontraktor, energi primer, dan pembangkit menggunakan valuta asing.
"Dengan hedging ini akan ada kepastian nilair tukar saat jatuh tempo kewajiban PT PLN kepada mitranya. Bagi BNI sendiri akan mendapatkan fee based income," tandasnya.
Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo mengungkapkan, kebutuhan PLN terhadap USD kian besar, sehingga berisiko missmatch nilai tukar sehingga pihaknya menawarkan fasilitas ini.
"Pertemuan tadi pagi (kemarin) dengan Pak Sofyan Basir (Dirut PLN) belum sampai membicarakan pada tingkat berapa hedging yang dilakukan. Ini kan baru ditawarkan," ujarnya di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Gatot menuturkan kebutuhan PT PLN terhadap valuta asing cukup tinggi karena pendapatan perusahaan listrik negara itu dalam bentuk rupiah. Sementara untuk membayar kontraktor, energi primer, dan pembangkit menggunakan valuta asing.
"Dengan hedging ini akan ada kepastian nilair tukar saat jatuh tempo kewajiban PT PLN kepada mitranya. Bagi BNI sendiri akan mendapatkan fee based income," tandasnya.
(dmd)