Mendag Khawatir Industri Mainan Lokal Makin Terpinggirkan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel khawatir industri mainan anak buatan dalam negeri makin terpinggirkan karena membanjirnya produk impor.
"Sekarang industri mainan anak-anak juga mengganggu konsumen Indonesia. Produk lokal karena standarnya rendah, yang kedua karena industri mainan kita lebih banyak impor. Padahal industri mainan kita dulu pernah besar," ujar Rachmat di Kementerian Perdagangan Jakarta, Senin (23/2/2015)
Banjirnya mainan impor ke Indonesia, dia menjelaskan, perlahan-lahan mengurangi produksi mainan dalam negeri. Hal itu lantaran para pengusaha mainan berpikir lebih baik impor dari pada produksi sendiri lantaran membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi.
Selain produksi lama, izin mainan di Indonesia juga lama, ditambah biaya distribusi ke seluruh Indonesia yang juga lebih mahal dibandingkan impor.
"Maka, ini harus ada harmonisasi tarif dan harmonisasi regulasi antarkementerian. Jangan sampai biaya distribusi ke dalam negeri itu lebih mahal biayanya dibandingkan dengan impor ke luar negeri, sehingga para pengusaha di industri mainan lebih mementingkan impor dari pada produksi sendiri," pungkasnya.
"Sekarang industri mainan anak-anak juga mengganggu konsumen Indonesia. Produk lokal karena standarnya rendah, yang kedua karena industri mainan kita lebih banyak impor. Padahal industri mainan kita dulu pernah besar," ujar Rachmat di Kementerian Perdagangan Jakarta, Senin (23/2/2015)
Banjirnya mainan impor ke Indonesia, dia menjelaskan, perlahan-lahan mengurangi produksi mainan dalam negeri. Hal itu lantaran para pengusaha mainan berpikir lebih baik impor dari pada produksi sendiri lantaran membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi.
Selain produksi lama, izin mainan di Indonesia juga lama, ditambah biaya distribusi ke seluruh Indonesia yang juga lebih mahal dibandingkan impor.
"Maka, ini harus ada harmonisasi tarif dan harmonisasi regulasi antarkementerian. Jangan sampai biaya distribusi ke dalam negeri itu lebih mahal biayanya dibandingkan dengan impor ke luar negeri, sehingga para pengusaha di industri mainan lebih mementingkan impor dari pada produksi sendiri," pungkasnya.
(rna)