Sofyan: Rencana Merger Bank BUMN Masih Wacana
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, kebijakan merger bank BUMN belum terlalu mendesak mengingat kebijakan tersebut masih wacana.
"Belum tahu, kan itu (merger) masih wacana," kata Sofjan di kantor Kemenko Perkeonomian, Jakarta, Kamis(12/2/2015).
Namun, kata dia, idealnya dalam rangka menciptakan persaingan perbankan yang kian ketat di kawasan ASEAN, Indonesia membutuhkan bank dengan aset cukup besar dan cara paling tepat adalah melakukan merger bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
"Sehingga, ekonomi kita yang terbesar di ASEAN bisa memiliki bank cukup besar. Tapi sekali lagi rencana itu (merger) belum bisa tahun ini," kata dia.
Rencana merger yang dicanangkan ternyata mendapat sambutan kritis dari bank yang masuk dalam rencana tersebut.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Pekerja (SP) BNI Agus Setia Permana mengatakan, wacana merger tersebut kontraproduktif dengan kinerja baik perseroan saat ini. Bahkan dia khawatir pernyataan seperti ini dapat melemahkan semangat kerja karyawan perseroan.
"Kami sangat menyayangkan wacana seperti ini. Karyawan BNI itu 27 ribu orang, kalau karena berita ini mereka demotivasi, kan bisa merugikan semuanya," katanya akhir pekan kemarin.
"Belum tahu, kan itu (merger) masih wacana," kata Sofjan di kantor Kemenko Perkeonomian, Jakarta, Kamis(12/2/2015).
Namun, kata dia, idealnya dalam rangka menciptakan persaingan perbankan yang kian ketat di kawasan ASEAN, Indonesia membutuhkan bank dengan aset cukup besar dan cara paling tepat adalah melakukan merger bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
"Sehingga, ekonomi kita yang terbesar di ASEAN bisa memiliki bank cukup besar. Tapi sekali lagi rencana itu (merger) belum bisa tahun ini," kata dia.
Rencana merger yang dicanangkan ternyata mendapat sambutan kritis dari bank yang masuk dalam rencana tersebut.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Pekerja (SP) BNI Agus Setia Permana mengatakan, wacana merger tersebut kontraproduktif dengan kinerja baik perseroan saat ini. Bahkan dia khawatir pernyataan seperti ini dapat melemahkan semangat kerja karyawan perseroan.
"Kami sangat menyayangkan wacana seperti ini. Karyawan BNI itu 27 ribu orang, kalau karena berita ini mereka demotivasi, kan bisa merugikan semuanya," katanya akhir pekan kemarin.
(izz)