BI Optimistis 2015 Ekonomi Membaik
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih tinggi dari pertumbuhan sepanjang 2014 yang hanya mencapai 5,02%. “Kalau kita lihat realisasi kemarin, tidak jauh berbeda dengan perkiraan dari BI di 5,1%.
Memang kalau dilihat dari lima tahun terakhir ini yang terendah, tapi kalau kita lihat dari faktor-faktornya ini salah satu hal yang kita dilihat dari kebijakan stabilisasi yang kita lakukan,” kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta kemarin. Perry mengatakan, pada kuartal IV/2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01% (yoy), meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,92% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan di kuartal IV tersebut masih sejalan dengan langkah pengelolaan stabilitas makroekonomi yang dilakukan oleh BI dan pemerintah selama ini, terutama untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan. Dia mengatakan, tahun lalu Indonesia memang sedang menghadapi tekanantekanan yang sangat besar dari luar negeri.
Karena itu, dengan langkah stabilisasi yang dilakukan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai hanya 5%. Lebih lanjut Perry menuturkan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun 2014 didorong oleh naiknya permintaan domestik, terutama investasi bangunan dan konsumsi pemerintah. Sementara konsumsi rumah tangga pun masih tetap kuat meskipun sedikit melambat, sejalan dengan kebijakan stabilisasi ekonomi. Di sisi eksternal, terdapat kontraksi cukup dalam kinerja ekspor sebesar 4,53% (yoy).
Hal ini diakibatkan oleh melemahnya permintaan negara ekonomi berkembang dan turunnya harga komoditas. Selain itu, kontraksi ekspor juga dipengaruhi oleh dampak perhitungan dasar (base effect ) dari tingginya ekspor pertambangan pada kuartal IV/2013 menjelang penerapan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba). Sementara, sejalan dengan perkembangan permintaan domestik yang meningkat, impor pada kuartal IV/2014 juga mengalami peningkatan.
Mengenai pertumbuhan ekonomi tahun ini, BI memperkirakan akan berada di sekitar 5,4-5,8% atau moderatnya sekitar 5,6%. Menurut dia, tahun ini ruang fiskal sangat besar sehingga daya dukung untuk mendorong pertumbuhan akan jauh lebih tinggi. Untuk itu, BI akan terus memonitor berbagai perkembangan, baik domestik maupun eksternal dan memastikan agar perekonomian nasional ke depan berjalan sehat dengan berkelanjutan.
“Lagi-lagi dari konsumsi pemerintah, investasi pemerintah, dan juga konsumsi swasta yang masih baik, ini akan mendorong confident untuk pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya. Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun lalu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya harga BBM dan harga minyak dunia yang mengalami penurunan. Harga komoditas pada tahun 2014 juga masih melemah.
Dengan pelemahan harga minyak dunia, maka aktivitas ekonomi juga ikut melemah. “Iya salah satu faktor ya BBM, harga minyak juga turun, kemudian uang beredar juga ikut turun. Jadi, ya melambat secara keseluruhan,” ujar David kepada KORAN SINDO . Tetapi menurut David, pertumbuhan ekonomi sekitar 5,02% itu masih sesuai dengan ekspektasi, di mana tahun 2014 berada pada kisaran 5%.
Dia pun meyakini pertumbuhan tahun ini akan membaik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu, sekitar 5,5%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga optimistis ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,7% pada 2015, meskipun terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi di 2014. “Saya mengerti, memang 2014 itu pelambatan. Maka dari itu, kita perlu mendorong 2015 dengan belanja infrastruktur,” kata Bambang baru-baru ini.
Bambang mengakui, pelambatan ekonomi 2014 merupakan alarm keras bagi pemerintah agar lebih serius mendongkrak faktor-faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi. Dia menuturkan, pemerintah masih mengandalkan aliran investasi, baik dari pemerintah, melalui optimalisasi belanja anggaran untuk pembangunan, dan mengoptimalkan peran swasta dalam pembiayaan pembangunan.
Bambang meyakini, iklim investasi akan terus membaik di 2015 dan mendorong investasi swasta menjadi kontributor pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan belanja anggaran. “Seperti halnya penyertaan modal negara (PMN), itu kan investasi pemerintah,” ujar dia. Pemerintah juga akan tetap mengupayakan konsumsi rumah tangga terus membaik dan dapat mendongkrak ekspansi daya beli masyarakat.
Kunthi fahmar sandy
Memang kalau dilihat dari lima tahun terakhir ini yang terendah, tapi kalau kita lihat dari faktor-faktornya ini salah satu hal yang kita dilihat dari kebijakan stabilisasi yang kita lakukan,” kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta kemarin. Perry mengatakan, pada kuartal IV/2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01% (yoy), meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,92% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan di kuartal IV tersebut masih sejalan dengan langkah pengelolaan stabilitas makroekonomi yang dilakukan oleh BI dan pemerintah selama ini, terutama untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan. Dia mengatakan, tahun lalu Indonesia memang sedang menghadapi tekanantekanan yang sangat besar dari luar negeri.
Karena itu, dengan langkah stabilisasi yang dilakukan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai hanya 5%. Lebih lanjut Perry menuturkan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun 2014 didorong oleh naiknya permintaan domestik, terutama investasi bangunan dan konsumsi pemerintah. Sementara konsumsi rumah tangga pun masih tetap kuat meskipun sedikit melambat, sejalan dengan kebijakan stabilisasi ekonomi. Di sisi eksternal, terdapat kontraksi cukup dalam kinerja ekspor sebesar 4,53% (yoy).
Hal ini diakibatkan oleh melemahnya permintaan negara ekonomi berkembang dan turunnya harga komoditas. Selain itu, kontraksi ekspor juga dipengaruhi oleh dampak perhitungan dasar (base effect ) dari tingginya ekspor pertambangan pada kuartal IV/2013 menjelang penerapan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba). Sementara, sejalan dengan perkembangan permintaan domestik yang meningkat, impor pada kuartal IV/2014 juga mengalami peningkatan.
Mengenai pertumbuhan ekonomi tahun ini, BI memperkirakan akan berada di sekitar 5,4-5,8% atau moderatnya sekitar 5,6%. Menurut dia, tahun ini ruang fiskal sangat besar sehingga daya dukung untuk mendorong pertumbuhan akan jauh lebih tinggi. Untuk itu, BI akan terus memonitor berbagai perkembangan, baik domestik maupun eksternal dan memastikan agar perekonomian nasional ke depan berjalan sehat dengan berkelanjutan.
“Lagi-lagi dari konsumsi pemerintah, investasi pemerintah, dan juga konsumsi swasta yang masih baik, ini akan mendorong confident untuk pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya. Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun lalu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya harga BBM dan harga minyak dunia yang mengalami penurunan. Harga komoditas pada tahun 2014 juga masih melemah.
Dengan pelemahan harga minyak dunia, maka aktivitas ekonomi juga ikut melemah. “Iya salah satu faktor ya BBM, harga minyak juga turun, kemudian uang beredar juga ikut turun. Jadi, ya melambat secara keseluruhan,” ujar David kepada KORAN SINDO . Tetapi menurut David, pertumbuhan ekonomi sekitar 5,02% itu masih sesuai dengan ekspektasi, di mana tahun 2014 berada pada kisaran 5%.
Dia pun meyakini pertumbuhan tahun ini akan membaik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu, sekitar 5,5%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga optimistis ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,7% pada 2015, meskipun terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi di 2014. “Saya mengerti, memang 2014 itu pelambatan. Maka dari itu, kita perlu mendorong 2015 dengan belanja infrastruktur,” kata Bambang baru-baru ini.
Bambang mengakui, pelambatan ekonomi 2014 merupakan alarm keras bagi pemerintah agar lebih serius mendongkrak faktor-faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi. Dia menuturkan, pemerintah masih mengandalkan aliran investasi, baik dari pemerintah, melalui optimalisasi belanja anggaran untuk pembangunan, dan mengoptimalkan peran swasta dalam pembiayaan pembangunan.
Bambang meyakini, iklim investasi akan terus membaik di 2015 dan mendorong investasi swasta menjadi kontributor pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan belanja anggaran. “Seperti halnya penyertaan modal negara (PMN), itu kan investasi pemerintah,” ujar dia. Pemerintah juga akan tetap mengupayakan konsumsi rumah tangga terus membaik dan dapat mendongkrak ekspansi daya beli masyarakat.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)