Keindahan Taman Imitasi
A
A
A
Kehadiran taman mungil di tengah kota bisa memberikan atmosfer kesejukan tersendiri. Namun, bagi Anda yang sibuk dengan rutinitas kerja seharihari, tak ada salahnya menghadirkan taman imitasi atau artifisial yang mampu memberikan sedikit kesegaran di rumah.
Meski tidak serindang taman asli yang berhiaskan tumbuhan alami, taman artifisial bisa membantu memberikan sugesti pikiran Anda menjadi lebih rileks. Saat ini sudah ada banyak jasa yang menawarkan pekerjaan mendesain taman imitasi untuk interior rumah. Di taman ini hampir semua elemen tiruan alias tidak asli, seperti dalam hal penggunaan tanaman, batu-batuan yang dibuat untuk dekorasi relief, sampai pada aksesori pelengkapnya.
Taman ini bisa menjadi satu solusi yang paling tepat untuk hunian di lahan terbatas. “Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat taman artifisial adalah rangkaian bunga yang dibuat mirip seperti aslinya. Hal ini dibuat untuk memberikan kemudahan dalam merawatnya. Apalagi di lahan yang cukup terbatas,” kata arsitek lanskap Herlin Wibowo. Selain karena lahan yang tidak memadai, faktor kesuburan tanah juga bisa menjadi alasan yang tepat untuk mengaplikasikan taman tiruan ini di rumah.
Saat Anda ingin merencanakan membuat taman nan asri, tentu faktor media tanam dan pencahayaannya harus diperhitungkan. Bila hal ini terabaikan, taman yang indah pun tidak bisa Anda nikmati. “Saat ini banyak tanaman tiruan yang sudah mirip seperti bentuk aslinya. Keistimewaan tanaman palsu adalah, kita selalu bisa menikmati kesegaran warna dan bentuknya. Dengan begitu, kita tidak perlu cemas tanaman akan layu ketika lupa menyiramnya,” kata Herlin. Bahan yang sering digunakan untuk membuat taman tiruan ini adalah bahan sintetis dan kain sehingga menjadikan tanaman tampak mirip dengan aslinya. Tidak hanya dari rangkaian bunga, Anda juga bisa menciptakan sebuah taman tiruan yang seluruh tumbuhannya berasal dari artificial plant .
Taman tiruan tidak harus selalu diisi dengan yang palsu. Anda pun boleh sedikit berkreasi dengan menggunakan tanaman asli untuk memberikan nuansa yang lebih hidup dan rindang. Ambil contoh, Anda bisa menambahkan tanaman rumput sebagai elemen penutup tanah atau tumbuhan rambat agar tampilannya tampak lebih hijau. “Tidak ada salahnya menggabungkan tanaman asli dengan yang tiruan, asalkan kedua tanaman tersebut dapat saling melengkapi satu sama lain. Bila tidak ingin menggunakan rumput asli karena perawatannya harus rutin, bisa diganti dengan penggunaan rumput imitasi,” kata Herlin. Tanaman pelapis tanah ini terkadang bisa menjadi focal point di dalam taman. Saat ini penggunaan rumput imitasi sudah banyak diterapkan karena lebih mudah perawatannya. Warna rumput imitasi memang terlihat sangat hijau dan segar, serta tidak mudah rusak saat terinjak.
Taman imitasi memang bisa memberikan sejuta keindahan dengan cara perawatan yang relatif sangat mudah. Anda hanya cukup mengelap atau bahkan mencuci tanamannya dengan sabun yang tidak terlalu keras, lalu dikeringkan secara alami. Dengan begitu, Anda sudah bisa merawat tanaman Anda sendiri. “Taman artifisial juga dapat diaplikasikan untuk vertical garden , yaitu taman di tembok sebagai solusi untuk lahan yang sempit,” ujar Herlin. Aplikasi taman tiruan memang lebih baik dimanfaatkan untuk mendekorasi interior rumah. Karena bila dimanfaatkan pada eksterior rumah, taman tidak akan bertahan lama akibat terkena paparan sinar matahari serta air hujan yang dapat mengubah warna tanaman.
“Taman artifisial memang bisa ditempatkan di halaman depan. Namun, apabila ditempatkan dalam kurun waktu panjang, itu akan merusak kesegaran dan keindahan tanamannya,” kata Herlin. Rata-rata umur tanaman artifisial berkisar antara enam sampai tujuh bulan. Biaya untuk membuat taman artifisial ini bisa dibilang cukup menguras kantong. “Biasanya biaya pembuatan taman artifisial tergantung dari si penyedia jas. Namun, minimal dana yang harus disiapkan sekitar Rp20 juta, tergantung ukuran taman serta banyaknya tanaman yang digunakan,” tutur Herlin.
Aprilia s andyna
Meski tidak serindang taman asli yang berhiaskan tumbuhan alami, taman artifisial bisa membantu memberikan sugesti pikiran Anda menjadi lebih rileks. Saat ini sudah ada banyak jasa yang menawarkan pekerjaan mendesain taman imitasi untuk interior rumah. Di taman ini hampir semua elemen tiruan alias tidak asli, seperti dalam hal penggunaan tanaman, batu-batuan yang dibuat untuk dekorasi relief, sampai pada aksesori pelengkapnya.
Taman ini bisa menjadi satu solusi yang paling tepat untuk hunian di lahan terbatas. “Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat taman artifisial adalah rangkaian bunga yang dibuat mirip seperti aslinya. Hal ini dibuat untuk memberikan kemudahan dalam merawatnya. Apalagi di lahan yang cukup terbatas,” kata arsitek lanskap Herlin Wibowo. Selain karena lahan yang tidak memadai, faktor kesuburan tanah juga bisa menjadi alasan yang tepat untuk mengaplikasikan taman tiruan ini di rumah.
Saat Anda ingin merencanakan membuat taman nan asri, tentu faktor media tanam dan pencahayaannya harus diperhitungkan. Bila hal ini terabaikan, taman yang indah pun tidak bisa Anda nikmati. “Saat ini banyak tanaman tiruan yang sudah mirip seperti bentuk aslinya. Keistimewaan tanaman palsu adalah, kita selalu bisa menikmati kesegaran warna dan bentuknya. Dengan begitu, kita tidak perlu cemas tanaman akan layu ketika lupa menyiramnya,” kata Herlin. Bahan yang sering digunakan untuk membuat taman tiruan ini adalah bahan sintetis dan kain sehingga menjadikan tanaman tampak mirip dengan aslinya. Tidak hanya dari rangkaian bunga, Anda juga bisa menciptakan sebuah taman tiruan yang seluruh tumbuhannya berasal dari artificial plant .
Taman tiruan tidak harus selalu diisi dengan yang palsu. Anda pun boleh sedikit berkreasi dengan menggunakan tanaman asli untuk memberikan nuansa yang lebih hidup dan rindang. Ambil contoh, Anda bisa menambahkan tanaman rumput sebagai elemen penutup tanah atau tumbuhan rambat agar tampilannya tampak lebih hijau. “Tidak ada salahnya menggabungkan tanaman asli dengan yang tiruan, asalkan kedua tanaman tersebut dapat saling melengkapi satu sama lain. Bila tidak ingin menggunakan rumput asli karena perawatannya harus rutin, bisa diganti dengan penggunaan rumput imitasi,” kata Herlin. Tanaman pelapis tanah ini terkadang bisa menjadi focal point di dalam taman. Saat ini penggunaan rumput imitasi sudah banyak diterapkan karena lebih mudah perawatannya. Warna rumput imitasi memang terlihat sangat hijau dan segar, serta tidak mudah rusak saat terinjak.
Taman imitasi memang bisa memberikan sejuta keindahan dengan cara perawatan yang relatif sangat mudah. Anda hanya cukup mengelap atau bahkan mencuci tanamannya dengan sabun yang tidak terlalu keras, lalu dikeringkan secara alami. Dengan begitu, Anda sudah bisa merawat tanaman Anda sendiri. “Taman artifisial juga dapat diaplikasikan untuk vertical garden , yaitu taman di tembok sebagai solusi untuk lahan yang sempit,” ujar Herlin. Aplikasi taman tiruan memang lebih baik dimanfaatkan untuk mendekorasi interior rumah. Karena bila dimanfaatkan pada eksterior rumah, taman tidak akan bertahan lama akibat terkena paparan sinar matahari serta air hujan yang dapat mengubah warna tanaman.
“Taman artifisial memang bisa ditempatkan di halaman depan. Namun, apabila ditempatkan dalam kurun waktu panjang, itu akan merusak kesegaran dan keindahan tanamannya,” kata Herlin. Rata-rata umur tanaman artifisial berkisar antara enam sampai tujuh bulan. Biaya untuk membuat taman artifisial ini bisa dibilang cukup menguras kantong. “Biasanya biaya pembuatan taman artifisial tergantung dari si penyedia jas. Namun, minimal dana yang harus disiapkan sekitar Rp20 juta, tergantung ukuran taman serta banyaknya tanaman yang digunakan,” tutur Herlin.
Aprilia s andyna
(ars)