Sindrom Kegagalan Tim Penjual
A
A
A
Pada umumnya seorang penjual yang sukses pernah melalui masa-masa sulit sebelumnya. Memang ada kepribadian dan sifat bawaan yang apabila dilihat sepintas mendukung untuk menjadi tenaga penjual.
Misalnya, senang bergaul dengan orang lain, senang berada di lapangan bukan di belakang meja, riang, gigih dan pantang menyerah. Ciri-ciri kepribadian seperti itu memang cocok untuk menjadi penjual. Pelatihan dan pengalaman akan membuat orang itu semakin mapan dan dapat dipastikan akan berhasil membawa dan mendongkrak penjualan.
Namun, kendati seseorang ahli dalam hal menjual produk, dia tetap perlu didukung Tim Penjual yang solid. Apalagi tenaga pemasar itu berhubungan langsung dengan pelanggan. Perusahaan yang mengandalkan penjualan via online tidak memerlukan kepribadian seperti disebutkan di atas, namun yang penting mengerti dan memodifikasi program-program yang customer-friendly.
Sekalipun seorang penjual khususnya pemula, memiliki kepribadian yang disebutkan di atas namun tidak serta merta ia akan berhasil, sukses menjual mencapai dan bahkan melampaui target yang ditetapkan perusahaan.
Ada penghalang dalam dirinya yang menghambat seorang calon penjual bahkan yang sudah menjadi penjual yang disebut “sindrom kegagalan penjual” pada diri yang bersangkutan yang dapat menghambat dan menggagalkan perannya sebagai seorang penjual.
Lalu, apa saja yang disebut “sindrom kegagalan penjual” tersebut? Menurut Claudia B Vegas, seorang trainer dan konsultan penjualan ada beberapa sindrom kegagalan penjual. Pertama, tenaga penjual tidak cocok menjadi penjual karena merasa tidak senang bergaul. Sebenarnya, hal itu tergantung kepada diri sendiri. Apakah benarbenar ingin mengubah nasib dengan sukses menjadi penjual atau tidak.
Banyak para penjual yang berhasil, pada mulanya juga merasa tidak cocok. Kedua, tidak cocok menjadi penjual karena biasanya seorang penjual harus orang yang berani menekan atau setengah memaksa. Padahal, intinya adalah bagaimana Anda berani meyakinkan calon pembeli. Ini adalah kuncinya.
Dengan memaksa orang lain membeli, maka penjualan akan meningkat. Ketiga, menjual adalah menodong pembeli dan itu yang tidak disukai. Kata menodong mungkin terlalu keras, karena pembeli tidak akan membiarkan dirinya ditodong. Bahwa pada saat berdialog membuat situasi pembeli tidak ada pilihan lain selain membeli adalah kepintaran penjual dalam mempengaruhi dan membujuk.
Perlu diingat bahwa perasaan yang timbul apabila itu bersifat menodong akan menyebabkan hubungan terganggu dan terputus. Sama dengan menggali lubang dan terkubur di dalamnya. Keempat, tidak bisa berbohong dan melebih-lebihkan, mempromosikan produk sama dengan melebih-lebihkan.
Anda bohong dengan apa yang dikatakan tidak mencerminkan dan menyatakan yang sebenarnya. Memberitahukan kelebihan produk kita dibandingkan dengan produk orang lain dalam berbagai hal bukanlah membohong. Kelima, saya tidak pandai berpura-pura agar orang percaya. Seorang penjual harus pandai berakting supaya orang bersimpati lalu kemudian memberi order, atau sebaliknya.
Aksi seperti itu menunjukkan ketidakpercayaan diri. Seharusnya bersikaplah penuh percaya diri dengan berbagai kelebihan yang ada pada diri sendiri dan perusahaan serta produk kita. Keenam , saya tidak tahu cara mana yang paling baik dalam menjual, sementara orangorang mudah sekali memperoleh order.
Ingat bahwa bukan hanya satu cara yang dapat dipakai oleh seorang penjual dalam menawarkan barang dan mempengaruhi pembeli. Ada resep yang ampuh: “rebut hatinya; maka engkau akan merebut kantongnya” artinya membangun hubungan baik dengan perhatian dan kehangatan yang tulus, binalah persahabatan atas dasar saling menghargai.
Pada hakikatnya penjual dan pembeli saling membutuhkan. Jika itu berhasil dibangun maka order akan mengalir, Ketujuh, jika usaha pada penjualan pertama gagal berarti tidak cocok sebagai penjual, itu menunjukkan bukan profesi yang cocok bagi Anda. Perlu dicamkan, setiap pekerjaan menghadapi tantangan, dengan kesabaran dan kegigihan dengan berlalunya waktu pasti akan berhasil.
Kemauan dan tekad yang keras dan belajar dari kegagalan, seseorang pada akhirnya meraih sukses. Kedelapan, karier sebagai penjual umumnya sulit berkembang, begitu-begitu saja. Mungkin ada benarnya akan tetapi itu hanya bagi penjual yang tidak berprestasi.
Dalam profesi apapun jika tidak menunjukkan kinerja yang baik dan performa yang tinggi pasti tidak akan maju. Seorang penjual yang berhasil terus menerus mencapai dan bahkan melampaui target, pintu karier ke atas akan terbuka lebar baginya, menanjak dalam karier, menjadi supervisor, sales manager, sales director bahkan sebagai CEO.
Itulah beberapa “sindrom kegagalan penjual” yang menghalangi seorang calon penjual bahkan yang sudah menjadi penjual. Yang tidak disadari bahwa sesungguhnya fungsi dan tanggung jawab menjual tidak hanya menjadi tugas bagian atau tim penjualan, melainkan tugas seluruh karyawan agar masyarakat dapat mengenal perusahaan dan produk-produk yang dijual.
DR Eliezer H Hardjo PhD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
Misalnya, senang bergaul dengan orang lain, senang berada di lapangan bukan di belakang meja, riang, gigih dan pantang menyerah. Ciri-ciri kepribadian seperti itu memang cocok untuk menjadi penjual. Pelatihan dan pengalaman akan membuat orang itu semakin mapan dan dapat dipastikan akan berhasil membawa dan mendongkrak penjualan.
Namun, kendati seseorang ahli dalam hal menjual produk, dia tetap perlu didukung Tim Penjual yang solid. Apalagi tenaga pemasar itu berhubungan langsung dengan pelanggan. Perusahaan yang mengandalkan penjualan via online tidak memerlukan kepribadian seperti disebutkan di atas, namun yang penting mengerti dan memodifikasi program-program yang customer-friendly.
Sekalipun seorang penjual khususnya pemula, memiliki kepribadian yang disebutkan di atas namun tidak serta merta ia akan berhasil, sukses menjual mencapai dan bahkan melampaui target yang ditetapkan perusahaan.
Ada penghalang dalam dirinya yang menghambat seorang calon penjual bahkan yang sudah menjadi penjual yang disebut “sindrom kegagalan penjual” pada diri yang bersangkutan yang dapat menghambat dan menggagalkan perannya sebagai seorang penjual.
Lalu, apa saja yang disebut “sindrom kegagalan penjual” tersebut? Menurut Claudia B Vegas, seorang trainer dan konsultan penjualan ada beberapa sindrom kegagalan penjual. Pertama, tenaga penjual tidak cocok menjadi penjual karena merasa tidak senang bergaul. Sebenarnya, hal itu tergantung kepada diri sendiri. Apakah benarbenar ingin mengubah nasib dengan sukses menjadi penjual atau tidak.
Banyak para penjual yang berhasil, pada mulanya juga merasa tidak cocok. Kedua, tidak cocok menjadi penjual karena biasanya seorang penjual harus orang yang berani menekan atau setengah memaksa. Padahal, intinya adalah bagaimana Anda berani meyakinkan calon pembeli. Ini adalah kuncinya.
Dengan memaksa orang lain membeli, maka penjualan akan meningkat. Ketiga, menjual adalah menodong pembeli dan itu yang tidak disukai. Kata menodong mungkin terlalu keras, karena pembeli tidak akan membiarkan dirinya ditodong. Bahwa pada saat berdialog membuat situasi pembeli tidak ada pilihan lain selain membeli adalah kepintaran penjual dalam mempengaruhi dan membujuk.
Perlu diingat bahwa perasaan yang timbul apabila itu bersifat menodong akan menyebabkan hubungan terganggu dan terputus. Sama dengan menggali lubang dan terkubur di dalamnya. Keempat, tidak bisa berbohong dan melebih-lebihkan, mempromosikan produk sama dengan melebih-lebihkan.
Anda bohong dengan apa yang dikatakan tidak mencerminkan dan menyatakan yang sebenarnya. Memberitahukan kelebihan produk kita dibandingkan dengan produk orang lain dalam berbagai hal bukanlah membohong. Kelima, saya tidak pandai berpura-pura agar orang percaya. Seorang penjual harus pandai berakting supaya orang bersimpati lalu kemudian memberi order, atau sebaliknya.
Aksi seperti itu menunjukkan ketidakpercayaan diri. Seharusnya bersikaplah penuh percaya diri dengan berbagai kelebihan yang ada pada diri sendiri dan perusahaan serta produk kita. Keenam , saya tidak tahu cara mana yang paling baik dalam menjual, sementara orangorang mudah sekali memperoleh order.
Ingat bahwa bukan hanya satu cara yang dapat dipakai oleh seorang penjual dalam menawarkan barang dan mempengaruhi pembeli. Ada resep yang ampuh: “rebut hatinya; maka engkau akan merebut kantongnya” artinya membangun hubungan baik dengan perhatian dan kehangatan yang tulus, binalah persahabatan atas dasar saling menghargai.
Pada hakikatnya penjual dan pembeli saling membutuhkan. Jika itu berhasil dibangun maka order akan mengalir, Ketujuh, jika usaha pada penjualan pertama gagal berarti tidak cocok sebagai penjual, itu menunjukkan bukan profesi yang cocok bagi Anda. Perlu dicamkan, setiap pekerjaan menghadapi tantangan, dengan kesabaran dan kegigihan dengan berlalunya waktu pasti akan berhasil.
Kemauan dan tekad yang keras dan belajar dari kegagalan, seseorang pada akhirnya meraih sukses. Kedelapan, karier sebagai penjual umumnya sulit berkembang, begitu-begitu saja. Mungkin ada benarnya akan tetapi itu hanya bagi penjual yang tidak berprestasi.
Dalam profesi apapun jika tidak menunjukkan kinerja yang baik dan performa yang tinggi pasti tidak akan maju. Seorang penjual yang berhasil terus menerus mencapai dan bahkan melampaui target, pintu karier ke atas akan terbuka lebar baginya, menanjak dalam karier, menjadi supervisor, sales manager, sales director bahkan sebagai CEO.
Itulah beberapa “sindrom kegagalan penjual” yang menghalangi seorang calon penjual bahkan yang sudah menjadi penjual. Yang tidak disadari bahwa sesungguhnya fungsi dan tanggung jawab menjual tidak hanya menjadi tugas bagian atau tim penjualan, melainkan tugas seluruh karyawan agar masyarakat dapat mengenal perusahaan dan produk-produk yang dijual.
DR Eliezer H Hardjo PhD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
(ftr)