AXA Targetkan 20.000 Nasabah Individual

Rabu, 04 Februari 2015 - 12:46 WIB
AXA Targetkan 20.000...
AXA Targetkan 20.000 Nasabah Individual
A A A
JAKARTA - AXA Indonesia dan AXA Mandiri menargetkan dapat menjaring 100.000 pemegang polis kumpulan, dan 20.000 nasabah individual baru pada tahun ini.

Salah satu cara mencapai target tersebut melalui kerja sama dengan Sanofi Pasteur, divisi vaksin dari Sanofi Group Indonesia. Melalui kerja sama tersebut, pemilik produk asuransi kesehatan AXA Mandiri dan AXA bisa mendapatkan perlindungan vaksinasi atas penyakit demam tiroid (tifus) dan influenza secara cuma-cuma.

“Program ini bagian dari komitmen AXA Mandiri dan AXA sebagai ahli di bidang perawatan kesehatan di Indonesia untuk berfokus tidak hanya pada proses pemulihan kesehatan nasabah, namun juga upaya pencegahan penyakit,” kata Country CEO AXA Indonesia Randy Lianggara saat penandatanganan kemitraan itu di Jakarta kemarin.

Menurut Randy, pemegang polis asuransi saat ini semakin kritis, sehingga mereka tidak akan membeli produk-produk asuransi yang biasa dan banyak di pasaran. Mereka cenderung lebih membeli produk yang unik, yang memiliki kelebihan, dan sesuai kebutuhan. Di tengah kompetisi yang semakin ketat itu, kata Randy, AXA dan AXA Mandiri menawarkan keuntungan tambahan bagi nasabah yang ingin memperpanjang (renewal) polisnya.

Manfaat itu berupa pemberian voucher gratis untuk vaksinasi demam tifoid kepada nasabah yang memperpanjang polis Maestro Elite Care dan Mandiri Kesehatan Prima. Voucher itu bisa dibawa ke jaringan apotek K- 24 di seluruh wilayah di Indonesia agar nasabah bisa mendapat layanan vaksinasi. Menurut dia, pemilihan vaksin tifoid dan flu, karena dua penyakit tersebut dianggap cukup mengganggu aktivitas nasabah baik pemegang polis perorangan maupun pemegang polis kumpulan, khususnya karyawan perusahaan.

“Kalau mereka sakit tifus, minimal harus dirawat atau istirahat selama lima hari, sehingga mengganggu aktivitas dan produktivitas. Itu tentu jadi mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Pendapatan keluarga juga jadi terganggu, karena pasien tidak bisa beraktivitas atau bekerja,” lanjut Randy.

Pada kesempatan itu, Chief Marketing Officer AXA Indonesia Emmanuel Wehry mengungkapkan, penyakit demam tifoid atau yang dikenal sebagai tifus, berada di urutan kedelapan dari 10 pola penyebab kematian umum di Indonesia. Hal itu berdasarkan data profil kesehatan Indonesia versi Kementerian Kesehatan. Bahkan, pada 2011 lalu, Kementerian Kesehatan menyebut bahwa demam tifoid menempati urutan ketiga dari 10 pola penyakit terbanyak dengan pasien rawat inap sakit di Indonesia.

“Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tiap tahun penderita tifus di daerah perkotaan di Indonesia mencapai angka 700 hingga 800 kasus per 100.000 penduduk. Demam tifoid atau tifus terjadi apabila seseorang terinfeksi kuman Salmonella, yang umumnya melalui makanan atau minuman yang tercemar,” tutur Wehry.

Berdasarkan data, rata-rata biaya rawat inap untuk penyakit tifus di Indonesia mencapai Rp5 juta. Sedangkan untuk flu, tercatat ada 3,9 juta kasus influenza di Indonesia dengan lebih dari 199.000 di antaranya tergolong parah dengan rata-rata biaya yang harus dikeluarkan per tahun sekitar USD144.000. “Kesehatan sangat mahal, makanya lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata Wehry.

Direktur Utama Apotek K- 24 Dr Gideon Hartono mengatakan, untuk tahap awal pihaknya menyiapkan 58 klinik untuk melayani nasabah individu AXA dan AXA Mandiri. Dia menargetkan, hingga akhir 2015 ini sebanyak 150 klinik K- 24 bisa melayani nasabah AXA dan AXA Mandiri. “Ini terobosan yang sangat baik dari perusahaan asuransi. Baru pertama kali ini ada perusahaan asuransi yang membuat program pencegahan,” ujar Gideon.

Sementara, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Dr Sigit Priohutomi MPH menyambut baik kemitraan yang dilakukan AXA dan Sanofi Pasteur.

“Tifoid dan influenza memang dianggap biasa di Indonesia. Untuk bayi yang kena influenza, jika satu atau dua hari tidak diatasi, bisa menyebabkan pneumonia, gangguan otak yang bisa mengganggu kesehatannya hingga dewasa,” tuturnya.

Hatim varabi
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6616 seconds (0.1#10.140)