Menpar Yakin Ketegangan RI-Australia Tak Ganggu Pariwisata
A
A
A
BOGOR - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut, ketegangan yang terjadi antara pemerintah Indonesia dan Australia hanya masalah orang tua, yang tidak ada pengaruhnya terhadap pariwisata ke dua negara. Sebab, pariwisata basisnya perorangan.
Hal tersebut dikatakan Arief, menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop yang mengancam akan memboikot pariwisata Indonesia, jika pemerintah Indonesia jadi mengeksekusi mati dua warga negaranya yang terjerat kasus narkoba.
"Kalau pariwisata itu basisnya people to people, bukan government to government. Jadi diharapkan kalau ada orang tua berantem, anaknya masih mainan enggak? Masih main bersama dong. Nah diharapkan seperti itu," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/1/2015).
Menurutnya, hubungan sosial dan budaya antara rakyat Indonesia dengan Australia tidak ada hubungannya dengan kasus tersebut. Sehingga, diharapkan iklim pariwisata Indonesia dan Australia akan tetap berjalan baik.
Kendati demikian, mantan Direktur Utama (Dirut) PT Telkom (Persero) ini menegaskan dirinya bukan tidak khawatir dengan iklim pariwisata Indonesia pasca beredarnya pernyataan ancaman tersebut. Pada praktiknya, pariwisata Indonesia tidak terlalu berpengaruh dengan kasus tersebut.
"Bisa dilihat dari angkanya. Meskipun orang tuanya sedang tidak enak hati, statistically tidak turun," imbuh dia.
Saat ini, jumlah wisatawan mancanegara asal Negeri Kanguru tersebut telah menembus angka satu juta wisman. Bahkan tahun ini, target tersebut merangkak hingga 1,2 juta wisman.
"Sudah tembus satu juta. Kita harapkan tahun ini menjadi 1,2 juta. Kalau dari total 10% (jumlah wisatawan Australia), kita kan total 90,4 juta," pungkas Arief.
Hal tersebut dikatakan Arief, menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop yang mengancam akan memboikot pariwisata Indonesia, jika pemerintah Indonesia jadi mengeksekusi mati dua warga negaranya yang terjerat kasus narkoba.
"Kalau pariwisata itu basisnya people to people, bukan government to government. Jadi diharapkan kalau ada orang tua berantem, anaknya masih mainan enggak? Masih main bersama dong. Nah diharapkan seperti itu," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/1/2015).
Menurutnya, hubungan sosial dan budaya antara rakyat Indonesia dengan Australia tidak ada hubungannya dengan kasus tersebut. Sehingga, diharapkan iklim pariwisata Indonesia dan Australia akan tetap berjalan baik.
Kendati demikian, mantan Direktur Utama (Dirut) PT Telkom (Persero) ini menegaskan dirinya bukan tidak khawatir dengan iklim pariwisata Indonesia pasca beredarnya pernyataan ancaman tersebut. Pada praktiknya, pariwisata Indonesia tidak terlalu berpengaruh dengan kasus tersebut.
"Bisa dilihat dari angkanya. Meskipun orang tuanya sedang tidak enak hati, statistically tidak turun," imbuh dia.
Saat ini, jumlah wisatawan mancanegara asal Negeri Kanguru tersebut telah menembus angka satu juta wisman. Bahkan tahun ini, target tersebut merangkak hingga 1,2 juta wisman.
"Sudah tembus satu juta. Kita harapkan tahun ini menjadi 1,2 juta. Kalau dari total 10% (jumlah wisatawan Australia), kita kan total 90,4 juta," pungkas Arief.
(izz)