Jepang Tak Luncurkan Stimulus Baru
A
A
A
TOKYO - Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) menahan meluncurkan stimulus baru meski data pertumbuhan yang lemah pekan ini meningkatkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi di Negeri Sakura itu.
“Jepang melihat tren pemulihan moderat,” ungkap para pembuat kebijakan BoJ setelah rapat dua hari, dikutip kantor berita AFP. Meski demikian, BoJ memangkas proyeksi inflasi. Keputusan BoJ mempertahankan stimulus masif yang telah dijalankan sudah diperkirakan analis. Analis juga menyatakan, data pertumbuhan ekonomi yang lemah mungkin mendorong BoJ menerapkan kebijakan dana murah yang baru tahun ini.
Awal pekan ini data resmi menunjukkan ekonomi Jepang mengalami resesi pada kuartal IV/2014, dengan pertumbuhan yang lebih lemah dari proyeksi 0,6% antara Oktober dan Desember atau 2,2% pada basis tahunan. Itu mengikuti penyusutan dua kuartal berturutturut yang terjadi saat kenaikan pajak penjualan mengurangi belanja konsumen.
Para ekonom juga memperkirakan pertumbuhan menguat 0,9% pada kuartal tersebut dan sepanjang satu tahu data awal menunjukkan pertumbuhan nol, dibandingkan dengan 1,6% pada 2013. Data revisi akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Pasar saat ini menunggu pernyataan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda setelah rapat rutin.
Bulan lalu bank memangkas outlook inflasi saat penurunan harga minyak mengganggu upaya mengatasi deflasi. Kendati demikian, para pembuat kebijakan tetap meningkatkan proyeksi pertumbuhan dan menyatakan ekonomi menguat kembali. Rabu (18/2) lalu pernyataan setelah rapat BoJ menjelaskan, inflasi, tidak termasuk dampak kenaikan pajak, mencapai sekitar 0,5%.
Syarifudin
“Jepang melihat tren pemulihan moderat,” ungkap para pembuat kebijakan BoJ setelah rapat dua hari, dikutip kantor berita AFP. Meski demikian, BoJ memangkas proyeksi inflasi. Keputusan BoJ mempertahankan stimulus masif yang telah dijalankan sudah diperkirakan analis. Analis juga menyatakan, data pertumbuhan ekonomi yang lemah mungkin mendorong BoJ menerapkan kebijakan dana murah yang baru tahun ini.
Awal pekan ini data resmi menunjukkan ekonomi Jepang mengalami resesi pada kuartal IV/2014, dengan pertumbuhan yang lebih lemah dari proyeksi 0,6% antara Oktober dan Desember atau 2,2% pada basis tahunan. Itu mengikuti penyusutan dua kuartal berturutturut yang terjadi saat kenaikan pajak penjualan mengurangi belanja konsumen.
Para ekonom juga memperkirakan pertumbuhan menguat 0,9% pada kuartal tersebut dan sepanjang satu tahu data awal menunjukkan pertumbuhan nol, dibandingkan dengan 1,6% pada 2013. Data revisi akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Pasar saat ini menunggu pernyataan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda setelah rapat rutin.
Bulan lalu bank memangkas outlook inflasi saat penurunan harga minyak mengganggu upaya mengatasi deflasi. Kendati demikian, para pembuat kebijakan tetap meningkatkan proyeksi pertumbuhan dan menyatakan ekonomi menguat kembali. Rabu (18/2) lalu pernyataan setelah rapat BoJ menjelaskan, inflasi, tidak termasuk dampak kenaikan pajak, mencapai sekitar 0,5%.
Syarifudin
(bbg)