Bulog Diminta Tetap Berperan Stabilkan Harga Beras
A
A
A
JAKARTA -
OP yang ditujukan bagi masyarakat umum dan pedagang, maupun OPK untuk program raskin, tidak hanya menjamin ketersediaan beras, namun juga menstabilkan harga saat musim penghujan dan transisi seperti saat ini. Demikian disampaikan Nellys Soekidi, pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Itulah sebabnya, peran Bulog tersebut layak diapresiasi.
”Tanpa intervensi Bulog melalui OP, misalnya, sudah pasti harga beras tidak terkendali,” kata Nellys yang juga Ketua Persatuan PenggilinganPadidanPengusaha Beras Indonesia (Perpadi) dalam keterangan tertulisnya kemarin. Kalaupun saat ini terdapat sedikit kenaikan harga, menurut Nellys masih dalam kondisi wajar.
Kondisi tersebut setidaknya akan berlangsung hingga Maret 2015, ketika tiba musim panen raya. Saat ini harga beras grosir di PIBC untuk jenis IR3 berkisar antara Rp8.800- 8.900/kg. Sedangkan, IR2 antara Rp9.200-9.300/kg, IR1 antara Rp9.400-9.500/kg, dan IR Super di atas Rp9.600/kg. Nellys menambahkan, tidak ada patokan harga normal untuk komoditas beras.
Yang penting stabilitas harga tertap terkendali. Jika harga tidak stabil, bukan hanya masyarakat yang menjerit, pedagang dan petani pun bakal terimbas. Pedagang sendiri, lanjutnya, tidak senang jika harga tinggi. Selain menambah beban modal, juga menghadapi risiko kerugian yang tidak sedikit. Kerugian bisa terjadi, ketika tiba-tiba harga turun secara drastis.
”Namun, syukurlah selama ini Bulog selalu melakukan intervensi, sehingga dalam kondisi apa pun harga tetap stabil,” katanya. Namun Nellys berharap, Bulog berperan tidak hanya saat musim transisi seperti saat ini. Ketika musim panen raya, Bulog sepatutnya melakukan pengadaan, yakni membeli langsung kepada petani. Dengan demikian, petani tidak dirugikan karena harga jualnya tidak anjlok.
”Jadi, yang terpenting memang keseimbangan antara produsen, konsumen, dan pelaku usaha. Tanpa peran tersebut, harga bisa saja suatu saat melambung terlalu tinggi, namun pada saat yang lain juga anjlok terlalu rendah. Kondisi demikian sangat merugikan semua pihak,” katanya.
Selain OP, peran Bulog juga terlihat nyata dalam OPK. Melalui OPK, Bulog menyalurkan raskin kepada masyarakat miskin yang sangat membutuhkan. Terkait program tersebut, apresiasi datang dari para bupati/kepala daerah, termasuk Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Eka mengapresiasi program raskin sebagai suatu komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di Tabanan.
Untuk itulah, Bupati berharap, program raskin dapat dilanjutkan dan tetap menyentuh langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena melalui raskin, beban masyarakat miskin bisa berkurang, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok, yakni beras.
Oktiani Endarwati
OP yang ditujukan bagi masyarakat umum dan pedagang, maupun OPK untuk program raskin, tidak hanya menjamin ketersediaan beras, namun juga menstabilkan harga saat musim penghujan dan transisi seperti saat ini. Demikian disampaikan Nellys Soekidi, pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Itulah sebabnya, peran Bulog tersebut layak diapresiasi.
”Tanpa intervensi Bulog melalui OP, misalnya, sudah pasti harga beras tidak terkendali,” kata Nellys yang juga Ketua Persatuan PenggilinganPadidanPengusaha Beras Indonesia (Perpadi) dalam keterangan tertulisnya kemarin. Kalaupun saat ini terdapat sedikit kenaikan harga, menurut Nellys masih dalam kondisi wajar.
Kondisi tersebut setidaknya akan berlangsung hingga Maret 2015, ketika tiba musim panen raya. Saat ini harga beras grosir di PIBC untuk jenis IR3 berkisar antara Rp8.800- 8.900/kg. Sedangkan, IR2 antara Rp9.200-9.300/kg, IR1 antara Rp9.400-9.500/kg, dan IR Super di atas Rp9.600/kg. Nellys menambahkan, tidak ada patokan harga normal untuk komoditas beras.
Yang penting stabilitas harga tertap terkendali. Jika harga tidak stabil, bukan hanya masyarakat yang menjerit, pedagang dan petani pun bakal terimbas. Pedagang sendiri, lanjutnya, tidak senang jika harga tinggi. Selain menambah beban modal, juga menghadapi risiko kerugian yang tidak sedikit. Kerugian bisa terjadi, ketika tiba-tiba harga turun secara drastis.
”Namun, syukurlah selama ini Bulog selalu melakukan intervensi, sehingga dalam kondisi apa pun harga tetap stabil,” katanya. Namun Nellys berharap, Bulog berperan tidak hanya saat musim transisi seperti saat ini. Ketika musim panen raya, Bulog sepatutnya melakukan pengadaan, yakni membeli langsung kepada petani. Dengan demikian, petani tidak dirugikan karena harga jualnya tidak anjlok.
”Jadi, yang terpenting memang keseimbangan antara produsen, konsumen, dan pelaku usaha. Tanpa peran tersebut, harga bisa saja suatu saat melambung terlalu tinggi, namun pada saat yang lain juga anjlok terlalu rendah. Kondisi demikian sangat merugikan semua pihak,” katanya.
Selain OP, peran Bulog juga terlihat nyata dalam OPK. Melalui OPK, Bulog menyalurkan raskin kepada masyarakat miskin yang sangat membutuhkan. Terkait program tersebut, apresiasi datang dari para bupati/kepala daerah, termasuk Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Eka mengapresiasi program raskin sebagai suatu komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di Tabanan.
Untuk itulah, Bupati berharap, program raskin dapat dilanjutkan dan tetap menyentuh langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena melalui raskin, beban masyarakat miskin bisa berkurang, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok, yakni beras.
Oktiani Endarwati
(ftr)