Fed Rate Naik, Rupiah Diprediksi Tak Sampai Rp13.000
A
A
A
JAKARTA - KDB Daewoo Securities Indonesia memperkirakan, laju rupiah tidak akan anjlok ke level Rp13.000 per USD jika Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) menaikan suku bunganya (Fed rate).
Kepala Analis Daewoo Securities Taye Shim mengatakan, laju rupiah tahun ini waspada terhadap perkiraan kenaikan suku bunga The Fed yang dipercepat.
"Rupiah tahun ini masih waswas kenaikan Fed rate dan data ekonomi Amerika Serikat yang bagus. Orang bakal mikir ini (kenaikan suku bunga) akan keluar cepat," ujarnya di Hotel Park Lane, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Menurut dia, terciptanya 1 juta lapangan kerja di AS dinilainya dapat mendorong kenaikan suku bunga The Fed sebelum semester I tahun ini. Jika hal ini terjadi maka rupiah akan makin melemah, namun diperkirakan tidak akan menembus level Rp13.000/USD
"Stagnan sampai akhir tahun tapi naiknya Fed rate jika direalisasi lebih cepet dibanding sebelumnya efeknya bisa lebih lemah lagi. Tapi sesuai research tidak mungkin sampai Rp13.000 per USD," prediksi dia.
Menurut dia, sentimen dari luar negeri tersebut yang sangat memengaruhi laju rupiah hingga penghujung tahun. Sementara dari dalam negeri, dia menuturkan, tidak memberi efek terlalu besar.
"Kalau dari dalam negeri sentimen masih bagus, faktor eksternal saja," pungkasnya.
Kepala Analis Daewoo Securities Taye Shim mengatakan, laju rupiah tahun ini waspada terhadap perkiraan kenaikan suku bunga The Fed yang dipercepat.
"Rupiah tahun ini masih waswas kenaikan Fed rate dan data ekonomi Amerika Serikat yang bagus. Orang bakal mikir ini (kenaikan suku bunga) akan keluar cepat," ujarnya di Hotel Park Lane, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Menurut dia, terciptanya 1 juta lapangan kerja di AS dinilainya dapat mendorong kenaikan suku bunga The Fed sebelum semester I tahun ini. Jika hal ini terjadi maka rupiah akan makin melemah, namun diperkirakan tidak akan menembus level Rp13.000/USD
"Stagnan sampai akhir tahun tapi naiknya Fed rate jika direalisasi lebih cepet dibanding sebelumnya efeknya bisa lebih lemah lagi. Tapi sesuai research tidak mungkin sampai Rp13.000 per USD," prediksi dia.
Menurut dia, sentimen dari luar negeri tersebut yang sangat memengaruhi laju rupiah hingga penghujung tahun. Sementara dari dalam negeri, dia menuturkan, tidak memberi efek terlalu besar.
"Kalau dari dalam negeri sentimen masih bagus, faktor eksternal saja," pungkasnya.
(rna)