Pemerintah Didesak Prioritaskan Gas Domestik
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah didesak tetap memberikan prioritas kepada pasar domestik untuk gas alam cair (LNG) yang tidak terserap oleh konsumen yang sudah terkontrak.
Ketua Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, penyerapan gas domestik yang tidak sesuai dengan komitmen tentu saja menyebabkan selain kehilangan potensi penerimaan Negara juga potensi ekonomi yang dapat diciptakan apabila LNG itu dapat diserap.
“Kalau ternyata pasar domestik memang belum mampu menyerap, baru ekspor dapat dilakukan, tentu saja dengan syarat-syarat yang ketat,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Dia juga menyayangkan FSRU Lampung mengalami kerusakan hingga dua kali sehingga mengganggu penyerapan LNG.
“Ini tentu saja menyebabkan negara rugi dua kali. Penerimaan tidak dapat, dan di sisi lain dampak positif multiplier effect dari pasokan LNG apabila terserap dengan baik pun tidak terjadi,” katanya. Penyerapan gas dalam bentuk LNG untuk domestik masih belum optimal karena terhambat oleh ketersediaan infrastruktur dan belum maksimalnya penyerapan oleh fasilitas yang sudah dibangun.
Pemerintah seharusnya dapat mengoptimalkan penyerapan kelebihan kargo LNG untuk kebutuhan gas domestik. Kabag Humas SKK Migas Rudianto Rimbono mengatakan, alokasi LNG sebanyak 38 kargo tahun lalu hanya terserap sekitar 94,74%. Diamengakui, ada beberapa sebab alokasi tersebut tidak dapat diserap, seperti kurangnya infrastruktur dan tidak optimalnya penyerapan fasilitas penerima LNG di dalam negeri.
“Target penyerapan LNG oleh pasar domestik tahun lalu masih belum terpenuhi. Kalau melihat komitmen awal pembelian, FSRU Lampungyangseharusnya dapat menyerap lima kargo masih belum optimal karena baru terealisasi tiga kargo. Sasilitas lain, seperti Arun, masih dalam proses persiapan sedangkan Nusantara Regas sudah sesuai komitmen 100%,” kata Rudianto.
Tahun ini pemerintah dan SKK Migas mematok kenaikan jumlah kargo LNG yang dapat disalurkan ke domestik. Peningkatan tersebut setelah melihat adanya potensi peningkatan permintaan setelah Regasifikasi Arun selesai dan beroperasi dan potensi pengalihan pasokan untuk PGN yang tahun lalu belum terserap ditambahkan pada tahun ini.
Anton c
Ketua Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, penyerapan gas domestik yang tidak sesuai dengan komitmen tentu saja menyebabkan selain kehilangan potensi penerimaan Negara juga potensi ekonomi yang dapat diciptakan apabila LNG itu dapat diserap.
“Kalau ternyata pasar domestik memang belum mampu menyerap, baru ekspor dapat dilakukan, tentu saja dengan syarat-syarat yang ketat,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Dia juga menyayangkan FSRU Lampung mengalami kerusakan hingga dua kali sehingga mengganggu penyerapan LNG.
“Ini tentu saja menyebabkan negara rugi dua kali. Penerimaan tidak dapat, dan di sisi lain dampak positif multiplier effect dari pasokan LNG apabila terserap dengan baik pun tidak terjadi,” katanya. Penyerapan gas dalam bentuk LNG untuk domestik masih belum optimal karena terhambat oleh ketersediaan infrastruktur dan belum maksimalnya penyerapan oleh fasilitas yang sudah dibangun.
Pemerintah seharusnya dapat mengoptimalkan penyerapan kelebihan kargo LNG untuk kebutuhan gas domestik. Kabag Humas SKK Migas Rudianto Rimbono mengatakan, alokasi LNG sebanyak 38 kargo tahun lalu hanya terserap sekitar 94,74%. Diamengakui, ada beberapa sebab alokasi tersebut tidak dapat diserap, seperti kurangnya infrastruktur dan tidak optimalnya penyerapan fasilitas penerima LNG di dalam negeri.
“Target penyerapan LNG oleh pasar domestik tahun lalu masih belum terpenuhi. Kalau melihat komitmen awal pembelian, FSRU Lampungyangseharusnya dapat menyerap lima kargo masih belum optimal karena baru terealisasi tiga kargo. Sasilitas lain, seperti Arun, masih dalam proses persiapan sedangkan Nusantara Regas sudah sesuai komitmen 100%,” kata Rudianto.
Tahun ini pemerintah dan SKK Migas mematok kenaikan jumlah kargo LNG yang dapat disalurkan ke domestik. Peningkatan tersebut setelah melihat adanya potensi peningkatan permintaan setelah Regasifikasi Arun selesai dan beroperasi dan potensi pengalihan pasokan untuk PGN yang tahun lalu belum terserap ditambahkan pada tahun ini.
Anton c
(bhr)